Bab 6 : Kesepakatan

25 1 0
                                    

Aku terbangun saat merasa mencium wewangian aneh dan sangat mengganggu. Semenjak dulu, aku memang tak suka dengan bau wangi yang terlalu menyengat. Berlahan, aku pun membuka mata dan menemukan panglima menyebalkan itu duduk disisiku. Tunggu, bapak tua itu bukannya Raja? Kenapa dia juga berada disini?

"Kau sudah bangun?" Tanya panglima itu. Aku pun mengangguk tanpa mau menjawab, sungguh aku sangat kesal dengannya. Dialah penyebab diriku berada di kondisi serumit ini, kalau saja ia bukan manusia yang memiliki kemampuan misterius, sudah ku cakar wajahnya itu.

"Sudah ku bilang berhenti terus meruntuki." Katanya dengan kesal.

"Lalu aku harus bagaimana?" Bahkan aku sekarang berbicara seformal ini tanpa sadar. "Kamu pikir ini benar hah? Menjadikan aku sebagai Puteri padahal aku bukan seorang puteri! Apa lagi aku harus menikahi salah satu pangeran itu? Yang bener aja! Aku ingin pulang sekarang! Ini bukan duniaku! Aku berasal dari masa depan!" Aku akhirnya meledak dan aku tidak pernah semarah ini sebelumnya dan semua itu karena mereka.

"Kami tahu!" Jawab mereka bersamaan. Hah? Mereka tau? Yang benar saja!

"Bayan, biarkan Ayahanda yang berbicara dengannya." Pinta Raja itu dan Panglima itu pun mengangguk, tak mengatakan apapun lagi.

Apa yang akan raja ini katakan? Aku tak mengerti, kenapa mereka terlihat seolah memahami keadaanku yang terjebak di dalam dunia mereka ini.

"Seharusnya lubang itu terbuka setiap seratus tahun, tapi seratus tahun yang lalu lubang itu tak terbuka, meskipun kami melakukan ritual sampai meninggalkan dampak pada kekuatan ku yang terus berkurang. Akhirnya konflik dan segala permasalah kerajaan tidak dapat teratasi sampai detik ini. Mengenai cerita lubang cahaya itu, tidak ada yang tau kecuali para Raja. Namun, Bayan sengaja ku beritahu tentang hal ini. Kelak, ia akan menjadi Panglima besar dengan Pangeran Djelenga yang masih tumbuh menjadi dewasa. Untuk mewujudkan itu dan menghalangi pemberontakan dari ketiga kerajaan, aku harus mengorbankan beberapa hal berharga. Kau pun datang dengan memberikan harapan dan keyakinan yang lebih besar lagi." Ia menghela nafas dan aku masih menunggu kelanjutan dari dongengnya.

"Jika kau tau, Kerajaan Samudera adalah Kemaharajaan yang berada diatas awan. Sementara keempat kerajaan lainnya, berada di atas tanah yang terdiri dari kerajaan Bayan, kerajaan yang berhasil ku jadikan bagian dari keluarga besar kerajaan Samudera. Kemudian kerajaan Seleparang sebelah timur daratan, Kerajaan Langko berada ditengah daratan, Kerajaan Pejanggik disebelah selatan. Keempat kerajaan ini sudah ada selama ribuan tahun bersama kemaharajaan Samudera. Saat permasalahan antara kerajaan bermunculan, kami selalu bisa mengatasinya dengan kekuatan yang telah diberikan oleh penguasa langit tapi saat ini, aku tak memiliki banyak kekuatan untuk menghentikan pertikaian diantara para penguasa kerajaan. Aku menjadi lemah karena kegagalanku membuka lubang cahaya, seratus tahun yang lalu dan aku pun semakin tua." Lagi-lagi ia menghela nafas, aku baru sadar jika Raja ini memang cukup tua.

"Disaat Kerajaan Samudera menjadi sulit seperti ini, kami berusaha untuk memohon pada penguasa langit untuk memberikan kami bantuan dan datanglah dirimu. Ini sangat sesuai dengan beberapa cerita yang berkembang dikalangan raja terdahulu, bahwa seseorang akan datang dan menyelesaikan semuanya. Kali ini bahkan penguasa langit menunjukkannya sendiri kepadaku." Katanya yang tentu saja membuatku kesal. Apa ia pikir aku ini manusia super yang bisa melakukan hanyak hal? Aku jelas tak bisa melakukan apapun! Aneh, orang-orang ini.

"Raja, aku tidak bisa melakukan apapun! Karena aku hanya manusia biasa, justru kalian dengan anggapan kalian lah yang membuat keadaan semakin rumit. Aku datang kemari bukan untuk membantu, aku hanya ingin mencari keberadaan kakakku! Apa kalian tidak menemukannya? Tiga pria dan satu wanita?" Aku cukup muak mendengar cerita dongeng, karena aku tidak sedang ingin mendengarkannya. Aku hanya butuh kakak ku dan teman-temannya kembali bersama dan berhenti untuk melakukan hal konyol dengan masuk kedalam dimensi lain seperti ini. Bukankah realita itu lebih sulit dihadapi dari pada hanya dengan membayangkannya saja kan? Sungguh cerita fantasy itu seperti pembohongan besar, nyatanya semua hal tak semenarik yang dapat kita gambarkan dalam beberapa film fantasy.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 19, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Misteri Gempa LombokWhere stories live. Discover now