Chapter 1

733 36 6
                                    


"Oi, Kagura," Gintoki menyerahkan mangkuk kosong pada Kagura. "Tambah lagi nasinya."

"Danna, kau sudah nambah empat kali," kata Sougo sambil menggigit tempura.

"Mungkin ini kemauan si jabang bayi," kata Gintoki.

Kagura meraih mangkuk kosong Gintoki dan mengisinya dengan nasi. Dia mengembalikannya pada Gintoki dan Gintoki langsung melahapnya tanpa lauk.

"Mau tambah lagi tempura dan sup miso-nya, Gin-chan?" tanya Kagura.

"Sudah cukup, Kagura," kata Tsuki sambil menyeruput sup miso-nya. "Tapi, aku akui masakanmu memang lezat sekali."

"Kelihatannya, kemampuan masak Kagura meningkat sejak dia hamil ya, Tsuki?" timpal Shinpachi.

Kagura menatap perutnya yang kini telah membesar. Kagura mengelus perutnya dengan perlahan. "Mungkin."

"Sudah tujuh bulan, ya?" kata Tsuki seraya ikut mengelus perut Kagura. "Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat."

"Kau pasti ikut kerepotan ya, Sougo?" tanya Shinpachi.

"Lumayan," Sougo menghabiskan nasinya. "Nafsu makannya besar sekali. Dalam sehari, Kagura bisa makan lebih dari tujuh kali. Ngidamnya juga aneh-aneh."

Sougo meletakkan mangkuk kosongnya di atas meja. "Minggu lalu, dia minta masakan India. Tiga hari lalu, dia menghabiskan lima semangka berserta kulitnya. Kemarin pagi, dia ingin sarapan kimchi, telur setengah matang, dan mencampurnya dengan bubur. Semalam, dia makan tiga buah balut sambil menatap foto Hijikata-san."

"Kenapa mayo bodoh itu begitu digandrungi wanita?" gumam Gintoki.

"Darimana Sougo bisa mendapatkan balut padahal makanan itu hanya ada di Filipina?" gumam Shinpachi.

"Kagura, kau harus banyak makan makanan yang bergizi," Tsuki meletakkan mangkuk kosongnya di atas meja. "Kau boleh makan banyak, tapi kau harus memperhatikan gizi yang dibutuhkan bayimu."

"Pasti, Tsuki," Kagura mengangguk. "Setiap hari, aku selalu menyantap fruit smoothies atas saranmu. Otae juga mengirimkan salad sayuran setiap tiga hari sekali dan aku selalu memakannya. Terima kasih!"

"Terima kasih, Tsuki, Shinpachi," Sougo menundukkan kepalanya.

"Ah, jangan sungkan, Sougo," kata Shinpachi. "Aku pikir, lebih baik kau juga makan salad dan fruit smoothies. Aku akan minta aneue untuk membuatkannya juga buatmu."

"Oh, ide bagus," kata Tsuki. "Akan kubuatkan fruit smoothies juga untukmu. Shinpachi akan mengirimkannya untukmu."

"Terima kasih, Shinpachi, Tsuki. Meski aku tidak bisa memprediksi apakah makanannya masih ada atau sudah habis sesampainya aku di rumah, aku berterima kasih pada kalian," kata Sougo.

Semua orang tertawa kecuali Gintoki.

"Aku akan mengirimkannya ke markas besar Shinsengumi kalau begitu," ucap Shinpachi.

"Oi, oi," Gintoki menelan makanannya. "Aku juga mau dibuatkan salad dan fruit smoothies."

"Dari buah zakarmu?" kata Sougo dan wajah Gintoki merengut.

Die Another Day 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang