08 - Masih Belum Berkompetisi

Mulai dari awal
                                    

"Aku memang kurus dari dulu, Kakak. Aku makan tiga kali sehari kok, lebih malah. Serius."

Jisung lalu menggenggam tangan Renjun yang bertengger di pundaknya sambil tersenyum, balik menenangkan. Renjun yang dipegang jadi deg-degan sendiri, menyadari posisi mereka cukup dekat untuk adik dan kakak kelas.

"Eh, kucari ke mana-mana ternyata lagi berduaan toh. Mulus ya, Sung!"

Suara dengan pitch tinggi itu menjauhkan posisi mereka secara paksa dengan Jisung yang tersenyum lebar dan Renjun yang memalingkan muka.

.

.

.

.

"Apa? Kamu bilang apa Na?"

"Kudengar, kemarin Jisung berbicara empat mata dengan Haechan."

"Untuk apa?"

"Rumornya untuk membawamu kembali ke tim."

"Hahaha, rumor yang lucu."

"Benar kan. Padahal dia anak baru dan kuyakin dia tidak tahu kamu."

"Iya."

Jawaban Renjun yang sangat singkat membuat Jaemin kemudian mengubah posisi tidurnya menjadi berhadapan dengan Renjun.

"Jangan bilang kalian kenal?"

"Mungkin dia sempat melihatku latihan," jawab Renjun asal sambil kemudian menutup matanya. Diakuinya, kasur di ruang klub mereka memang empuk. Ditambah musik mellow yang keluar dari playlist komputer, ruang klub yang sepi orang, dan hangat tubuh seseorang di sampingnya, maka wajar jika Renjun mengantuk.

"Oh ya? Bukannya selama sebulan ini kamu tidak pernah latihan di sini lagi?"

Mengeratkan genggaman keduanya, Renjun kembali menjawab.

"Aku latihan diam-diam, saat kalian tidak ada di sini."

"Oh ya? Lalu, kenapa dia bisa melihatmu kalau kamu latihan diam-diam?"

Renjun tidak menjawab. Kali ini ia mengubah posisinya menjadi berhadapan Jaemin dengan tetap menutup mata. Menyadari gerik yang berbeda dari Renjun, Jaemin menaikkan alisnya sebelum kemudian menautkan tangan mereka yang sejak tadi hanya digenggamnya.

"Injun?"

"..."

"Kamu ada hubungan apa sama anak baru itu?"

"Bukan apa-apa. Hanya adik kelas yang kutolong saat mendaftar klub."

"Jangan bohong. Kamu jarang memberi perhatian pada adik kelas."

"Baiklah, Jisung temannya Chenle."

"Aku tidak pernah suka dengan teman Chenle."

"Na..."

"Ah, aku justru mungkin tidak suka dengannya. Dia selalu mencoba mencomblangkanmu dengan temannya. Aku tidak suka."

"Bagaimanapun dia sepupuku, Na. Wajar kalau dia ingin melihatku bersama seseorang."

"Tapi kamu tidak butuh orang lain, Jun."

"Na..."

"Kamu cuma butuh aku, Donghyuck, dan Jeno."

"Na Jaemin, sudahlah. Jangan bahas ini lagi. Tidak penting."

"Bagiku yang berhubungan denganmu semuanya penting."

"Na, Jisung benar-benar cuma adik kelasku, oke? Kalaupun ia membelaku masuk ke tim, bisa jadi karena ia tidak sengaja mengintipku latihan, atau melihat video kompetisi dua tahun lalu, atau mungkin mendengar dari teman-teman klub yang lain. Ini bukan suatu masalah yang perlu dikhawatirkan, oke?"

"Baiklah."

"..."

"Tetapi biarkan dia tahu, kamu milikku."





Memangnya kapan kita saling memiliki?







25 Oktober 2018

A/N:

Hahahahaha, entah kenapa mulai menyimpang dari plot awal. Nggak, nggak juga sih, cuma tikungan dikit kok. Nggak sampai belokan juga. Ada komentar? Kalau nggak ya udah sih ya. Maafin kalau gaya bahasanya ababil. Aku memaksa diri nulis soalnya, hahaha.

Kalau ini update lama, gapapa ya. Yang penting nggak ditelantarin kan?

BABY O CHICK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang