case : murder

1.7K 183 30
                                    

Aku beralih dari romance ya, gak cocok ternyata bikin cerita full romance, hehehe.

Just remain all of u, this chap contain some thriller and gore. So, yg gk suka atau gk bisa baca jgn di baca :)

                             _  _  _

Mari berkenalan dengan Sehun, sang kepala detektif kepolisian yang jarang bicara juga tak pernah di kenal oleh publik, alasannya ia ingin bekerja dengan tenang dan mari kita juga berkenalan dengan Irene, wakil sekaligus rekan Sehun akhir-akhir ini di pindahkan untuk membantu Sehun. Perempuan mandiri yang selalu menjadi tangan kanan Sehun. Desas-desus yang beredar di divisi penyelidikan, mereka memiliki hubungan spesial karena Sehun hanya percaya dengan Irene padahal Sehun baru bertemu dengan Irene. Tapi siapa yang tau?

                                _ _ _

Irene menerima panggilan dari Sehun saat sedang mengendarai mobil.

"Sudah tau kan?" Tanya Sehun singkat tanpa basa-basi.

"Sangat dan aku sedang di jalan jika kau tau" setelahnya sambungan terputus dari pihak Sehun. Selalu saja.

Dari kejauhan Irene mengamati Sehun berdiri di TKP yang di kelilingi garis polisi, kerumunan petugas kepolisian juga wartawan dan beberapa masyarakat setempat. Pria tersebut memejamkan mata seperti mencari tau jawaban dalam pejaman mata.

Sehun dan Irene sedang memecahkan kasus pembunuhan berantai yang akhir-akhir ini terjadi, korban selalu berjenis kelamin laki-laki. Pembunuhnya cerdik, tidak meninggalkan bekas atau petunjuk yang bisa mengungkap jawabannya, selalu bersih tanpa sisa. Bahkan Sehun yang tiap memecahkan kasus dengan gampang menggunakan otak cerdasnya tidak bisa menyelesaikan dengan singkat. Dan kali ini korbannya adalah salah satu staff di divisi Sehun.

Keadaan korban tidak jauh dengan korban lainnya, sangat mengenaskan. Darah segar menggenang keluar dari dadanya yang terdapat banyak sayatan panjang dan dalam seperti lidi, bibirnya yang hilang hingga wajahnya di penuhi darah dan matanya yang menggantung keluar. Dan tentu saja ketika di selidiki anggota lain, tidak ada sidik jari yang tertinggal.

Tiba-tiba suara ponsel Irene berdering, seperti biasa Sehun menelponnya. Padahal jarak mereka tidak terlalu jauh, tidak bisakah Sehun menghampirinya?

"Pergi ke rumah korban"

Kemudian hening, Sehun memutuskan panggilan setelah selesai mengucapkan perintah tersebut.
Irene bergegas ke rumah korban.

                               _ _ _

Irene memasuki rumah minimalis yang rapi dan di dominasi warna putih. Ia tentu langsung bergegas menggunakan kacamata, sarung tangan dan senter khusus untuk mencari bukti, mengelilingi dengan teliti tiap sudut ruangan rumah tersebut sampai akhirnya Irene memasuki kamar korban. Yang pertama kali ia tangkap adalah keadaan kasur korban yang kacau dan sedikit noda darah, ia mengedarkan pengelihatannya dan menyusuri kamar korban. Tidak ada yang salah, semua rapi dan bersih tidak ada tanda-tanda pembunuhan disini, Irene akhirnya hanya menarik sprei dan melihat cairan kental yang ia tau adalah sperma. Irene meletakkan lagi sprei tersebut, ia berdiri di depan pintu dan seperti berpikir. Irene tidak menemukan bukti apapun. Mungkin korban bercinta dengan kekasihnya di sini, pikir Irene.

Saat akan mundur untuk meninggalkan kamar tersebut, ia menabrak dada bidang seseorang. Irene tau siapa orangnya, lelaki itu memang sering datang dan pergi seperti hantu.

"Bagaimana?" Tanya Sehun dingin.

Irene menaikkan pundaknya "tidak ada bukti, hanya kasur yang mengenaskan dengan cairan sperma yang menempel" setelah memberi laporan, Irene meninggalkan Sehun sendiri dalam kamar tersebut. Di dalam kamar korban, Sehun menggeram.

Shoots!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora