Jilid 1 Bagian 10 - Pengakuan

Start from the beginning
                                    

Dengan tatapan yang tajam Kepala Sekolah berkata.

“Aku akan membuatmu berbicara secara paksa...”

Yuu mengangkat sedikit wajahnya sembari meresponi perkataan tersebut.

“Hoo...? Memangnya bisa?”

“Jangan remehkan kekuatan seorang saint atau kau akan menyesal!”

“Hmm…”

“Baiklah! Kepala Sekolah, ayo kita buat kesepakatan.”

Kepala Sekolah menjadi bingung mendengarnya.

“Kesepakatan?”

“Ya, aku akan menunjukkanmu sesuatu yang berhubungan dengan identitasku, tapi aku tidak akan mengatakan apapun tentang diriku, bagaimana?”

Kepala Sekolah itu mengulurkan tangannya dan berkata.

“Baiklah, aku setuju.”

Kemudian Yuu mengulurkan tangannya juga, lalu mereka berjabatan tangan.

“Lalu apa yang akan kau tunjukkan padaku Kirishima Yuu?”

Yuu menjentikkan jarinya.

*CTAK!*

Lalu seketika mereka berdua beserta kursi dan meja yang mereka duduki berpindah tempat dengan sangat cepat.

Kepala Sekolah yang melihat itu terkejut bukan main.

“I-Ini kan Pusat Kota!? Bagaimana bisa kita tiba-tiba berada di sini!?”

Seketika Yuu menjentikkan jarinya lagi.

*CTAK!*

Dengan sekejap mereka berpindah tempat lagi dan sekarang mereka berada di Antartic!

“Di-Dimana ini? Tempat apa ini? Kenapa dingin sekali!?”

Kepala Sekolah itu sangat kebingungan dengan apa yang terjadi.

Yuu menjentikkan jarinya lagi.

*CTAK!*

Seketika mereka berpindah tempat ke ruang Kepala Sekolah seperti semula.

“Yuu... sebenarnya siapa kau?”

“baiklah, sesuai dengan perjanjian, anda akan memberikan apapun yang kuinginkan bukan?”

“I-Iya...”

“Juga tadi kita sudah membuat kesepakatan dan anda menyetujuinya bukan?”

“I-Iya...”

“Bagus, kalau begitu sisanya bisa Kepala Sekolah cari tahu sendiri ya, tadi aku sudah memberikan sebuah clue yang sangat besar, semoga anda bisa mengetahuinya dengan cepat ya.”

Dengan wajahnya yang masih penuh kebingungan Kepala Sekolah itu berkata.

“Ba-Baiklah...”

“Lalu, Kirishima Yuu apa yang kau inginkan sebagai balasannya?”

Dengan spontan Yuu menjawab.

“Aku ingin kita bisa saling menjaga rahasia antar satu sama lain untuk kedepannya, entah itu dalam identitas, dalam privasi, dalam informasi atau apapun itu.”

Kepala Sekolah terkejut mendengar itu.

“Eh?”

“Tidak boleh ya?”

“Bukan, bukan begitu.”

Kepala Sekolah itu tersenyum menatap Yuu.

“Baiklah, kalau begitu aku berjanji aku akan menjaga rahasia di antara kita, apapun yang terjadi.”

Magus no AizrWhere stories live. Discover now