Taehyung membeku,ia terdiam. apa yang dikatakan gadis itu benar. Siapa yang ingin hidup dengan pembunuh seperti dirinya.
"Kau bodoh Kim Taehyung!!! Kenapa bertanya apa salahmu, jelas-jelas semua yang terjadi adalah salahmu! Ya! Salahku.."
"Untuk itu, akhiri saja ini! Aku sudah muak denganmu!" Gadis itu lalu pergi. Meninggal Taehyung dengan kesakitan luka hati. Taehyung hancur. Dirinya benar-benar hancur. Apa yang selama ini Taehyung lakukan untuk gadis itu adalah sia-sia. Semua percuma. Kata andai saja hanya bentuk penyesalan.
"Tak peduli seberapa keras aku mencoba, apa yang terjadi dan apa yang tak bisa kulakukan,pada akhirnya semua adalah salahku."
Taehyung terduduk lemas, ia kira gadis itu memang mencintainya..
Ia kira gadis itu menerima dirinya apa adanya..
Namun, pada akhirnya.. gadis itu tak ingin bersamanya. Lalu kenapa harus memberi harapan jika harus mengakhiri sepahit dan sesakit ini?
Taehyung merasa hidupnya tak berarti lagi. Hidupnya baru saja pergi, nafasnya baru saja pergi. Taehyung ia sudah mati. Hatinya juga sudah tak berbentuk lagi.
Hancur, berkeping-keping.
Ini adalah akhir.
Akhir dari bagian sulit Taehyung. Akhir dari bagian hidup Taehyung. Ia benar-benar ingin mengakhiri semuanya. Maka, biarkan ini menjadi akhir agar tak ada lagi rasa sakit.
Taehyung melangkah, mendekati tempat yang sebentar lagi akan menjadi akhir hidupnya. Tempat ini bukan lagi tempat yang penuh kenangan indah tapi akan menjadi saksi kepergiannya.
Ya, Taehyung sudah memilih.
Berdiri di tepi kematian yang sebentar lagi akan datang menjemputnya. Ia sudah berdiri disana, ia bahkan bisa melihat gadisnya itu bersama orang lain. Taehyung tersenyum untuk terakhir kalinya. Ia menutup matanya perlahan, merasakan angin yang sebentar lagi tak akan ia rasakan. Ia membuka matanya kembali, menatap punggung gadis itu dari kejauhan. Tangan Taehyung bergerak mengeluarkan ponselnya. Merekam sesuatu disana beriringan dengan airmatanya yang menetes.
Namun, setelah itu...
Tubuhnya melayang, ketika ia tak lagi memijakkan kakinya di tepian gedung. Tubuhnya terhempas dengan keras ke jalanan aspal. Ia merasakan sakit yang menjalar keseluruh tubuhnya. Pandangannya memburam, ia tak tahu apa-apa lagi. Semua menggelap.
Seiring dengan kelopak matanya yang menutup, air matanya juga ikut menetes bercampur cairan merah pekat mengelilingi tubuhnya.
Taehyung yang tak lagi bernyawa disana.
***
Hyunji buru-buru menuruni anak tangga. Ia benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Taehyung. Ia selama ini membenci Taehyung. Penyebab kematian ayahnya. Namun kenapa ada rasa sesak didadanya?
Bukankah ini yang ia inginkan?
Kenapa perasaan ini masih ada? Hatinya bergejolak menyuruhnya kembali ke atas. Namun pikirannya berbeda pendapat.
Hyunji kini bingung dengan perasaannya. Ia menghapus airmatanya yang sedari tadi terus keluar.
Harusnya Hyunji lega, tapi yang ia rasakan sungguh berbeda. Ada sebagian kecil hatinya yang menginginkan Taehyung. Entahlah. Memikirkan Taehyung membuat hatinya sakit. Ia sudah memilih akhirnya. Dan sekarang semua tercapai.
