Ujian kelulusan sudah di depan mata satu bulan kesibukan bulan hanya belajar,bimbel,pendalaman materi dan sebangsanya membosankan kan Memeng tapi mau tak mau lagian Dedy nya sangat membekas supaya dia dapat nilai terbaik. Sore itu begitu panas bulan menguap hari Minggu seperti ini biasanya ia habiskan jalan2 bersama bintang namun untuk kali ini tidak.
Sudah yang ke sekian kalinya ia menelpon bintang tapi tak kunjung ada jawaban boro2 mau jawab hapenya aja mati, bulan menghempaskan tubuhnya ke kasur queen kesayangannya itu, sudah seminggu ini bintang tak pernah mengabarinya tentang apapun. biasanya dia sudah diributkan dengan pertanyaan yang menggangu tidurnya, kini seolah dia berada di zona bintang hanya menyayangi pelajaranya. Bosan jadi figur menuggu bulan memutusakan pergi ke rumah bintang, ia menuruia anak tangga baru satu langkah.
"Hheeemmm.mau ke mana?" Suara deheman yang menghentikan langkah kakinya.mampus gw dia menepuk jidatnya.
"MMM Dedy tumben GK kerja" bulan mengeluarkan cengiran kudanya berharap Dedy kesayangannya itu tak marah padanya.
"Mau ke mana?"
"Ke it...u anu ded?"
"Gak ada itu anu gak Dedy gak izinin kecuali sekolah sama bimbel. Gak ada soping sama Zahra lah, jalan sama bintang lah, apa lah gak boleh"
"Tapikan ded bulan ma-"ridwan segera memotong Perpres anak semata wayangnya itu.
" Sekali Dedy bilang gak ada ya gak ada ngaboleh nawar. Atau dedy rampas semua ATM,kartu kredit plus uang jajan di potong" bulan mendengus kesal rasanya tak percaya Dedy nya bisa sekejam itu padanya.mau tak mau ia harus menuruti perintah Ridwan
"Dedy tega lihat anak nya ke paparan. Oke deh" bulan kembali naik ke kamarnya menghempaskan tubuhnya di kasur. Menata henpon nya jengkel lalu menghempaskan benda itu di samping nya.andai aja waktu bisa di putar aku bakalan berhentiin waktu dimana hanya ada aku dan dia.fikiran bulan melayang jauh terbang bersama semilir angin hingga akhirnya ia memutuskan kan untuk memejamkan mata melepaskan bebernya melayang bersama mimpi,
