Adinda

6 0 0
                                    

FYI !!!!! Semua gambar aku ambil dari google ya guys, those aren't mine, berharap agar kalian bisa lebih menikmati tokohnya.
Dan seperti itulah tokoh wanita-wanita cantik di dalam imajinasi aku :)

Sosok tokoh wanita yang kalian lihat di prolog ialah "Gladis".

Jika orang belum mengenalnya, hanya melihat sepintas dan tak pernah berbincang-bincang dengannya, orang pasti akan mengira dia adalah gadis kaya raya yang super pemilih dalam berteman.

Gladis memiliki seorang sahabat perempuan baik dan sangat alim menurut teman-teman dikampusnya. Perempuan tersebut bernama Adinda.

Pertemuan mereka berdua terjadi karena tugas kelompok, pada saat itu yang dipilihkan oleh dosennya untuk berkelompok dengan Adinda. Adinda gadis terpopuler dikampusnya karena kepintarannya.

Hampir semua dosen-dosen hebat mengenal dia. Sampai di suatu pelajaran salah satu dosen tergalak dan terdisiplin menyebut namanya dan berkata

"Kalian tau dikelas A saya mengajar, saya mendapatkan salah satu mahasiswi terbaik ditahun ini yang menurut saya dia sangat pintar luar biasa.
Kalian berteman lah dengan dia, minta bantuan dia agar kalian dapat mengerti materi yang saya berikan. Namanya Adinda Waliasih. Dia berada dikelas F" Seru Bu Yati yang tiba-tiba saja mempromosikan Adinda di dalam kelas yang saat itu semua mahasiswa tidak ada yang absen.

Seketika ruangan menjadi ramai memperbincangkan sosok tersebut.

"Wah Adinda yang mana ya?" beberapa perempuan dikelas mempertanyakannya.

"Adinda yang pakai kaca mata itu, yang orangnya supel banget klo ketemu kita di perpus. Masa kamu lupa sih." Seru teman yang lainnya. Dan Gladis hanya terdiam. Suatu hari dipelajaran statistik.

"Assalamu'alaikum. Selamat pagi semuanya. Ayo kita doa dulu sebelum mulai pelajaran pagi ini. Berdoa di mulai." Seru Pak Tito dosen statistik. "Berdoa selesai! Oh iya kenalkan nama saya Tito. Pastinya kalian sudah tahu nama saya karena kalian yang sudah memilih saya untuk mengajarkan kalian meteri ini. Bagi yang belum tahu, metode belajar saya adalah berkelompok, masing-masing kelompok hanya terdapat 2 anggota saja supaya kalian tidak ribet mengatur jadwal kalian untuk mengerjakan tugas-tugas dari saya nanti. Dan setiap minggunya saya akan rubah. Baiklah saya aku mulai menyebutkan nama-nama kalian. Nama yang sudah saya sebutkan silahkan angkat tangan dan mohon berpindah duduk mencari anggota kalian masing-masing." Seru Pak Tito sembari membuka buku kedatangan Mahasiswa baru.

Tak lama kemudian nama itu muncul. "Gladis dan Adinda." Seru Pak Tito.

Gladis mengangkat tangannya segera dan terkejut, ternyata ia akan dipasangkan oleh Adinda, perempuan yang kemarin sore baru saja dipromosikan oleh dosen galak tersebut.

Dan jantungnya berdegup kencang. Antara malu dan bangga menjadi satu. Malu karena ia tak sepandai Adinda. Malu karena sebelumnya ia tidak pernah bertemu Adinda. Bangga karena ia yang dikelompokkan oleh Adinda. Dan perlahan Gladis mulai menghampiri Adinda.

"Hi Adinda. Aku Gladis. Senang berkenalan." Dengan nada malu dan kakunya Gladis memperkenalkan diri.

"Hi Gladis, aku Adinda. Aku sering banget lihat kamu sendirian di kantin loh. Mau aku sapa takut ganggu kamu, eh ternyata sekarang kita satu kelompok. Santai aja ya dis, jangan malu dan kaku gitu. Biar kita bisa enak ngerjain tugasnya." Jawab Adinda dengan senyuman hangatnya.

Dari situlah persahabatan mereka dimulai. Dan hampir semua orang membicarakan mereka, Gladis menjadi dikenal banyak mahasiswa juga karena kedekatannya dengan Adinda. Bahkan laki-laki dikampus mulai mendatanginya.

"Selamat pagi mba Gladis yang cantik seperti bidadari." Tiba-tiba saja ada sosok laki-laki yang menghampiri dia, laki-laki itu pun terkenal pandai dan lumayan tampan jika dibandingkan dengan mahasiswa lainnya.

"Pagi." Jawab Gladis dengan tatapan aneh.

Hingga suatu hari. Mereka dipertemukan kembali di kelas lainnya. "Hi mba cantik, ketemu lagi kita. Nama aku Kiki. Nama mba siapa?" penuh tanya dengan wajah tampannya.

"Hmm mau tau banget apa mau tau aja?" Tanya Gladis.

"Mau tau pake banget!" Kiki mulai menggodanya.

"Nama aku Gladis"

"Wah ternyata nama kamu secantik wajah kamu."

"Apa sih pagi-pagi gombal, geli banget sumpah! Sana balik ketempat duduk kamu." Seru Gladis mulai malas menanggapinya.

"Baiklah mba Gladis yang cantik."

"Cie.. cieeee. Kamu tau gak banyak cewe-cewe kampus yang naksir loh, karena katanya dia alim dan pintar. Beruntung kamu dideketin dia." Adinda menggoda Gladis.

"Ih apa sih, gak kepikiran buat naksir sama dia. Buat kamu aja gih!" Jawab Gladis dengan tegas.

Yang sebenarnya Gladis sudah mulai memperhatikan Kiki karena sering berpapasan dikampus.

Sepertinya Gladis menyukainya. Tapi dia belum pasti dengan apa yang dia rasakan. Menurut dia terlalu gila kalau sampai menyukai kiki.

Karena saat itu dia pun sudah memiliki tambatan hati tetapi orang-orang tidak mengetahuinya. Karena dia backstreet. Dia melakukan itu karena orang tuanya tidak setuju dia berpacaran dengan laki-laki tersebut.

MY LIFE IS FULL OF SURPRISE !!!!Where stories live. Discover now