Bukan. . Bukan kami tidak memikirkan kamu, kamu anak kami, bukan istrimu, tapi melihat ada orang yang sangat ingin menjaga perasaan anak kami lebih dari kami menjaganya membuat kami mengabulkan keinginannya, dan kamipun tau, dibanding kami yang ingin kamu tau, ia pasti lebih ingin, dan pasti ia juga lebih ingin kamu disampingnya dibanding siapapun, namun ia tidak melakukannya, karna ia tau, baginya impianmu adalah hal terpenting.

Mengenai sikecil yang tidak pernah membuka suara, itu karna ia selalu Zhi ajarkan, apapun yang mereka lalui berdua, cukup mereka berdua yang tau, cerita yang nantinya akan Azril kecilnya ceritakan pada Ayahnya setelah ayahnya pulang dengan membawa hadiah untuk mereka, dan hadiah itu adalah gelarmu.

Kamu mungkin gelarmu tak ada gunanya jika ini harus terjadi, tapi tidak bagi istrimu, ia tau seberapa kamu sangat menginginkan gelarmu, dan ia ataupun anaknya tidak boleh menjadi penghambat.

Cara pikirnya mungkin berbeda, namun dibanding kamu ialah yang lebih menderita, bukan hanya sakit fisik, tapi semuanya ia rasakan, tapi tak ada kata kecewa yang keluar dari mulutnya akan apa yang ia rasa.

Dia hebat, dan aku tak salah mempercayakan anakku padanya.

Kehamilan kedua, yang berarti anak kedua kalian, kondisinya jauh lebih parah dari kehamilan sebelumnya, bahkan dimana berat badan ibu hamil harusnya semakin naik, namun ia malah sebaliknya, semua berhubungan dengan kehamilan pertamanya, karna keadaan semakin memprihatikankan, dibulan ketujuh dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi, dan karna keadaan istrimu yang lemah, ditambah pendarahan kembali ia alami, sebab itulah ia tidak sadarkan diri sampai saat ini.

Kehamilannya sudah sangat bermasalah, dan harusnya tidak dilanjutkan, namun istrimu memilih mengambil resiko untuk tetap melanjutkan kehamilannya.

Berisiko berarti dua kemungkinan, jika tidak dia, maka anak kalian yang akan mendahului, namun Allaah berbaik hati, ia menyelamatkan keduanya, walau sampai saat ini Zhi masih diambang

Karna sejak awal sudah diprediksi akan mengalami hal yang mungkin tidak diinginkan, sejak awal pula istrimu selalu meminta hal yang sama, aku ingin memiliki anak dari anak kalian,   itulah keinginan yang ia sampaikan, tapi aku tidak bisa menghentikan anak kalian menggapai impiannya, ia tengah berjuang untuk impiannya, akupun akan melakukan hal yang sama, tolong jangan rusak perjuangan kami, itulah yang ia katakan setiap harinya, dengan airmata, siapa kami yang ingin menghancurkan perjuangannya, setelah apa yang ia lakukan tanpa pamrih,  baik untuk anak kami maupun keturunannya, adilkah bila kami tidak mengabulkan satu saja permintaan terakhirnya.

Mama tau kamu akan terluka, tapi jika dibalik, jika kamu diposisi kami, akankah kami memberitahumu, tidak, kamu tidak akan sanggup jika kamu berada diposisi kami.

Laki-laki itu memukul dadanya kuat, yang mengiang ditelinganya hanya sebagian kecil perjuangan wanita egoisnya ini, namun itu saja cukup untuk membuatnya berhenti bernapas, laki-laki itu adalah Atthar

"kamu bukan malaikat sayang, jadi jangan berlaku layaknya malaikat. Kamu manusia, berlakulah layaknya manusia" ucap serak, airmatanya berlomba turun, tak bisa ia bayangkan bagaimana istrinya menghadapi dua kali kehamilannya tanpa suami disisinya, jika kehamilan itu baik dan sehat, mungkin tak sesakit ini kala Atth membayangkannya, namun kehamilan istrinya menyakitinya, itu yang membuat rasa sakit itu seolah menjalar diseluruh tubuhnya, teringat oleh Atth bagaimana wajah pucat dan badan kurus istrinya saat terakhir mereka berkomunikasi, jika Atth tau kala itu istrinya tengah berjuang, tak peduli seberapa ingin ia akan impiannya, ia bisa meninggalkan semuanya demi istrinya, namun sayang, apa yang ia lakukan sudah dibaca istrinya, hingga ia tetap menutup rapat mulutnya akan apa yang menimpanya.

Atth tak bisa mengatakan istrinya tidak memikirkan dirinya, karna nyatanya semua yang istrinya lakukan hanya untuk dirinya, untuk suaminya, tak peduli seberapa berat dan seberapa sakit yang ia rasa, ia lebih memilih impian suaminya tercapai dibanding harus menghancurkannya.

"aku mencintaimu sayang, aku sudah kembali dengan impianku, sekarang waktunya kamu kembali dengan impianmu, anak kita sudah lahir dan sehat, dia cantik dan sangat menggemaskan dia. . Atth menjeda suaranya mengambil nafas sebelum melanjutkan omongannya kembali

"dia sudah bisa memanggilku ayah"entah mengapa sedih itu semakin mencekam saat Atth menceritakan tentang mahluk mungilnya
"apa kamu tidak ingin mendengar panggilan ibu dari malaikat kecil kita hmpz"guman Atth terdengar amat tersiksa disetiap ucapannya

"aku mencintaimu sayang"itulah kata terakhir yang Atth ucapkan kala ia merasa setiap ucapannya semakin menusuk persendiannya, makanya ia memilih berhenti berbicara dan ikut naik diranjang istrinya, ranjang yang cukup besar dari ranjang rawat pada umumnya, sehingga Atth bisa ikut berbaring disamping istri tercintanya,  dengan gerakan pelan ia memposisikan dirinya diposisi paling nyamannya ia, lalu ia merengkuh pelan kepala istrinya, mencium lama kening sang istri, ia memejamkan matanya lama, lagi-lagi airmatanya jatuh dari mata terpejamnya.

"aku mencintaimu sayang"batinnya
"kembalilah"sambungnya berbisik.

Mawar BiruWhere stories live. Discover now