Black Phoenix 6

10.8K 1K 138
                                    

"Apa kau sudah tidur?"

Chanyeol bersandar di pintu kamar Baekhee.

Sekarang Baekhee sudah terbiasa dengan kedatangan laki-laki itu yang tiba-tiba.

"Aku tidak bisa tidur" Baekhee berbaring di tempat tidurnya dan hanya menatap langit-langit kamar yang terlihat gelap.

Dia hanya berpikir, untuk apa dia hidup jika seperti ini?, tidak ada seseorang yang mendampinginya setiap saat, bahkan dia tidak bisa bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri.

Dia tidak tahu sampai kapan laki-laki itu akan datang padanya dan memberikan semua kebutuhan hidupnya, bisa saja suatu saat laki-laki itu menghilang seperti 'Oppa' nya dulu.

"Apa kau merindukan 'Oppa' mu itu?" Chanyeol kembali bertanya.

Laki-laki itu mendekat dan duduk di tepi tempat tidur. Baekhee bisa merasakanya jika laki-laki itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sebatas dada.

"Aku tidak tahu, itu sudah lama sekali, bahkan dia tidak menepati janjinya untuk melindungiku" Baekhee memiringkan tubuhnya menghadap laki-laki itu.

"Lupakan dia" Chanyeol mengusap rambut gadis itu.

"Aku sudah melupakan dia" Baekhee dengan nada datar.

'ya, menuruti apapun yang dia katakan, dan jangan melawan, begitu lebih baik'

"Tidurlah, aku akan pergi setelah kau tidur" Kali ini laki-laki itu mengecup pelipis gadis itu.

"Kau akan pergi?, kemana??" Baekhee bertanya sekedar basa-basi.

"Bukan urusanmu" Chanyeol menjawab dengan nada datar, dan tanganya membelai lembut pipi Baekhee.

Gadis itu hanya diam mendengar jawaban Chanyeol yang terkesan dingin, Baekhee tidak ambil pusing, itu sudah biasa baginya, dia hanya berusaha memejamkan matanya, karena saat ini dia sudah mengantuk matanya terasa sangat berat.

"Apa kau masih membenciku??" Lirih Chanyeol

Baekhee kembali membuka matanya, saat mendengar pertanyaan Chanyeol.

"Aku--"

"Lupakan, cepatlah tidur aku harus segera pergi"

Baekhee hanya menuruti perkataan laki-laki itu, karena memang matanya sudah mengantuk dan terasa sangat berat.

.

.

.

Seorang laki-laki tua duduk berhadapan dengan Phoenix dengan selang oksigen di hidungnya.

"Sesungguhnya Aku membenci pekerjaan ini, kenapa dengan mudahnya orang ingin mati?"

Phoenix mengungkapkan kekesalanya pada setiap klien nya.

"Kau masih muda Tuan Phoenix, kau tidak akan mengerti penderitaan orang tua yang sakit-sakitan sepertiku" laki-laki tua itu tampak terengah dengan nafas mengi.

"Apa kau putus asa dengan hidupmu?"

"Tidak mungkin aku ingin mati jika tidak seputus asa ini" Laki-laki tua itu menggedikan bahu dengan santainya.

"Lalu, bagaimana dengan keluargamu?" Phoenix berpangku kaki dan melipat kedua tanganya di dada.

"Meka meninggalkanku begitu saja, aku memang laki-laki tidak tahu diri" laki-laki tua itu terkekeh menertawakan kehidupanya "...apa kau punya keluarga?"

Phoenix hanya menggeleng, menjawab pertanyaan laki-laki tua itu.

"Lalu, apa kau punya kekasih atau orang yang ingin kau lindungi??" laki-kaki itu belum menyerah.

Black Phoenix (Chanbaek Gs) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang