07 - Pra-kompetisi 2

Mulai dari awal
                                    

"Kamu sempet dimarahi Mama?"

"Nggak, tapi Papa pernah."

"Oh, iya sih. Mama emang serem."

"Tasnya mau terus digendong, Kak?"

"Ah, oh. Benar juga."

Hari itu, Jaemin datang ke tempat Jisung bukan hanya untuk bermain atau melepas rindu sebagai seseorang terdekatnya. Ia juga membawa tas ringan yang isinya surat pernyataan keanggotaan serta formulir biodata untuk kompetisi selanjutnya. Segera setelah mereka menempati meja makan dengan teh hangat yang sialnya kemanisan, ia membukanya.

"Ini?"

"Congratulations."

"Wahhh."

Nada yang datar, tapi Jaemin tidak bisa menahan senyumnya melihat bagaimana mata Jisung berbinar membaca berkas itu.

"Beneran?"

"Tentu saja."

"Yang terpilih, siapa aja?"

"Nanti juga kamu tahu pas kita kumpul perdana."

"Jangan main rahasiaan deh. Sekarang dan nanti juga tidak akan mengubah hasilnya kan?"

"Hahaha, point taken, tapi kalaupun aku sebut memang kamu tahu siapa orangnya?"

"Uh, just for my information?"

Jisung berkata sambil memiringkan kepalanya, membuat Jaemin tercekat akan keimutan calon adik tirinya.

"Kalau kamu bukan adik yang aku sayangi,..."

"Apa?"

"Nope. Jadi,  yang masuk tim inti itu..."





---------------------------------------

Ddrrtttt...

Chenle mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Setelah melihat penelepon, segera ia angkat.

"What's up bro!"

Baru saja ia mau mengucapkan selamat atas terpilihnya sang kawan ke tim inti yang akan mewakili klub sekolahnya ke High School Dancer, ia langsung dipotong dengan suara yang penuh kecemasan.

"Kak Renjun, nggak masuk tim inti?"

"Iya."

"Kenapa? Bukannya ini tahun terakhirnya?"

Chenle menggigit kukunya, bingung bagaimana menjelaskan kondisinya ke Jisung. Apalagi ia baru saja melihat Renjun menarikan balet sebelum Donghyuck datang menemuinya.

"Bukan genrenya sih Sung."

Penjelasan yang singkat. Luar biasa, dan entah kenapa Chenle merasa jawaban itu akan menggali kuburnya.

"Kita bisa membuat koreo dari berbagai genre."

"Memang sih, tapi katanya konsepnya tidak akan cocok dengan Kak Renjun."

"Kenapa tidak cocok?"

Chenle cemas, tapi ia mencoba menggali ide untuk pertanyaan itu.

"Kak Renjun bilang tariannya tidak bagus."

"Tapi, kamu sendiri yang bilang kalau Kak Renjun tariannya bagus."  

Kebohongan yang tidak mulus, Chenle.

"Maksudnya di genre itu, dan konsepnya tidak cocok."

"Makanya kenapa tidak dibuat kombinasi aja?"

"Aku bukan anggota klub, Jisung. Tanya ke Kak Haechan kalau gitu."

"Aku sudah tanya Kak Nana, katanya idenya masih dipertimbangkan. Jadi bukan masalah kalau Kak Renjun ikut kan?"

"Iya, memang sih, tapi... tunggu, Kak Nana?"

"Iya, kenapa?"

"Kamu kenal Kak Nana?"

"Hahaha, singkat kata, dia kakakku."

"What? Are you serious, dude?"

"Iya?"

"Oke, aku akan coba bujuk Kak Renjun. Besok kita bicarakan di kelas. Bye bye Jisung!"

"Tung...."

Tuuttt tutt.

Chenle menghentikan teleponnya sepihak. Dadanya berdebar mendengar pernyataan mengejutkan dari Jisung itu.

Jisung kenal Kak Nana? Na Jaemin yang itu? Na Jaemin yang itu kakaknya? Oh, sial.




---------------------------

"Chenle, kerjakan PR! Aku akan memeriksa dua puluh menit dari sekarang, or else..."

"Yah, give me break! Kak Renjun jahat!"






---------------------------

Tobe continued.

2 Oktober 2018 Pukul 20:37





//Note//

Maaf interaksi Renjun Jisung belum berkembang di chapter ini. Chapter depan kali ya. Hehehe. By the way, it's not a filler.



Chapter 8 soon

BABY O CHICK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang