Dua : Sudah Besar Katanya...(2)

3.7K 358 57
                                    

Empat tahun lalu.

Ilsan, Korea Selatan.

"Kyunnie, ayo tidur dengan nenek saja!" Kibum menarik-narik lengan kecil adiknya. Matanya memandang si bungsu yang acuh dan mulai menggerutu kesal karena merasa terganggu.

"Tidak mau! Di kamar nenek tidak ada ac-nya! Aku tidak bisa tidur nanti!" sebal si bungsu sambil berusaha menjauhkan diri dari jangkauan kakaknya dengan berguling hingga pojokan tempat tidur, merapat ke dinding. Meninggalkan Kibum terdiam di sisi satunya, menatap adiknya dengan kesal.

"Nenek tidak bisa tidur di kamar ber-ac! Nanti nenek sakit! Papa dan Mama masih lama, kata nenek mungkin besok subuh baru sampai. Nanti kau sendirian, loh! Aku tidak mau tidur disini! Tidak ada kamar mandinya! Repot kalau mau buang air, harus ke kamar mandi dekat dapur! Tidak ada papa atau mama yang temani! Ayo ke kamar nenek saja Kyu!" Kibum memanjat naik ke tempat tidur. Menarik paksa kaki adiknya hingga ke ujung tempat tidur. Mengabaikan si bungsu yang nyatanya sudah memejamkan mata, setengah sadar karena mengantuk, jam tidur mereka sudah lewat satu jam lalu. Kyuhyun lelah sekali, dia ingin segera istirahat.

"Jangan ganggu aku Bum!" pekik Kyuhyun kesal. Dia menendang-nendangkan kakinya asal. Tak sadar kalau kakaknya dibuat mengaduh keras saat ada tendangannya yang nyasar ke hidung.

Kibum gusar. Kesal. Anak berumur empat tahun itu menarik kaki adiknya lagi, menjepit satu dengan susah payah agar diam, lalu menggigitnya gemas, tidak keras-keras karena dia masih sayang adiknya meski sudah ditendang. Kyuhyun hanya mengeluh tidak nyaman sekilas, mengintip apa yang Kibum lakukan lewat celah matanya yang terbuka sedikit saja, lalu kemudian acuh lagi. Tidak peduli. Dia hanya ingin tidur. Terserah Kibum mau apa.

Menyerah. Kibum akhirnya mencoba berbaring di sisi Kyuhyun. Diam disana beberapa menit tanpa bisa memejamkan mata. Lalu keinginannya untuk buang air kecil muncul. Anak itu melirik Kyuhyun. Adiknya sudah nyaman. Tidur dengan memeluk guling, menghadap padanya. Ac menyala, ditingkat dingin yang Kyuhyun mau.

Jika Kyuhyun tidak bisa tidur tanpa ac, maka Kibum tidak bisa tidur di tempat yang tidak jelas dimana kamar mandinya. Pencernaannya terlalu lancar, ada yang masuk maka tidak lama kemudian akan keluar lagi.

Tidak tahan, dia keluar kamar. Memastikan adiknya baik-baik saja sebelum menutup pintu kamar pelan-pelan. Dia lalu berjalan menuju kamar neneknya. Mengetuk pintunya beberapa kali. Sampai sang nenek membuka pintu, memandangnya agak terkejut.

"Kibummie, kenapa belum tidur sayang? Ini sudah lewat jam tidurmu. Nanti papa marah loh!"

"Aku tidur disini saja ya, nek? Aku tidak bisa tidur di kamar itu. Kamar mandinya tidak ada! Kyuhyun tidak mau diajak tidur di kamar nenek."

Nenek Kim tersenyum lemah, merasa bersalah, dia tahu masing-masing kebiasaan cucunya. Nenek Kim lalu membelai lembut surai hitam Kibum.

"Maaf ya sayang, kamarnya belum jadi direnovasi. Semoga bulan depan sudah ada kamar mandinya ya, biar nanti Kibum nyaman tidur disana kalau menginap lagi. Masuklah dulu, nenek akan lihat Kyunnie sebentar..."

Nenek Kim menunggu Kibum masuk kamar. Dia bisa melihat kalau tempat pertama yang dituju anak itu justru kamar mandi bukannya tempat tidur. Wanita paruh baya itu terkekeh maklum. Nenek Kim segera beranjak menuju kamar depan, dimana cucu kecilnya sedang tidur.

Begitu pintu dibuka, sejuk ac membuat Nenek Kim meremang sejenak. Karena faktor kesehatan, dia sudah lama tidak bisa bersahabat dengan benda yang satu itu. Berbeda sekali dengan cucunya ini, yang tidak bisa tidur tanpa ada ac yang menyala dengan tingkat kesejukan yang harus sekali, dirinya sendiri yang mengatur. Biasanya, Papa Kim atau Mama Kim akan mengatur suhunya setelah memastikan putranya itu tertidur. Dan itulah yang dilakukan Nenek Kim sekarang, mengatur ac pada suhu yang wajar.

My Little Twin BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang