Bagian 5

3.9K 572 103
                                    

Soo yeon menatap Yunho, bahkan saat ini Yunho beranjak dari tidurnya dan duduk.

"Sejak kapan kau disana?" Tanya Yunho.

"Dari awal, aku mendengarnya. Mengapa Oppa merahasiakan semuanya? Oppa tahu akan ini dan Oppa bersembunyi. Kami sangat tersiksa dengan ini, tidakkah Oppa tahu?!" Tangan Yunho pun menghapus air mata yang mencelos dari mata Soo yeon, tangisan gadis itu pun semakin menjadi akan sikap Yunho.

"Kau sendiri sudah tahu, sudah mendengar. Kau lihat Oppa saat ini hn? Harapan untuk Oppa bertahan hidup sangat tipis. Jika Oppa kembali, dan pergi lagi sama halnya Oppa membuat kalian bersedih kembali." Soo yeon menggelengkan kepalanya.

"Itu hanya pikiran Oppa, jika Appa dan Umma tahu aku sangat yakin Oppa akan bertahan hidup. Kami sudah lama kehilangan Oppa, bagaimanapun kami tidak akan membiarkan Oppa pergi. Tidak akan." Yunho hanya menghelakan nafasnya.

"Jangan beritahu mereka, Oppa mohon."

"Tidak! Mengertilah Oppa. Oppa bebas meminta apapun, tetapi tidak dengan ini." Yunho hanya diam menatap Soo yeon.

"Baiklah. Tetapi jangan katakan ini kepada Jaejoong. Tentang siapa Oppa atau penyakit Oppa."

"Oppa! Dia berhak tahu siapa dirimu, dia sudah menghinamu di depan umum." Ujar Seohyun yang masih sangat kesal akan sikap Jaejoong. Soo yeon pun terdiam.

"Biar saja. Oppa tak ingin dia mengasihani Oppa."

"Oppa mencintainya?" Tanya Soo yeon membuat Eunhye dan Seohyun menatap Yunho. Yunho hanya tersenyum meledek akan dirinya. Mencintai Jaejoong? Ya, tapi apa mungkin Yunho mendapatkan cinta Jaejoong?

"Ya. Oppa mencintainya. Tetapi Oppa tidak memaksa Jaejoong mencintai Oppa."

"Aku akan membantu Oppa, aku akan katakan kepada Joongie."

"Kau ingin melihat Oppa dikasihani? Bukankah itu sangat menggelikan?" Soo yeon pun terdiam. Baiklah, ia pun tak ingin Jaejoong hanya merasa iba terhadap Yunho. Kali ini ia menuruti apa mau Yunho.

..

Jaejoong meletakan bunga lily putih diatas makam sang Ibu, ia pun tersenyum.

"Umma apa kabar disurga sana? Joongie sangat merindukan Umma. Appa masih saja terlalu sibuk dan tak pernah sedikit pun ada waktu bersama Joongie, Appa malah mengirim orang yang sama sekali tidak Joongie kenal Umma. Appa membayar orang itu hanya untuk menemani Joongie, apa Joongie salah jika marah? Jika Umma masih ada Joongie sangat yakin Umma menemani Joongie, membela Joongie. Joongie tidak salah bukan Umma? Mengapa Umma tidak mengajak Joongie? Joongie hanya ingin dengan Umma." Ujar Jaejoong. Ia benar-benar merasa kesepian saat ini.

"Appa, besok Appa akan ke Jepang? Tidak bisakah di undur? Besok Joongie ada acara pentas disekolah. Teman-teman Joongie membawa orangtua mereka."

"Joongie sayang. Besok Appa akan bertemu dengan klien penting. Mengerti ya. Appa janji ini yang terakhir, nanti Appa akan temani Joongie." Jaejoong hanya tersenyum malas.

"Kemarin Appa mengatakan hal yang sama bukan? Ini yang terakhir, dan nyatanya? Sudahlah. Joongie pun bisa sendiri." Jaejoong pun melangkahkan kakinya memasuki kamarnya, ia tak pedulikan panggilan dari sang Ayah.

Can I Love You?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang