Chapter 1 : transmigrasi 1

39 7 2
                                    

Warning!!!
Cerita gaje, bikin puyeng, dan typo bertebaran. Selamat menikmati, wohoho (tertawa johod) yg maksa jangan salahin yu-chan ya, ciaooo 😘😘😘

.
.
.
.
.

Badai salju ditahun ini lebih buruk daripada tahun kemarin. Udara dingin masih mampu menusuk kulit bagi orang yang berselimut tebal, tak terkecuali dengan kucing manis kita ah!
Gundukan bulat dengan bulu-bulu putih yang lembut semakin kontras dengan butiran-butiran salju yang ada diluar sana. Mata yang hampir terpenjam benar-benar menganggu aktifitasnya dan hanya mampu bermalas-malasan di lengan orang lain. Kucing ini butuh kehangatan nyaw!

"Ah Chen! Darimana kucing ini muncul?!"

Pelayan Xiao menjerit tidak senang akan kucing gemuk jelek dihadapannya, ia seakan-akan hendak mengusir seekor kucing yang merasa kedinginan. Sementara bagi si kucing, ia sudah terlalu malas dan tak mau menanggapi teriakan cempreng pelayan itu. Ia hanyalah kucing yang bernasib sial.

Bagaimana tidak, seorang lelaki tampan yang kaya raya dan selalu dikelilingi ribuan bunga harus mengalami nasib malang seperti ini. Ia hanya mampu menyalahkan suara robot yang berdegung dikepalanya setiap saat.

[~Ding~... sistem ini hanya menjalankan tugas!!!]

Tiba-tiba dia merasa sangat menyesal!

"Seberapa besar kau merasa jijik padanya, siapa pun tak akan dapat menentang titah kaisar bahkan bagi wangye sekalipun."

Hao Hao sangat tahu akan hal ini. Sistem sudah menjelaskan secara rinci saat dia datang ke dunia ini, dan karena alasan itulah yang membuatnya pingsan seperti kucing yang sekarat. Kaisar yang sangat mencintai permaisuri dan permaisuri yang menyukai bayi kucing. Tapi Liu Zhang Wei tidak menyukai kucing ah! Apakah kaisar tiran itu hendak membunuhnya dan membuat peliharaan ini terpisah dengan pemiliknya? Sungguh nasib yang amat buruk.

Pelayan Xiao melirik jijik ke arah kucing dan kucing balik melototinya! (ㅎ.ㅎ )
Kau harus tau bahwa kucing ini tidak lemah, dia hanya butuh pelindungan hak asuh hewan!

Ah Chen menyentuh bulu lembut dan berkata kepada pelayan Xiao.

"Kaisar sangat mengerti kondisi wangye. Kita hanyalah pelayan kecil yang hanya mampu menjalankan semua perintah. Jadi berhati-hatilah dalam bersikap, aku sudah baik hati mengingatkanmu."

Setelah mengatakan hal itu Ah Chen berlalu pergi meninggalkan pelayan Xiao. Dia menuju ke ruang pribadi bupati timur yang dipenuhi dengan udara yang cukup hangat, setidaknya kucing gemuk ini tidak lagi merasa begitu buruk. Seorang pria tegap dan tampan dengan mata seperti burung phoenix terlihat tidak peduli pada apa yang akan disampaikan oleh pelayan Chen. Dia seolah mengetahui maksud pelayan itu mendatanginnya hari ini. Pelayan Chen terlihat sangat gugup, dia terlihat sangat ragu dan bingung. Tapi kucing ini tau ah! Dia telah melihat dengan mata kepalanya sendiri saat tangan yang lembut putih dan berkilau berpindah ke tangan kapalan yang agak kasar ini. Dan dalam waktu yang lama, ia pasti akan merindukan elusan nyaw! ( ̄^ ̄゜)

Liu Zhang Wei masih sibuk dengan tugas-tugas yang ada dimejanya, dia terlalu malas dan langsung memberikan pelayan chen perintah.

"Lepaskan."

"Ta-tapi tuan, jika yang mulia permaisuri tau..."

"Hewan ini sudah ditakdirkan mati di bawah tanganku"

"A-apa, sialan! Zhang Wei kau tidak berhati nurani, kucing ini benar-benar ingin menyakarmu dengan kuku yang paling tajam dan tak tertandingi! F**k!ヽ('Д')ノ

.
.
.
.

Jiahhhh! Gimana, gimana? Gaje ya, sdikit ya, aneh ya, wkwkwkwk maaf nyaw yu-chan g dapet bikin cerita panjang karena yah,....ding ding dong deng....kebiasaan otak kudet di tengah cerita (¯―¯٥)

Tapi yah, sama seperti biasanya...yu-chan g masalah ama apapun karna yu-chan bikin crita nih untuk kesenangan pribadi aja, jadi klo ada yg suka puji syukur deh nyaww....
😉😘
Ok, sampai jumpa dilain waktu nyawwww....bye2

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Become A Cat🐈 Where stories live. Discover now