Awaken

231 19 3
                                    

Arioka Daiki membuka matanya perlahan. Gelap. Itulah yang pertama kali terbesit di benaknya saat nyawanya sudah terkumpul. Ia mencoba mengangkat badannya untuk duduk. Debu yang menyelimuti sekitarnya berhasil membuatnya terbatuk-batuk. Ia melihat sekeliling, benar-benar gelap. Bahkan cahaya matahari samar-samar menembus jendela yang berlapiskan debu. Ia menggerakkan badannya lagi, menginjakkan kaki ke lantai yang sudah menghitam. Ia merentangkan tangannya dan meluruskan badannya, kemudian melihat sekeliling. Jaring laba-laba menghiasi dinding, debu tebal menutupi barang-barang di sekitarnya, tempat itu pun sudah berbau tidak sedap.

Daiki melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Perasaannya tidak enak berada di kamar sekotor dan segelap itu. Tapi yang menyambutnya saat ia keluar dari ruangan tersebut tidak berbeda dari pemandangan yang ia lihat sebelumnya. Jaring laba-laba, debu tebal, bahkan ada beberapa hewan yang telah membuat sarangnya sendiri. Daiki mulai takut. Ia berlari ke tempat dimana ia yakin orang yang ia sayangi berada di sana. Namun saat membuka pintu ruangan itu, hanya ruangan gelap dan kosong yang ia dapati.

"Mama... Papa... kalian dimana?"

~

"Apa kau tidak bosan memandangi istana itu?"

Suara lembut seorang pria tampan di sebelahnya membangunkan Takaki Yuya dari lamunannya. Ini bukan pertama kalinya hal itu terjadi. Sejak kecil saat ia bosan, ia selalu bersantai di bukit ini sambil memandangi istana yang sudah tidak terpakai di ujung sana. Sejak negara mereka berubah sistem pemerintahan dari sistem kerajaan menjadi republik sekitar ratusan tahun lalu, istana itu tidak digunakan lagi dan pemerintah pun tidak mau mengurusnya walaupun itu bias menjadi objek wisata yang bagus. Padahal barang-barang di sana pun merupakan barang-barang antik yang cukup mahal. Tetapi kenapa tidak ada yang mau merawatnya.

Layaknya kisah dongeng. Konon katanya, masih ada satu orang yang tersisa di sana saat semua penghuni kerajaan pindah. Banyak yang bilang ia tertidur karena kutukan, ada pula yang tidak percaya akan kisah itu. Tapi karena hal itu juga, pemerintah tidak berani menyentuh istana itu. Takut terkena kutukan katanya. Tapi bagi seorang Takaki Yuya, hal itulah yang membuatnya menjadi peneliti sejarah. Sekarang ia sedang menunggu surat izin untuk meneliti istana tersebut. Sejujurnya, ia percaya masih ada orang yang tinggal di sana. Bila tidak, untuk apa istana itu dipertahankan? Pasti sejak awal sudah diruntuhkan bila para penghuninya telah pindah.

"Ia mempunyai daya tarik sendiri"

"Ehm?"

"Istana itu. Walaupun gelap, ia selalu bias menarik perhatianku"

Pria yang disampingnya, Yamada Ryosuke, mengangguk lalu kembali menyibukkan diri dengan smart phone kesayangannya. Hadiah yang ia beli untuk dirinya sendiri saat mendapat gaji pertamanya. Sementara itu, Yuya masih memandangi istana itu. Ada satu jendela yang sejak dulu tirainya tidak ditutup. Mereka bilang di situlah sang penghuni tertidur. Tapi apakah benar? Bila sudah mendapat surat izin, ia akan segera meneliti istana itu dan masuk ke ruangan tersebut untuk meredakan rasa keingintahuannya.

~

Dingin. Itulah yang Daiki rasakan sekarang. Hanya ada dirinya seorang diri di istana itu. Istana yang dulu megah dan penuh kehangatan menjadi istana yang gelap dan tak berpenghuni. Rasanya baru kemarin ia tertidur di kasur empuknya, tetapi kenapa saat ia bangun sudah seperti kasur yang telah berumur berabad-abad? Furnitur-furnitur di sana tidak ada yang berubah, baik tempat maupun bentuknya. Namun debu yang tebalnya bersenti-senti menutupi keindahan furnitur-furnitur tersebut.

Sekarang ia telah sampai di tempat dimana ia merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Sebuah hall mewah yang saat itu dipenuhi dengan para tamu dan hadiah. Tidak lupa makanan-makanan lezat dan kue yang bertingkat-tingkat disediakan khusus untuknya. Sebuah saklar yang telah berjaring laba-laba menyita perhatian Daiki. Istana ini gelap tapi apakah masih ada listrik? Walaupun agak jijik dengan jari laba-laba di sana, Daiki membulatkan tekadnya untuk menekan saklar tersebut. Dan benar saja, semua lampu di ruangan itu hidup. Hall yang tadinya gelap menjadi sangat terang. Daiki menghela nafas lega. Akhirnya ada sedikit penerangan di istananya yang besar itu. Namun kelegaannya tidak berlangsung begitu lama ketika ia mendengar suara perutnya yang meminta diisi. Tidak mungkin ada makanan yang layak konsumsi disini bukan? Meskipun tak ada harapan, Daiki tetap menjelajahi istananya untuk mencari makanan. Mungkin di kebun istana masih ada buah yang bisa ia konsumsi.

Sleeping Cutie (Pangeran Tidur)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα