CHAPTER 1

8 0 0
                                    

Suasana canggung di taman belakang sekolah. Mengesankan suasan mencekam di sana.

Terdapat dua orang yang sedang berusaha menenangkan suasana. Yang satu merasa gugup. Satu lagi hanya memasang wajah datar.

"Ma-maaf jin ka-kayaknya.." si cewek ngedongakin(?) wajah nya, berusaha menahan air mata agar tidak jatuh.

Sedetik kemudian ia menghela nafas. Memejamkan matanya sejenak. Membuat air matanya lolos mengenai pipi putih susunya itu.

"Mau ngomong apa sih lama banget.. Gua mau anter seul-" belum selesai ngomong ucapannya di potong.

"Kita putus!" ucapan telak berhasil di ucapkan.

Sang cowok masih sama. Memasang wajah flat.

"Alesan?" ucapnya dingin.

"Lu dingin sama gua.. Lu gak biarin gua bebas main sama temen cowok gua. Sementara lu? Lu main sama siapa aja gua gak boleh larang. Dan sekarang lu lebih milih nganterin seulgi pulang di banding ngobrol sama gua. Sebenernya lu anggep gua apa jin? Lu.." ia mendongakkan wajahnya. Lagi.

"Lu jahat. Lu selalu belain seulgi. Lu lebih mentingin dia di banding gua.. Semua lu lakuin ke dia.. Sementara gua? Gua pacar lu jin.. Tapi lu cuek dingin gak pernah mau temenin gua. Giliran seulgi minta anterin kemana aja lu gak nolak. Lu selalu senyum ke dia. Lu selalu ketawa sama dia. Sementara ke gua? Gua ajak ngomong, lu diem. Gua nanya, lu cuma dehem. Gua gak tahan sama semua ini jin.. Gua capek"

"Gua mau kita putus" si cewek pergi meninggalkan cowok yang masih diam memasang wajah datar.

"Bagus lah kalo gitu.. Jadi gua gak harus ngadepin lu yang ngoceh mulu" gumam si cowok seraya tersenyum miring.

°°°

Sepanjang lorong menuju kelas ia berlari. Menundukan kepalanya. Gak berani menatap ke depan. Malu, ia malu. Karna ia gak mungkin nunjukin wajahnya kalo dia abis nangis.

"Lu bego mora! Bego!" derutunya sambil berlari tak tentu arah.

Bugh!

"Aw.." ringis nya.

"Maaf gua gak sengaja.. Lu gak apa kan?" ucap si cowok yang nabrak.

"Gua ga-"

"Lah?"

Guanlin. Cowok yang nabrak itu namanya Guanlin. Dia ngebopong Mora ke UKS. Semua mata ngeliat kejadian langka itu. Pasalnya Guanlin sosok cowok yang lebih mentingin pelajaran dan Mora yang merupakan pacar dari salah satu anak nakal,Woojin. Kini berjalan--lari,Mora di bopong-- melewati lorong sekolah. Walaupun keadaan lorong sepi karna ini sudah jam pulang sekolah tetap saja ada beberapa siswa yang belum pulang, karna piket.

°°°

"Gua kok di sini?" ucap Mora yang kini berusaha duduk.

"Eh? Jangan duduk.. Tiduran aja.." ucap Guanlin.

"Gua di mana? Lu siapa?" tanya Mora.

"Lu di UKS, Gua Guanlin 11 IPA3.." jelasnya.

"Gua siapa? Kelas berapa?" tanya Mora.

"Duh maaf gua gak tau.." ucap Guanlin bingung.

"Dek? Lu gapapa? Sakitnya di mana? Siapa yang bikin lu kayak gini?" ucap cowok berbadan tegap dan berpundak lebar dengan nada cemas.

"Lu siapa?" tanya nya pada Guanlin.

"Gua Guanlin kak" jawabnya.

"Lu yang buat ade gua gini huh?!" tanyanya pada Guanlin dengan nada sedikit lebih tinggi.

"Maaf gua gak sengaja" Guanlin menundukan kepalanya.

"Permisi" semua menoleh ke arah suara, perawat UKS.

"Mba keadaan adik saya gimana?" tanya nya.

"Lebih baik kalian bawa dia ke rumah sakit kayaknya ada sesuatu sama dia" jelas si perawat.

Tanpa banyak bicara Daniel-kakak Mora- berlari ke parkiran dan Guanlin membopong Mora.

Di sana banyak siswa/i sedang memarkirkan kendaraannya. Woojin menangkap wajah yang baru saja ia temui tadi,Mora.

Tin!

Dengan segera Guanlin memasukan Mora ke dalam mobil Daniel. Dengan segera Daniel membawa adik tersayangnya ke rumah sakit. Wajahnya terlihat cemas. Begitu pula dengan Guanlin yang kini duduk memandangi wajah Mora yang terlelap.

Tak lama Daniel memarkirkan mobilnya di Parkiran rumah sakit. Guanlin yang semula membopong Mora kini telah di ambil alih oleh sang kakak.

"Dok segera cek keadaan adik saya" ucap Daniel cemas.

Tidak henti hentinya Daniel mondar mandir di depan pintu ruang rawat Mora. Guanlin sedari tadi mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya. Ia merasa bersalah terhadap mora. Ia terus menghumamkan doa untuk keselamatan Mora.

Bagaimanapun juga kejadian yang Mora alami itu tepat di hadapan Guanlin.

"Ekhm"

Daniel menghentikan langkahnya, Guanlin berdiri dari duduk nya. Mereka mendekat ke arah sang dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat Mora.

"Keluarga kang Mora?" tanya sang dokter.

"Saya kakak nya" ucap Daniel.

"Ikut saya" ajak si dokter.

Daniel dan dokter tadi pergi ke ruangan si dokter. Sementara Guanlin langsung masuk ke ruangan Mora. Ia ingin melihat keadaan Mora.

°°°

"Jadi gimana dok?" tanya Daniel.

"Dia mengalami benturan keras pada bagian kepalanya. Tapi itu luka dalam jadi tidak terlihat. Dan ia mengalami Amnesia ringan. Entah kapan ia bisa kembali pulih. Karna itu bisa kapan saja. Bisa lama ataupun sebentar. Jadi kalau bisa jangan terlalu di paksakan. Biarkan dia menata ingatannya sendiri" jelas dokter.

Daniel menghela nafasnya.

"Makasih dok, saya permisi" Daniel keluar meninggalkan si dokter.

Bingung(?)  -PWJ/LGL-Where stories live. Discover now