YUDISTIRA - Pandawa Pertama

Depuis le début
                                    

Pada saat yang sama, seorang raja angkara murka juga mengadakan upacara mengorbankan seratus orang raja (di Serial ANTV yang dikorbankan adalah 100 pengikut Krisna). Raja tersebut bernama Jarasanda dari kerajaan Magadha. Yudistira mengirim Bima dan Arjuna dengan didampingi Kresna sebagai penasihat untuk menumpas Jarasanda.

Akhirnya, melalui sebuah pertandingan seru, Bima berhasil membunuh Jarasanda.

Setelah semua persyaratan terpenuhi, Yudistira melaksanakan upacara Rajasuyayasna yang dihadiri sekian banyak kaum raja dan pendeta.

Dalam kesempatan itu, Yudistira ditetapkan sebagai Maharajadhiraja.

Kemudian muncul seorang sekutu Jarasanda bernama Sisupala yang menghina Kresna di depan umum.

Setelah melewati penghinaan ke-100, Krishna akhirnya memenggal kepala Sisupala di depan umum.

Ketika menjadi tamu dalam acara Rajasuyayasna, Duryudhana sangat kagum sekaligus iri menyaksikan keindahan istana Indraprastha. Timbul niatnya untuk merebut kerajaan itu, apalagi setelah ia tersinggung oleh ucapan Drupadi dalam sebuah pertemuan. Sangkuni membantu niat Duryudhana dengan memanfaatkan permainan dadu. Yudistira menerima undangan Duryudhana dengan baik.

Permainan dadu pandawa melawan Kurawa diadakan di istana Hastinapura. Mula-mula Yudistira hanya bertaruh kecil-kecilan. Namun semuanya jatuh ke tangan Duryudhana berkat kepandaian Sangkuni dalam melempar dadu.

Hasutan Sangkuni membuat Yudistira nekad mempertaruhkan semua hartanya, bahkan Indraprastha. Akhirnya, negeri yang dibangun dengan susah payah itu pun jatuh ke tangan lawan.

Yudistira yang sudah gelap mata juga mempertaruhkan keempat adiknya secara berurutan. Keempatnya pun jatuh pula ke tangan Duryudhana satu per satu, bahkan akhirnya Yudistira sendiri.

Duryudhana yang licik tetap memaksa Yudistira yang sudah kehilangan kemerdekaannya untuk melanjutkan permainan, dengan mempertaruhkan Drupadi. Akibatnya, Drupadi pun ikut bernasib sama.

Ratapan Drupadi saat dipermalukan di depan umum terdengar oleh Gandari ibu para Kurawa. Ia memerintahkan agar Duryudhana menghentikan permainan dan mengembalikan semuanya kepada Pandawa.

Dengan berat hati Duryudhana terpaksa mematuhi perintah ibunya itu.

Duryudhana yang kecewa kembali menantang Yudistira beberapa waktu kemudian. Kali ini peraturannya diganti. Barang siapa yang kalah harus menyerahkan negara beserta isinya, dan menjalani hidup di hutan selama 12 tahun serta menyamar selama setahun di dalam sebuah kerajaan. Apabila penyamaran itu terbongkar, maka wajib mengulangi lagi pembuangan selama 12 tahun dan menyamar setahun, begitulah seterusnya.

Akhirnya berkat kelicikan Sangkuni, pihak Pandawa pun mengalami kekalahan untuk yang kedua kalinya. Sejak saat itu lima Pandawa dan Drupadi menjalani masa pembuangan mereka di hutan.

Kehidupan para Pandawa dan Drupadi dalam menjalani masa pembuangan selama 12 tahun di hutan dikisahkan pada jilid ketiga kitab Mahabharata yang dikenal dengan sebutan Wanaparwa.

Yudistira yang merasa paling bertanggung jawab atas apa yang menimpa keluarga dan negaranya berusaha untuk tetap tabah dalam menjalani hukuman. Ia sering berselisih paham dengan Bima yang ingin kembali ke Hastinapura untuk menumpas para Kurawa.

Meskipun demikian, Bima tetap tunduk dan patuh terhadap perintah Yudistira supaya menjalani hukuman sesuai perjanjian.

Suatu ketika para Kurawa datang ke dalam hutan untuk berpesta demi menyiksa perasaan para Pandawa. Namun, mereka justru berselisih dengan kaum Gandharwa yang dipimpin Citrasena. Dalam peristiwa itu Duryudhana tertangkap oleh Citrasena. Akan tetapi, Yudistira justru mengirim Bima dan Arjuna untuk menolong Duryudhana. Ia mengancam akan berangkat sendiri apabila kedua adiknya itu menolak perintah.

Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant