Roh Pendendam 1

2K 164 0
                                    

Air mata keluar dari mata Sakura setelah Sasori pergi. Sebenarnya ia belum tidur, tidak bisa tidur lebih tepatnya.

"Ku harap kau tidak bohong Kak."

* . ~ ~ . ~ ~ . *

"Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak tahan kalau terus begini." Kata seorang gadis berambut coklat pada sahabatnya.

"Kau sudah memanggil ahli spiritual atau yang lainnya?" Tanya Sahabatnya.

"Sudah, tapi itu tidak ada hasilnya." Kata si rambut coklat semakin takut.

"Bagaimana kalau kau minta bantuan clun mystery? Mungkin akan berhasil?" saran sahabatnya.

"Memangnya club mystery itu benar-benar ada? Aku memang dengar kalau di sekolah ini ada club mystery dan di pilihan ekskul juga ada nama club itu tapi tidak ada yang tahu siapa anggotanya. Bahkan guru-guru saja tidak tahu dan kepala sekolah hanya bilang kalau tidak mau bergabung ya tidak usah cari tahu. Dan rumor itu juga terkenal sampai ke seluruh Tokyo."

"Coba saja dulu." Si rambut coklat terlihat ragu dengan saran sahabatnya. Lagipula gedung tempat club mystery itu terasa horor. Tidak ada yang pernah kesana dan hanya kepala sekolah dan beberapa guru yang tahu siapa saja yang bergabung di club berbasis seni di gedung itu termasuk club mystery dan sastra. Tapi kalau ia tidak mencoba, ia bisa gila karena kejadian di rumahnya.

"Baiklah akan ku coba."

@ Club Mystery

Hari ini hanya Sakura, Sasuke, Naruto, dan Hinata yang ada di ruang club. Deidara, Itachi dan Sasori ada tambahan pelajaran karena mereka sudah kelas 3. Gaara dan Yahiko diminta untuk melatih tim basket sekolah mereka. Konan ada di club seni kerajinan karena dari awal dia memang disana. Sedangkan Shikamaru sudah pasti tidur di kelas.

Sasuke duduk di sofa sambil membaca buku. Sakura tidur di sofa dan menjadikan paha Sasuke sebagai bantalnya. Naruto dan Hinata entah sedang bicara apa di sofa seberang.

TOK TOK TOK

Sasuke, Naruto, dan Hinata menghentikan aktifitas mereka. Sakura yang sebenarnya sudah bangun memilih cuek. Ia lebih memilih memejamkan matanya saja.

"Siapa yang datang?" Tanya Hinata.

"Tidak tahu. Kalau anggota kita harusnya tidak perlu menutp pintu." Jawab Naruto.

"Biar aku yang buka." Hinata bangkit dan membukakan pintu. Yang ia lihat adalah seorang gadis berambut coklat dan dicepol 2. Hinata yakin gadis di depannya ini 1 tingkat dengannya tapi beda kelas dengannya karena ia tidak tahu siapa gadis itu.

"Ma...maaf mengganggu. Aku Ichikawa Tenten dari kelas XI 6. Aku ingin minta bantuan." Kata gadis bernama Tenten itu.

"Bantuan? Masuklah dulu. Kau bisa menceritakannya di dalam." Kata Hinata. Tenten masuk ke ruangan club mystery yang ia kira keberadaannya tidak nyata. Ia juga terkejut saat mendapati tulisan di luar yang berbunyi club mystery. Ternyata club itu benar-benar ada. Dan dalam bayangannya jika pun club itu benar adanya, maka ruangannya akan menakutkan gelap dan suram. Ternyata aslinya jauh dari bayangannya. Ruangan club ini mirip dengan ruang tamu di rumah bahkan ada dapurnya. Begitu terang dan nyaman. Ia juga cukup kaget melihat anggota club mystery. Ternyata anggotanya orang-orang yang terkenal di sekolah. Ia tidak menyangka Sasuke, Naruto bahkan Sakura dan Hinata yang merupakan murid baru ternyata adalah anggota club ini. Apalagi melihat foto yang ada di mading club ini. Kakak kelas yang populerpun masuk club ini. Sungguh luar biasa. Sebenarnya ini club mystery atau perkumpulan murid popoler Tokyo Gakuen? Dan yang menarik perhatiannya adalah posisi Sasuke dan Sakura. Posisi mereka berdua membuatnya agak salah tingkah. Sepertinya hubungan keduanya cukup dekat. Tidak disangka Sasuke yang terkenal cuek dan dingin ternyata dekat dengan seorang gadis.

"Silahkan tehnya." Kata Hinata sambil meletakkan secangkir teh di depan Tenten.

"Terima kasih." Kata Tenten.

"Tadi kau bilang ingin minta bantuan. Bantuan apa?" Tanya Hinata. Sasuke dan Gaara menatap Tenten bingung. Bantuan? ini kalo pertama kalinya ada yang minyta bantuan pada mereka secara langsung tanpa melibatkan organisasi mereka (organisasi yang dimaksud itu ghost hunter). Kalau begitu, gadis itu tidak tahu siapa mereka dan intinya gadis itu adalah murid biasa?

"Jadi begini, aku dan keluargaku baru pindah 1 bulan yang lalu. Awalnya sih biasa saja, tapi sejak orang tuaku pergi 2 minggu yang lalu, banyak kejadian aneh yang terjadi. Kadang-kadang barang-barang di rumah menjadi berantakan secara tiba-tiba. Kadang terdengar suara langkah kaki, kadang terdengar suara tangisan di tengah malam, dan 3 hari terakhir ini aku merasa ada yang mengawasiku. Jadi aku ingin minta tolong pada kalian untuk mencari tahu apa yang terjadi dan kalau bisa menghilangkan kejadian-kejadian aneh itu." Kata Tenten. Ia menundukkan kepalanya. Ia siap dikatai gila atau apapun itu. Walaupun namanya club mystery bukan berarti mereka percaya begitu saja dengan ceritanya kan? Sebenarnya ia sendiri tidak percaya dengan hal macam ini, tapi setelah mengalaminya mungkin ia jadi sedikit percaya.

Naruto, Hinata, dan Sasuke diam. Mereka bingung ingin menjawab apa. Ini pertama kalinya mereka dapat klien tanpa perantara organisasi. Lagipula, mereka libur bukan berarti mereka diam saja jika ada ayakashi ataupun roh yang mengganggu manusia. Walaupun mereka belum yakin kalau itu ulah 'mereka' sih. Mereka bisa saja bilang ya dan membantu tenten asala Sakura mengizinkan. Lumayanlah, hitung-hitung mengisi hari libur mereka.

"Dimana rumahmu?" Tanya Sakura tiba-tiba. Sasuke melirik Sakura yang masih memejamkan matanya. Rupanya sudah bangun toh, atau jangan-jangan sebenarnya Sakura tidak tidur?

"Eh?" Tenten bingung antara mau menjawab atau tidak.

"Jawab saja Ichikawa-san. Sakura-chan sudah bangun kok." Kata Hinata.

"Tenten saja Hinata-san.rumahku ada di blok 7 Kagamawahara." Jawab Tenten.

"Kami akan ke sana nanti sore. Kau tunggu saja di rumah." Kata Sakura yang sudah membuka matanya walau masih tiduran dan memiringkan kepalanya menatap Tenten.

"Masalah bayaran bisa kita bicarakan nanti. Tapi aku punya beberapa syarat. Pertama kau harus percaya pada kami. Kedua kau tidak boleh membeberkan apapun mengenai apa yang kami lakukan pada siapa saja termasuk siapa saja anggota club ini. Ketiga kau boleh saja merekomendasikan club ini pada teman-temanmu yang punya masalah sepertimu tapi jangan sekali-kali kau memberi tahu mereka bagaimana cara kami menyelesaikannya."

"Aku berjanji tidak akan membocorkannya pada siapapun."

"Tumben kau mau repot-repot membantu orang?" Tanya Sasuke setelah Tenten pergi. Sakura yang masing berbaring terlentang berbantalkan paha Sasuke memiringkan badanya dan memeluk pinggang Sasuke.

"Untuk mengisi hari libur kita. Dari pada tidak ada kerjaan. Pertanyaannmu seakan-akan aku tidak pernah membantu orang saja." Sebenarnya untuk mencari tahu tentang orang itu juga sih.

"Biasanya kan memanang seperti itu." Kata Sasuke.

"Kalau urusannya dengan manusia aku tidak mau bantu. Kalau denga ayakshi kan beda urusannya. Lagipula uangnya bisa kita gunakan untung mengisi kas club. Club ini bisa dibubarkan kalau tidak punya kegiatan." Kata Sakura. Kepala sekolah memang tahu kalau mereka punya kekuatan spiritual walau hanya tahu sebatas bisa 'melihat' saja tapi tetap saja club ini harus puya kegiatan. Mereka juga harus membuat sesuatu saat festival budaya nanti.

"Terserah kau lah. Ngomomg-ngomong, kenapa kau jadi manja begini hm? Masih terbawa suasana kencan kita minggu lalu?" Tanya Sasuke.

"Urusai! Hanya ingin saja! Memang tidak boleh?" jawab Sakura kesal. Kenapa Sasuke menanyakan hal memalukan begitu sih?

"Boleh kok. Siapa bilang tidak boleh. Kalau bisa sih sering sering."

"Itu sih keenakan dirimu!"

"Ehm, maaf mengganggu. Tentang nanti sore siapa saja yang akan pergi?" Sela Naruto. Enak saja menjadikan Hinata dan dirinya sebagai obat nyamuk. Kalau ingin tebar kemesraan cari tempat lain dong!

"Hanya kita berempat." Jawab Sakura.

"Ha?! Kau tidak mau memberi tahu yang lain?" Tanya Naruto. Kalau Sasori tahu hal ini bagaimana?! Semoga saja Sasori tidak marah.

"Sementara ini jangan. Kalau keadaannya mendesak baru kita beri tahu."

~TBC~

Yey... karena besok libur jadi bisa up hehehe

Ghost Hunter S2Where stories live. Discover now