Dangerous #2

76 5 0
                                    

“Sudahlah Baek pulanglah sana jangan mengikutiku terus.” Sungut Aimee sambil mendorong Baekhyun menjauh. Sudah sejak tadi Baekhyun bersikukuh mengantarkan Aimee untuk pulang, seharusnya gadis berobsidian biru itu senang lantaran mendapatkan perhatian dari kekasih namun respon penolakan yang malah Aimee berikan pada Baekhyun.

“Hei aku kan Cuma ingin mengantarkanmu sampai rumah dengan selamat, apa itu salah.” Membuka bungkus permen lolipop –nya Baekhyun terlihat santai tak mengindahkan wajah kesal Aimee.

“Memang tidak salah Baek hanya saja – “

“Hanya saja?” potong Baekhyun yang tiba – tiba berhenti, lalu memandang Aimee dengan tatapan polos. Aimee menutup matanya beberapa detik, bingung harus mulai menjelaskan dari mana kekhawatirannya. Ia hanya takut kalau Baekhyun berhadapan dengan kakaknya Sehun.

Masih segar diingatan Aimee beberapa pemuda yang lari tunggang langgang dari rumahnya setelah berhadapan dengan Sehun. Ia dan kakanya hanya berselisih umur 2 tahun, sekarang Sehun sudah ada dibangku kuliah. Sehun adalah atlet karate, tukang balapan mobil atau motor tapi anehnya dia selalu lolos dari amukan Mommy dan Daddy karena prestasinya tak pernah turun sekalipun hobinya balapan sana – sini dan menghancurkan lusinan mobil atau motor tiap tahunnya. Suka mengoleksi berbagai macam samurai yang terpajang rapi di perpustakaan pribadi. Berbicara samurai, karena benda itu juga pemuda paling tampan yang sedang berusaha mendekatinya lari dengan wajah pucat saat ditantang duel samurai dengan Sehun. Teman? Aimee tak begitu mengenal siapa saja teman kakaknya, bisa dibilang ia tak mengetahuinya. Ia hanya tahu kalau kakaknya punya pacar bernama Krystal dan gadis itu sangat cantik, ia melihatnya pada foto yang di pajang Sehun diatas meja belajar. Ia sempat mengira kalau kakanya berteman dengan berandalan namun ia enyahkan pemikiran itu jauh – jauh. Berfikir jelek tentang saudara sendiri itu dosa.

Lalu apa jadinya kalau Baekhyun si pemuda cantik ini bertemu dengan kakaknya. Hanya helaan nafas yang keluar saat Aimee memikirkan hal itu.

“Sudahlah Baek kau pulang saja, ini berbahaya.” Rengeknya pada Baekhyun yang ditanggapi kerutan bingung.

“Berbahaya? Akan lebih berbahaya jika kau pulang sendiri. Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan menunggumu didepan sana tanpa aku disisimu.” Balas Baekhyun kini menggenggam tangan Aimee, memamerkan deretan gigi putihnya yang malah terlihat idiot.

“Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu bodoh, sudahlah kau cukup mengantarkanku sampai depan komplek saja.” Bujuk Aimee berharap Baekhyun mau menurutinya namun hanya gelengan dengan senyum manis sebagai bumbu kekesalan yang Aimee dapat.

Dengan pasrah Aimee hanya menurut pada akhirnya, mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Baekhyun memasukkan tangan mereka yang bertautan kedalam saku mantelnya agar tangan Aimee tetap hangat karena udara sedang dingin. Kehangatan itu tak serta merta terasa ditangan saja namun perlahan kehangatan itu menyebar sampai pipi si gadis yang merona karena merasa diperlakukan istimewa. Mengenyahkan kekhawatiran yang ia rasakan sejak tadi hingga tak menyadari kalau langkah kecil mereka telah sampai didepan rumah bergaya eropa yang pagarnya berpelitur hitam dengan guratan emas.

Aimee tidak sadar, ia terlalu terlena pada kehangatan tangan kekasihnya yang berwaja imut dan mulus. Ia baru sadar saat Baekhyun berhenti dan akan menggeser pintu gerbang rumah. Secepat kilat Aimee segera menahan dan menempatkan tubuhnya didepan pegangan pintu dengan senyum konyol membingkai wajah runcingnya.

“Sudah sampai sini saja tidak apa – apa.”

“Heh aku ingin sekalian bertamu dan mengatakan pada salah satu anggota keluargamu untuk tidak usah khawatir karena aku akan menjemput dan mengantarmu pulang mulai sekarang.” Baekhyun.

Aimee menggelengkan kepalanya, ia membalikkan tubuh Baekhyun dan mendorongnya pelan menjauhi rumahnya. “Tidak usah, sampai disini saja. Didalah sangat berbahaya Baek.”

Baekhyun - AimeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang