Fajar yang melihat itu jadi cekikikan sendiri. Dengan cepat ia langsung menutup pintu kamar. Agar suara mereka tidak sampai kemana-mana. Juga agar Rian tidak bisa kabur.

Kevin yang masih menjepit Rian, menuntunnya untuk duduk di ujung kasur.

"Sekarang cerita!"

"Gak ada gebeta-"

"Ada!" sela Fajar dengan cepat, "Lo naksir Acha kan, Jom?!"

Rian terkejut setengah mati. Bagaimana bisa Fajar tahu? Padahal ia tidak pernah menunjukkan gerak-gerik mencurigakan sekalipun didepan Fajar.

Fajar yang ia tahu adalah pacar Acha. Rian jadi merasa gak enak hati. Kalau gini, dia seakan nusuk dari belakang dong.

"Jar, kok lo-"

"Ngaku, Jom!" potong Fajar cepat, "Lo suka Acha kan?"

Rian menggaruk tengkuknya, "Eng-"

"Iya kan?!" potong Fajar lagi-lagi.

Kevin yang melihat itu langsung menoyor kepala Fajar hingga cowok itu terjungkal, "Dengerin dia ngomong dulu bego! Lo potong terus gimana dia mau ngaku?"

"Hehe," Fajar nyengir pepsodent, "Abisnya tinggal bilang iya, susah amat."

Clek!

Suara pintu yang dibuka membuat mereka semua menoleh. Tepat detik itu, sebuah kepala muncul di sisi pintu.

"Ada apa ini ribut-ribut saya suka hehe," Ihsan nongol dengan cengiran khasnya. Setelah itu, ikut muncul kepala Ginting di atasnya.

Tambah rame. Rian bingung harus apa.

Ihsan dan Ginting masuk, kemudian mereka menggelar tikar di depan Rian dan duduk manis seakan menunggu pertunjukan ribut-ribut dari Fajar, Rian, dan Kevin.

"Ngapain lu bedua kesini?"

"Keliling-keliling doang sama Ginting. Bosen gua. Eh lewat depan kamar denger suara lo bertiga ribut-ribut. Saya suka saya suka. Ayo lanjutkan-lanjutkan! Saya tonton hehe," Ihsan cengengesan, diiringi dengan Ginting yang cengar-cengir disebelahnya.

Rian menggaruk tengkuknya kasar. Mana mungkin dia ngaku dihadapan 4 orang rese ini?

"Gini aja, gimana kalau kita main TOD?" kata Kevin seraya menaik turunkan alisnya memberikan kode pada Fajar.

Sepertinya mereka punya rencana lain dibalik TOD ini.

"Oh boleh tuh! Seru juga kayaknya," jawab Fajar sok antusias. Cowok itu langsung peka dengan kode dari Kevin.

"Ikutan dong gua!" seru Ihsan yang dibarengi dengan Ginting yang ikut mengacungkan tangan.

"Gua gak ikut, sibuk. Daaaaah~" Rian buru-buru bangkit, tetapi tangannya langsung ditarik Kevin sehingga cowok itu jatuh ke lantai.

"Hadoooh,"

"Mampus! Lo ikutan juga! Wajib!"

Rian mendengus, TOD ini pasti sengaja dibuat untuk menjebaknya dengan pertanyaan yang harus ia jawab.

Kevin mulai memutar botolnya, Rian dengan sungut-sungut sama sekali tidak berminat melihat botol itu. Dan karena itulah, Fajar dengan mudah bisa memberhentikan botol dengan kakinya ke arah yang ia mau.

Yap, botol berhenti mengarah ke Rian. Membuat Kevin dan Fajar langsung cekikikan.

"Rian!" seru Ginting membuat Rian langsung menoleh ke arah botol.

"Hah? Curang nih! Kok baru main udah gua aja?"

"Yee, mana gua tau," jawab Fajar sok acuh, "Truth or Dare?"

Rian tahu, kalau ia jawab Truth, teman-teman resenya ini pasti akan menggunakan itu untuk menghujaninya banyak pertanyaan soal Acha. Dan ia tidak akan membiarkan teman-temannya itu menang.

"Dare!" jawab Rian dengan senyum sumringahnya.

Yah, setidaknya disuruh-suruh lebih baik daripada ditanyain soal Acha.

Fajar melengos, padahal ia sudah menyiapkan pertanyaan menjebak untuk Rian. Tapi ketika cowok itu mengucapkan dare, Fajar jadi hopeless.

Tetapi jangan sebut Kevin tengil kalau dia tidak bisa menemukan ide untuk menjebak Rian.

"Telpon Acha sekarang,"

Suara Kevin, membuat hening satu ruangan. Termasuk membuat wajah Rian langsung pucat seketika. Ia sama sekali tidak memperkirakan dare yang seperti itu.

'Kena deh gua,'

"Gak ah! Gila aja lo, Vin. Fajar marah ntar!" tolak Rian dengan cepat.

"Kenapa Fajar yang marah?" tanya Ihsan bingung, "Btw, Acha siapa sih?"

"Ceweknya Fajar," jawab Rian ogah-ogahan.

Kevin mengernyit, kemudian cowok itu melirik Fajar, "Acha yang di nikahannya Risa kemaren kan, Jar?"

Fajar hanya mengangguk. Kevin melanjutkan, "Kok cewek lo? Bukannya dia ade-"

Dengan cepat Fajar membekap mulut Kevin, "Sok tau ah ini anak. Udah telpon aja, Jom. Gak papa, gua ijinin."

Rian memandang Kevin dan Fajar bergantian. Bingung dengan sikap mereka berdua. Apalagi saat ini Fajar seperti sedang membisikkan sesuatu pada Kevin. Membuat Rian jadi semakin curiga.

"Oh, ngerti-ngerti," kata Kevin sambil angguk-angguk setelah mendengar bisikkan Fajar.

"Kalau gitu gua ganti darenya, Jom," Kevin tersenyum miring, menatap Fajar dan Rian bergantian. Membuat Rian awalnya bernapas lega karena mungkin saja setelah Kevin tahu Acha adalah pacarnya Fajar, darenya akan diganti menjadi yang lain.

Tetapi senyum miring dari Fajar membuatnya resah juga.

"Ganti apa?" tanya Ginting.

Mereka hening, menunggu Kevin yang belum juga menyebutkan darenya. Dan setelah dare disebutkan, Rian merasakan jantungnya melompat dari tempat ia berada.

"Tembak Acha!"

***
BACA AUTHOR NOTE!

HUAHAHAHAHA

Part ini gaada Achanya hehe, maap ya.

Tapi part selanjutnya, kira-kira apa yang akan terjadi? TEBAK!!!

HEHEHE

Taaruf | Rian ArdiantoWhere stories live. Discover now