Legend

114 18 10
                                    

Sepulang dari istana, Yuya mendapat telfon dari Sekretaris Yabu Kota, Yaotome Hikaru, perihal penelitiannya. Seperti perjanjian mereka, Yuya harus memberikan laporan penelitiannya seminggu sekali tanpa ada hal yang ditutup-tutupi. Setelah mengumpulkan laporan yang telah ia susun, ia bergegas menemui Yabu Kota karena tidak enak membuat Menteri tersebut menunggu. Ia disambut oleh Hikaru yang telah menunggunya di depan pintu masuk.

"Silakan masuk~" Hikaru membukakan pintu untuknya. Yabu langsung berdiri dari kursinya saat melihat kedatangannya dan mempersilakannya duduk.

"Jadi bagaimana penelitiannya?" tanya Yabu serius. Yuya mengambil beberapa dokumen dari tasnya dan memberikannya ke Yabu. Yabu menerima dengan senang hati dan membaca hasil penelitiannya.

"Apakah ada yang kau sembunyikan?"

"Maksud Yabu-san?"

"Apa kau tau kenapa aku mengizinkanmu meneliti istana itu?" Yuya menggeleng.

"Percaya tidak percaya, aku penasaran tentang 'penghuni' istana itu. Dan seminggu lalu aku mendengar berita bahwa ada orang berkostum kerajaan berlalu lalang di pusat kota. Kabarnya, ia seperti orang yang tersasar, tidak tau harus kemana. Menurutmu, apa ada hubungannya dengan istana itu? Mungkin karena aku memberimu izin, sang 'penghuni' keluar dari istana itu untuk mencari tempat berteduh baru" Yuya menelan ludahnya. Sudah pasti yang dibicarakan oleh Yabu adalah Daiki. Tapi ia tidak mengetahui apa-apa soal pria berkostum itu.

"Takaki"

"I-iya, Yabu-san?"

"Kau tau sesuatu khan?"

"Aku tau tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Kau harus percaya yang kuceritakan ini"

~

Daiki menengok ke jam dinding. Sudah jam 9 malam. Tidak biasanya Yuya pulang selarut ini. Walaupun ia baru mengenal Yuya seminggu, tapi bila pergi bekerja, Yuya selalu pulang antara jam 5-6, tidak pernah lebih. Daiki jadi khawatir. Bagaimana bila sesuatu terjadi pada Yuya? Bagaimana kalau ternyata ada yang menculiknya? Namun kekhawatiran Daiki sepertinya sirna saat bel apartment berbunyi. Dengan cepat Daiki membuka pintu tersebut. Tapi hal yang tal terduga mengejutkannya.

"Selamat ulang tahun Daiki" Daiki tercengang. Di hadapannya sudah ada Yuya yang membawa sebuah kue berhiaskan beberapa lilin di atasnya. Daiki terpaku, ia bingung harus berkata apa. Rasanya ia ingin menangis bahagia akibat kejutan kecil Yuya.

"Ini memang sudah lewat seminggu, tapi tidak apa-apa untuk merayakannya sekarang, bukan?" ucap Yuya lagi. Awalnya Yuya ingin membeli lilin angka 1022, karena bila dihitung berdasarkan tahun sekarang dan tahun Daiki lahir, ia sudah hidup selama 1022 tahun. Tapi karena tidak ingin mengingatkan Daiki akan tidur lamanya, ia memutuskan untuk membeli lilin-lilin kecil saja.

"Te-terima kasih Yuya..." hanya kata itu yang dapat terucap dari mulut Daiki. Yuya mengecak-acak rambut Daiki sambil tersenyum manis lalu mengecup keningnya. Meskipun kaget akan perlakuan manis Yuya padanya, Daiki tidak menolak. Ia memejamkan matanya dan menikmati sentuhan bibir Yuya di dahinya seraya memeluk Yuya. Walaupun simpel, itu merupakan salah satu ulang tahun terindah bagi Daiki.

~

"Kei!" Kota mendobrak ruang kerja yang seperti perpustakaan itu dengan kasar. Sang pemilik ruang kerja yang sedang membaca pun menatapnya dengan tatapan bingung.

"Ada apa Kota?" tanya Inoo Kei, Menteri Pembangunan, seraya meletakkan buku dan kacamata yang ia pakai di meja untuk menghampiri sepupunya.

"Ternyata legenda itu benar..." ucap Kota dengan was-was. Kei mengernyitkan dahinya.

Sleeping Cutie (Pangeran Tidur)Where stories live. Discover now