Chapter 6

553 25 26
                                    

"Aduh, ngantuknya gue" Zhavier mengeluh pelan agar guru yang sedang menjelaskan di depan tak mendengarnya.
"Sabar, bentar lagi udah mau pulang kok" bisik Hosea. "Btw habis ini mau kemana?"

"Pulang lah, kerjain tugas" kata Vino alim.
"Dih, sok rajin deh lo" Zhavier memberi seringai miring.

"Haha, serius deh. Gue gamau kemana mana dulu, lagi banyak tugas."
"Oke, pulang aja." Hosea memutuskan untuk pulang saja. Tapi tampaknya Zhavier punya rencana lain.

"Baiklah anak-anak, sekian pelajaran untuk hari ini. Jangan lupa untuk mengerjakan tugasnya." Ucap sang guru sebagai penutup sesaat setelah bel sekolah tanda pulang telah berbunyi kencang.

Murid-murid didalam kelas bersorak kegirangan dan sangat bersemangat untuk pulang. Semuanya sibuk memasukkan semua buku-bukunya ke dalam tas, dan segera menghambur keluar setelah sang guru meninggalkan kelas.

"Bro, gue duluan ya" pamit Zhavier meninggalkan Vino dan Hosea di kelas.
"Eh mau kemana tuh anak" kata Hosea kepada Vino.
"Ntah lah, bodo amat. Yuk pulang" ajak Vino seraya menyandang tasnya dan beranjak keluar. Hosea pun mengikutinya dari belakang.

Sementara Zhavier pergi menuju kelas 12 IPS 3. Ya, kelas Nayla. Agar tidak terlalu dianggap aneh dan kesan memaksa, Zhavier berusaha membuat bahwa pertemuan Nayla dan dirinya adalah alami sebuah kebetulan. Jadi ia mondar-mandir di depan kelas Nayla yang tampaknya semua murid di dalamnya sudah mulai ramai berkeluaran. Zhavier ingat bahwa ia memiliki teman basket yang sekelas dengan Nayla. Jadi ia menggunakan cara itu untuk berusaha terlihat secara alami KEBETULAN.

"Eh, bang gimana kabar lo?" Sapa Zhavier basa-basi tiba-tiba saat temannya itu, Jeffrey keluar dari kelasnya. Ia memang menyapa Jeffrey, tapi pandangannya tertuju pada Nayla yang masih mengobrol dengan temannya di dalam kelas.
"Eh, tumben lo disini. Baik gue. Oh iya kemaren kenapa lo bolos?" Kata Jeffrey.

"Gapapa kok bang. Lagi pengen bolos aja"
"Lo lagi nyari siapa sih, lo sebenarnya bukan mau ketemu gue kan" kata Jeffrey tepat saat menyadari padangan Zhavier yang tertuju ke dalam kelasnya.

"Ah, ngomong apaan si lo bang.... gue beneran mau nanya kabar lo doang kok" Zhavier lalu kembali fokus pada percakapannya dengan Jeffrey.

"Halah, alasan lo hahaha. Mau cari siapa sih?" Tanya Jeffrey blak-blakan. Zhavier memang mudah ditebak.

"Enggak loh bang..." Zhavier masih tak mau mengaku.

Sesaat setelahnya Nayla keluar dari kelas tanpa memperhatikan Zhavier yang ada di depan kelas itu sedang berbicara dengan Jeffrey. Pandangan Zhavier mengikuti Nayla yang telah meninggalkan kelas dengan cepat.

Jeffrey pun begitu, ia mengamati arah pandangan Zhavier. Dan ia menggumam.
"Oh"

"Bang, gue duluan yaa" pamit Zhavier tiba-tiba meninggalkan Jeffrey.
Jeffrey hanya menggeleng kepala.
"Dasar tukang modus" gumamnya sendiri.

Zhavier menyusul Nayla yang tengah menuruni tangga. Saat anak tangga terakhir telah terlewati, ia menarik lengan Nayla.
"Kak" katanya.
Nayla menoleh kaget. Ternyata Zhavier.
"Eh? Kenapa Zha?"
"Lagi buru-buru ya kak?" Tanyanya basa-basi.

"Enggak sih, biasa aja"
"Oh... kakak mau kemana? Mau makan siang bareng gak?" Tawar Zhavier.
"Oh, sorry ya. Hari ini aku gak bisa. Ada tugas yang perlu dikerjakan." Tolak Nayla.

"Oh, oke deh kak"
"Duluan ya" Nayla pamit meninggalkan Zhavier.

Tak ada pilihan lain, Zhavier pun pergi ke parkiran sekolah dan berencana untuk pulang ke rumah.

***

"Yaudah gapapa, aku sendiri aja vin"
"Iya beneran gapapa loh" kata Nayla lalu menutup panggilan.

SWEET PEADonde viven las historias. Descúbrelo ahora