The Perverted Thief (2)

Start from the beginning
                                    

Jangan salahkan Jungkook, julukan yang baru saja disebut Jimin memang sangat sensitif baginya belakangan ini, dan hal itu berhasil menghentikan kegiatan pemuda manis itu. Bibirnya mengatup, tak membalas penjelasan Jimin sebelumnya.

"Dan berita buruknya, pengusaha yang mendapatkan surat kaleng itu... Oke, Jeon. Ku harap setelah ini kau akan baik-baik saja. Tapi pengusaha itu adalah Jung Yunho, ayahmu."

Fuck!

Kabar konyol apalagi ini!

Jungkook meletakkan sumpitnya kasar setelah mematikan secara sepihak sambungan telepon, kemudian mengacak surai coklat pekatnya.

Serius, apa yang ditargetkan pencuri idiot itu sekarang? Pengusaha yang disebut sebagai Ayahnya bahkan tak punya benda yang bisa disebut 'langka'.

"Sial, sial, sial" suara umpatannya tertahan dibalik tangan yang menutup wajah frustasinya. Jungkook bahkan sama sekali tak menggubris tarikan kursi plastik disampingnya, menghiraukan suara benda yang diletakkan pelan oleh seseorang yang mengisi tempat disampingnya.

Pemuda berparas manis itu mendengus keras sembari mulai bangkit dari duduknya, memberikan beberapa lembar uang pada kasir setelah mengetahui total belanjaannya.

Masih dengan wajah kusut, Jungkook melangkah sembari memainkan smartphone nya sekedar membuka email seperti yang dikatakan Jimin tadi. Manik jernih itu terlihat fokus membaca setiap baris kalimat detail surat kaleng yang dikirimkan V untuk Ayahnya, tanpa memperhatikan tiang halte yang hampir terkantuk dahi.

"Hati-hati, bisa?"

Pemuda bermarga Jeon itu mengerutkan alis begitu mendengar pertanyaan dengan suara berat itu, mendongakkan kepala sekedar melihat dahinya ditahan oleh sebuah telapak tangan besar agar tak menyentuh tiang besi dingin halte.

"Untuk informasi, aku sama sekali tak suka kalau apa yang akan menjadi milikku disentuh. Bahkan oleh tiang berkarat halte sekalipun." Sang pemilik suara mulai melangkah berhadapan dengan Jungkook, masih dengan telapak tangan di dahi pemuda manis yang kini menampilkan raut terkejutnya.

"K-kau..."

"Hai, apa kabar?" Jungkook membeku mendengar sapaan disertai senyum miring tak asing itu. "Sepertinya kabarmu sedang tak baik, Sniper Jeon?" Jungkook seperti orang idiot ketika bisikan pada akhir panggilan itu membuat tubuh pemuda manis itu kaku.

.
.
.

Remasan kuat pada bagian bawah hodie-nya dilakukan Jungkook, disertai manik yang sesekali melirik kesal kearah V.

Well, pencuri itu tengah duduk tak acuh dikursi halte tepat disamping Jungkook. Tak ada jubah putih bersinar, tak ada Fedora Hat; hanya celana kain yang dipadu kemeja biru muda dengan lengan panjang tergulung.

Perfect! Tapi Jungkook kesal!

V yang pada malam itu mengaku bernama Taehyung ini nyatanya tengah menyeringai lebar dengan manik menatap Smartphone digenggamannya. Dan yang menjadi akar masalah kekesalan si pemuda manis adalah, itu Smartphone milik Jungkook. Entah kapan telah berpindah ke tangan lihai pencuri ini.

Helaan napas kasar Jungkook lakukan sebelum menyodorkan tangan, berniat meminta kembali Smartphone miliknya. "Kembalikan! Bus nya sudah datang, aku mau pergi."

Dengan alis menukik menahan geram tiada tara, Jungkook menggigit kecil pipi bagian dalamnya saat tak mendapati tanggapan dari pemuda bersurai coklat madu itu. "Ingat, Taehyung -ssi. Aku adalah satu-satunya orang yang mengetahui identitasmu, jangan sampai aku teriak dan membongkar kedok pencuri licikmu, sialan."

[TAEKOOK] - RainbowWhere stories live. Discover now