Special Chapter : Izin Mommy

12K 1.4K 65
                                    

Keputusan besar Jeno untuk melanjutkan studi ke luar negeri jelas membuat Jaehyun, Mark, terlebih Taeyong kaget bukan main. Bagaimana tidak? Jeno masih tujuh belas dan dibiarkan jauh dari keluarga jelas membuat mereka uring uringan. Apalagi mengingat perangai Jeno selama ini, maka bertambahlah kekhawatiran keluarga Jung tersayang kita.

Namun terlepas dari itu semua, Jaehyun juga Mark paham jika si bungsu itu ingin mandiri. Menjadi dewasa dan menemukan jati diri dengan caranya sendiri. Sebab itulah mereka berdua kompak mengiyakan permintaan Jeno, setelah anak itu diberi petuah sepanjang sungai nil tentunya.

Berbeda dengan Jaehyun dan Mark, Taeyong benar benar sulit sekali untuk luluh. Ibu dua anak itu bahkan membujuk anak bungsu kesayangannya itu dengan apapun agar Jeno tidak perlu berangkat ke London. Alasannya sederhana, Taeyong mencemaskan banyak hal perihal putranya. Cemas pada Kesehatan, makanan, juga lingkungan tempat Jeno yang semuanya jelas akan menjadi sangat baru bagi si bungsu. Jeno sendiri sampai pusing membujuk ibunya, padahal dia sudah menunjukkan bukti penerimaan dirinya sebagai mahasiswa cambridge tapi Taeyong masih saja keras kepala.

"sayang..."

Taeyong menoleh, menemukan Jaehyun yang datang membawakan segelas coklat panas. Cuaca diluar lumayan buruk dengan hujan deras dan petir menyambar. Seperti mood Taeyong.

"Aigoo, isteriku..."
jaehyun berjongkok, menggnggam kedua tangan Taeyong dan mengecup ngecupnya dengan sayang. Saat ini keduanya tengah diruang keluarga, menunggu Jeno pulang dari rumah Jaemin juga Mark yang berjanji pulang lebib cepat dari kencannya bersama Haechan.

"kenapa murung begitu? Nanti cantiknya hilang"
Taeyong mempoutkan bibirnya, menyentil dahi Jaehyun yang terkekeh kekeh kearah dirinya.

"jeno..."

Jaehyun mendudukan dirinya disamping Taeyong, memeluk pinggang kurus isterinya dan siap mendengarkan.

"aku tidak mau jauh dari anak anakku, Jaehyunnie"
Taeyong lantas menyamankan dirinya pada bahu Jaehyun, membuat posisi bersandar dengan bibir mengerucut dan mata berkaca kaca.

Cup

Satu ciuman dicuri Jaehyun dari bibirnya.

"aku tau sayang, kau pastilah yang paling khawatir pada anak anak"
Taeyong mengangguk

"aku bahkan tidak yakin anak itu bisa bertahan lebih dari satu minggu"
Ucap Taeyong lagi, yang kemudian mengingatkan Jaehyun pada Minhyung.

"Biarkan dia mencobanya Tae... lagipula beasiswa sudah ditangan, Jeno mungkin tidak akan pergi jika kau tidak mengizinkan. Namun bagaimana dengan beasiswanya?"
Taeyong mencebik, mencubit pipi jaehyun kesal

"kau membicarakn uang? Hah!"
Jaehyun mendengus, istrinya salah tangkap.

"bukan uangnya sayang. Beasiswanya, kau tau kan untuk mendapatkan beasiswa itu tidak mudah. Jeno mungkin sudah mengorbankan banyak hal untuk itu. Lagipula tidak ada yang anak itu lakukan selain bertujuan membuat kita bangga padanya kan? Kecuali bagian buruknya, tentu"

Taeyong terlihat berpikir.
Seoul dan London itu jauh sekali
Tapi ucapan Jaehyun ada benarnya juga
Taeyong dilema, akhirnya memilih untuk memeluk suaminya, membenamkan wajahnya pada dada bidang Jaehyun, mendusel manja hingga si pemuda Jung itu jatuh berbaring dengan Taeyong berada diatasnya.

"aku masih tidak mau jauh dari jeno" ucap Taeyong, menyamankan diri pada elusan tangan Jaehyun dikepalanya. Dua manusia itu sedang berbaring dikarpet bulu yang selalu dijauhi Jeno karena anak itu alergi.

"percaya padaku Tae, uri jeno bisa diandalkan"
Taeyong menatap Jaehyun dengan mata menyipit mengintrogasi

"kenapa yakin sekali huh?"
Jaehyun memajukan wajahnya, mengecup bibir Taeyong

"karena dia anakku. Dan aku percaya padanya"
Kali ini Taeyong menghela napas

"kalau kau bisa se yakin itu... baiklah.
.
.
.
Tapi jika sesuatu terjadi padanya, Berjanjilah kita akan langsung pergi ke london apapun situasinya!"
Jaehyun tersenyum sembari mengangguk.

Apapun. Asal anak dan isterinya bahagia, maka Jaehyun akan mewujudkannya.


