17

1.5K 201 22
                                    

    Changkyun duduk di salah satu bangku taman tanpa peduli hujan yang terus mengeroyoknya sejak 15 menit yang lalu. Sejak ia pergi dari rumah hingga kini tangisnya belum reda juga. Hatinya pilu kala mengingat perkataan Kihyun.

cukup dia saja....jangan ada yang lain......cukup dia yang membuat kita merasakan sakitnya kehilangan....hiks....cukup dia saja Wonie

Changkyun semakin meraung. Dadanya sesak.

"kenapa semuanya jadi seperti ini?....hiks....kenapa harus terjadi lagi?....hiks....aku tidak mau kehingangan hyung ku lagi....hiks" racau nya.

"ARRRGGGHHHH" Changkyun mengeranh frustasi. Kepalanyanya tertunduk. Ia menjambaki rambutnya sendiri dengan brutal, tanpa peduli kalau rambutnya akan rontok.

    Namun hal itu tak bertahan lama kala ada sepasang tangan yang mencekal kedua pergelangan tangannya.

   Changkyun mendongak untuk melihat siapa yang menahannya. Dengan kasar Changkyun menghempaskan tangam yang mencekal pergelangan tangannya kala melihat siapa orangnya. Orang itu Jooheon.

"menjauh lah dari ku hyung!" lirihnya.

"apa yang membuatmu seperti ini Kyunie?"

"apapun itu, yang jelas tidak ada sangkut pautnya dengan mu"

"oh ayolah Kyunie....aku hanya ingin membantumu" Jooheon mengusap wajah basahnya.

   Changkyun berdiri dari duduknya dan hendak pergi, tapi Jooheon langsung mendekapnya dari belakang.

"berbagi lah Kyunie....bagi lah bebanmu dengan ku. Jangan karena kejadian waktu itu, kau menjaga jarak dengan ku. Karena sungguh itu menyakitkan." lirih Jooheon seraya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Changkyun.

   Pertahan Changkyun runtuh. Ia mengaku kalau ia memang membutuhkan tempat untuk berbagi. Tapi ia juga tak mungkin mengatakannya pada Jooheon, mengingat Jooheon belum tahu siapa dirinya.

    Dengan gerakan cepat Jooheon membalik tubuh Changkyun. Menenggelamkam wajah Cangkyun di sadanya.

"menangislah jika itu membuat bebanmu berkurang." bisih Jooheon.

   Changkyun meremat t-shirt Jooheon di bagian dada. Meraung sekeras kerasnya. Meluapkan segala kekalutan yang ada dalam hatinya.

JEDERRRRR

Jooheon melihat keatas kala suara petir menyambar mulai terdengar.

"kita harus pergi dari sini. Aku tak mau kau sakit" kata Jooheon.

   Jooheon langsung melingkarkan kaki Changkyun pada pinggangnya. Menggendong Changkyun seperti koala. Refleks Changkyun langsung melingkarkan tangannya pada leher Jooheon.
   Jooheon membawa Changkyun dari sana kearah mobilnya yang terparkir di pinggir taman. Joheon langsung mendudukan dirinya di kursi kemudi tanpa melepaskan Changkyun terlebih dahulu. Alhasil sekarang Changkyun duduk di pangkuan Jooheon.

"mau ku antar pulang?" tanya Jooheon seraya mengelus kepala Changkyun yang sudah tak menangis lagi namun masih sesenggukan.

Changkyun menggeleng pelan.

"ke apartemenku?"

"terserah hyung saja....yang jelas aku sedang tak ingin pulang kerumah"

Jooheon menganggukan kepala. Ia segera memasang sabuk pengaman dan menyalakan mobilnya. Tujuannya adalah apartemen miliknya.

   Sepanjang perjalanan Changkyun hanya diam. Sesekali ia menduselkan wajahnya pada dada Jooheon. Karena sungguh itu sangat nyaman.

   Jooheon tak bisa menyembunyikan senyumannya. Bisa sedekat ini dengan orang yang dicintai memang memberikan arti tersendiri.

Demon [Showki, Kihyuk, Jookyun, Hyungwonho]Where stories live. Discover now