Hyunji akhirnya sampai di lantai dasar. Ia ingin pulang menenangkan hati dan pikirannya. Di sana ia bertemu sahabatnya.
"Ya! Kau habis menangis?" Tanya Jiyeon to the point.
"Tidak"
"Jangan bilang kau benar-benar-benar mengakhirinya?"
Hyunji terdiam.
"Astaga Hyunji! Kau bodoh atau apa! Taehyung sangat menyayangimu! Kenapa malah—"
"Tapi dia membunuh ayahku!!!!
"Tapi itu tidak disengaja Hyunji! Ayahmu hampir saja membunuh ibunya! Dia hanya membantu ibunya, Taehyung bahkan tidak tau kalau itu ayahmu! Oh, ayolah dia bahkan di penjara karena itu.. dia mempertanggungjawabkan perbuatannya.. dia sudah menerima hukumannya, kurasa itu sudah cukup mengingat kehidupan penjara yang begitu kejam untuk Taehyung. Kenapa kau begitu egois Hyunji..."
"Terserah, kau tak mengerti perasaanku.. Aku tak peduli, sekalipun dia bunuh diri saat ini.. atau mati sekalipun! Aku tak peduli!"
"Terkutuklah mulut sialanmu,Hyunji!!" Maki Hyunji dalam hati.
Namun tiba-tiba sebuah teriakan mengejutkan menarik perhatian orang-orang sekitar.
"Ada apa?" Tanya Jiyeon. Ia menarik Hyunji menuju kerumunan orang-orang yang tampak ramai.
"Ada yang bunuh diri!"
Deg!
Hyunji tiba-tiba merasa aneh.
"Bukankah itu Kim Taehyung?"
Jantung Hyunji terpompa cepat mendengar nama lelaki itu.
"T-taehyung?"
Hyunji mencoba menerobos masuk kerumunan yang ada di depannya. Dan seketika lutut Hyunji melemas.
Itu benar-benar Taehyung. Darah ada dimana-mana. Taehyung tergeletak bersimbah darah disana. Ia tak menyangka, ia tak percaya. Hatinya sakit melihat pemandangan mengerikan ini di depan matanya. Jiyeon juga sama terkejutnya. Matanya terbelalak kaget, tak percaya. Ia menatap Hyunji.
"Sekarang kau menyesal? Kehilangan laki-laki sebaik Taehyung.. tapi sekarang tak ada gunanya Hyunji, Taehyung memilih pergi dari hidupmu selamanya.."
Hyunji menangis, tangisnya tiba-tiba pecah begitu saja.
"Hei! Ini ponsel siapa?" Sahut seseorang. Hyunji menoleh. Itu ponsel Taehyung. Hyunji bangkit meraih ponsel itu. Layarnya retak, ada darah Taehyung disana. Layarnya menunjukkan sebuah rekaman. Hyunji pun menekan tombol play. Rasa menyesal kini memenuhi dadanya ketika mendengar suara Taehyung direkaman itu.
"Hyunji-yaa... maaf, maaf karena aku mencintaimu, maaf karna menjadi bagian yang sulit untukmu... Semua memang salahku, maaf.... aku tak pantas hidup bersamamu kan? Aku pembunuh.. Jadi pembunuh sepertiku hanya pantas mati. Jadi aku juga memilih mengakhiri bagian sulit ini. Hidup tanpamu adalah bagian sulit untukku. Jika kau pergi maka hidupku berakhir. Bahagialah, aku pergi.... saranghae........"
◆FINISH◆
YOU ARE READING
The Hardest Part ♦ KTH
Fanfiction[ONESHOOT] "Tak peduli seberapa keras aku mencoba, apa yang terjadi dan apa yang tak bisa kulakukan... pada akhirnya semua adalah salahku" -KTH The Hardest Part story by: HiddenHeart ⛔DILARANG KERAS COPYPASTE!!!!⛔ ➡Bagi yang melakukan dosa tanggu...
◆The Hardest Part◆
Start from the beginning