Setelah mendapat jawaban dari Jaehyun, Taeyong memeluk lagi suaminya itu. Namun kali ini ikut memberi ciuman ciuman manis diwajah Jaehyun. Menusuk nusuk gemas lubang dipipi sang suami dan terkekeh lucu sembari mengecup berulang ulang bibir Jaehyun yang telah menjadi candunya itu.

Reaksi Jaehyun?

Jelas saja senang. Heheh

Laki laki dewasa itu bahkan sengaja mengeratkan pelukannya, perlahan lahan menyingkap kaus isterinya dan mengelus seduktif kulit mulus Taeyong. Sengaja memberi gerakan gerakan penuh rangsangan karena dia juga sedang butuh belaian. Padahal bekas bekas kissmark dileher isterinya akibat percintaan mereka dua hari lalu masih terlihat sangat terang.

"eugnghh"
Taeyong mendesah kecil, merasakan tangan nakal Jaehyun mencubit putingnya dan laki laki itu memasang wajah senang dengan senyum yang tak kunjung hilang.

"eeunghh, jaehyunniee"
Taeyong mendesah lagi, kali ini membiarkan Jaehyun yang dengan cepat telah membalik posisi mereka, mengungkung Taeyong dibawahnya dan menyesap lembut lehernya bernafsu.

"nghhh"
Si submissive jelas tak mau kalah, satu tangannya meraih kejantanan sang suami yang telah mengeras dibalik celana yang ia kenakan. Jaehyun dan hormonnya yang semakin gila gilaan. Taeyong bahkan sudah bertelanjang dada sekarang, memperlihatkan tubub mulusnya dengan putting menegang, wajah memerah dan hasrat tertahan.

"itadakimasu!"
Jaehyun bersorak kecil, mengecup pucuk puting Taeyong sebelum akhirnya menghisap habis milik isterinya itu seperti bayi kehausan. Taeyong? Pria itu jelas mendesah, menahan kepala Jaehyun agar terus melakukan pekerjaannya, menarik rambut itu saat dirasanya putingnya mulai sakit saat suaminya menghisap terlalu kuat.

"ughh.   Nnnghhh"
Desahnya yang membuat Jaehyun semakin semangat mengerjai isterinya.

"sebentar"
Jaehyun membuka bed sofa, menjadikan kursi itu sebagai tempat tidur dan memindahkan Taeyonh disana, lantas kembali melanjutkan aktifitasnya yang tertunda.

"come baby, I want to see little jaehyunnie too"
Jaehyun senang bukan main, mengecup dahi Taeyong, dibiarkannya sang isteri berlutut dan bertemu kejantanannya yang telah berdiri melawan gravitasi dengan gagah.

"nghh"
Taeyonh sengaja menggodanya, sengaja menjilat kejantanannya yang hanya terbungkus celana dalam. Pipi Jaehyun memerah, isterinya memang yang terbaik urusan menggoda apalagi yang berhubungan dengan godaan ranjang.

"Mommy.... We're home!"


Mampuslah!


Dalam gerakan paling cepat, taeyong mengenakan bajunya asal, sama halnya dengan Jaehyun yang merapikan dirinya dengan wajah panik, lantas menarik tubuh mungil Taeyong dalam dekapannya. Membuat scene seolah mereka sedang menonton tv alih alih nyaris bercinta.

Tak butuh waktu lama hingga Jeno juga Mark masuk dan berjalan mendekat kearah orangtuanya. Dua keturunan Jung itu langsung mengambil posisi berdekatan dan duduk disamping orangtua mereka. Taeyong melirik suaminya, memberi kode awas sampai ketahuan mati kau!

"Jeno..."

"Yes mom?"
jeno menoleh kearah ibuknya, menatap Taeyong yang mengelus lembut helaian rambutnya.

"nanti, kalau sudah london jaga diri baik baik. Mom tidak ingin dengar sesuatu yang buruk terjadi padamu"

Jeno menatap dua netra jernih ibunya, kemudian melirik ayahnya yang memberi anggukan kecil. Senyum laki laki tujuh belas itu terkembang, menghambur kepelukan ibunya dan mengucapkan banyak terimakasih sembari mengecup pipi Taeyong.

"if its for you, aku berjanji akan jadi anak paling baik di dunia ini mom. I love you"

Taeyong mengangguk, balas mengecup pipi putranya dan menangkup wajah tampan itu dengan kedua tangannya.

"I trust you baby. Berterimakasihlah pada daddy-mu, dia yang meyakinkan mom untuk memberimu izin pergi"

Jaehyun dan jeno lantas saling melempar lirikan. Keduanya saling bertatapan kemudian sama sama menghela napas. Sama sama gengsi untuk bertukar peluk sebenarnya.

"oh? C'mon you two!"
Minhyung mendorong Jeno, membuat adiknya itu jatuh kearah sang ayah. Pada akhirnya dua orang iTu berakhir dengan berpelukan.

"you know I love you right, dad"

Jaehyun mengangguk saat mendengar bisikan kecil putra bungsunya itu.

"I know how much you love me, little rascal! Pokoknya jangan sampai jaemin hamil!"

ㅋㅋㅋㅋㅋ


[END] Our Marriage Life (1st Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang