Chapter 40 - Goddess Witch!

Start from the beginning
                                    

Kirara tiba-tiba berhenti didepan sebuah pohon. Dia menyentuh pohon itu, lalu keluarlah sesosok arwah yang bercahaya.

Mereka berbicara dengan bahasa aneh. Bahkan Athena sendiri tidak bisa menerjemahkan bahasa apa yang digunakan mereka.

"Siapa arwah itu? Dan dengan bahasa apa kau bicara dengannya?" Tanya Athena yang sudah sangat kebingungan dengan apa yang dia lihat.

Kirara menatap Athena dengan dalam. Athena kebingungan, lalu kirari menatap lagi kearah dirinya yang sedang bicara dengan arwah itu.

"Setitik cahaya turun..." Ucap Kirara sukses membuat Athena menatapnya dengan mata yang membulat sempurna.

"Membawa kehidupan untuk sekitarnya. Membawa kekuatan besar bersamanya. Membawa Cinta dan kebencian bersamanya...." Sambung Kirara membuat Athena semakin terlihat kaget. Kata-kata yang diucapkan Kirara sudah tidak asing lagi ditelinga penyihir mana pun.

"Cahaya terang! Seterang kasih sayang ibu. Cahaya yang membawa kehangatan.  Wujud yang sangat cantik. Reinkarnasi empat jiwa yang menderita." Kata-kata yang diucapkan oleh Kirara adalah pembuka sebuah puisi sihir yang sangat melegenda.

"Panggil ibu saja tidak cukup. Karena dia lah ibu semuanya! Ibu para penyihir! Sang Dewi penyihir..." Ucapnya kemudian menatap Athena yang sudah mematung mendengar Puisi yang dibacakan kirara.

"Kau mengerti sekarang? Dia adalah Dewi Penyihir! Bahasa yang kami gunakan oleh kami adalah bahasa kuno! Kurang lebih seperti bahasa Yunani kuno." Kirara menjelaskan semuanya.

Athena dan Kirara melihat lagi kearah Kirara yang bicara dengan Dewi Penyihir. Sosok yang dikeliling oleh cahaya putih disekitarnya, rambut pirang yang sangat panjang hingga menyentuh tanah, gaun hitam dan mahkota silver yang digunakan olehnya, dan juga tidak lupa tongkat panjang dengan lingkaran sihirnya. Itu cukup membuktikan kalau sosok itu benar-benar Dewi Penyihir.

"Aku bisa saja melakukannya. Tetapi aku bisa menghilang!" Dewi penyihir merubah bahasa yang mereka gunakan.

"Aku akan menjadi jiwa pertama yang nantinya akan jadi empat jiwa yang menderita nanti!" Tegas Kirara. Dewi Penyihir menghilang dan melesat kearah perkemahan pasukan penyihir.

Athena mengerutkan dahinya bingung. Dia menatap Kirara dengan penuh kebingungan dan meminta penjelasan.

Seluruh hutan itu berubah menjadi hitam lagi. Lalu muncul tiga sosok yang sangat Athena kenal.

"Kau tidak mengerti juga?" Ucap Aletha mengerutkan dahinya. Athena menggelengkan kepalanya.

"Kau ingat bagaimana kami mati Athena?" Tanya Tiara sontak membuat Athena mengangguk.

Athena menatap kearah gadis yang sama persis seperti dirinya, "Aku tau! Tetapi aku tidak tau kalau Alena mati seperti apa?" Ucap Athena kebingungan saat menatap Alena gadis yang sangat mirip dengannya.

Keempat arwah itu saling tatap kemudian Aletha menepuk bahu Athena, "Alena adalah penyihir putih! Yang dikurung oleh Shiro didalam pikiran mu! Jika kau ingat saat liburan empat tahun yang lalu! Yang membuat Ed- Robbie harus mandi dengan air es! Maka kau akan ingat saat itu Shiro menyerang mu secara tiba-tiba!" Ucap Aletha menjelaskan kembali kronologis kejadian di hari itu. Membuat Athena mengingat saat dimana Edwin akan tiada karenanya.

Athena mengangguk pelan. Lalu dia tertunduk.

"Ini bukan saatnya untuk sedih! Kami tidak punya banyak waktu lagi!" Tegur Kirara membuat semua menoleh kearah Kirara yang terlihat bergetar.

Athena menganggukkan kepalanya, "Aku tau betul maksud kalian apa! Kalian ingin bilang kalau aku adalah Dewi penyihir kan?" Athena menaikan sebelah alisnya.

"Iya! Seharusnya Aletha yang menjadi Dewi Penyihir tetapi dia mati sebelum menjadi dewi!" Ucap Alena sambil menatap Aletha yang menundukkan kepalanya.

"Kami akan memberikan semua kekuatan kami agar kau bisa menjadi Dewi saat perang nanti! Ingat jangan sampai Masa lalu terulang kembali...! Atau kehancuran benar-benar akan terjadi...!" Ingat Tiara sebelum tubuhnya menjadi cahaya dan masuk kedalam tubuh Athena, begitu pula dengan Aletha, dan Kirara.

Athena menatap bingung Alena, tubuhnya memang mengeluarkan cahaya dan cahaya itu masuk kedalam tubuhnya. Tetapi tubuh gadis itu tidak menghilang.

"Aku sudah jadi setengah dari jiwa mu! Jika aku hilang kau juga akan hilang Athena..." Ucap Alena seperti membaca pikiran Athena.

Tiba-tiba sinar putih menyilaukan menusuk mata Athena. Saat membuka matanya lagi Athena mendapati dirinya terbaring di atas kasur di kamarnya.

Dia menatap ke kiri dan kanan mencoba mencari mungkin saja ada yang menjaga atau mengawasinya.

Tetapi tidak ada siapapun. Athena bangkit dari tempat tidurnya, dia menganti pakaiannya dan menggunakan seragam Narioka Academy. Dia juga merubah wujudnya menjadi wujud yang lain, wujud yang tidak pernah dia tunjukan kepada siapapun.

Sosok berambut merah panjang dengan mata berwarna hitam, Athena berteleportasi keluar dari istana secara diam-diam.

Athena tiba-tiba sudah ada di perbatasan luar dari daerah Witch Castle, dia berlari dan pergi ke suatu tempat.

"Jika Kirara benar! Maka pohon itu seharusnya ada di dekat gerbang utama WitchWorld!" Gumam Athena sambil terus berlari menjauh dari daerah istana. Dia bahkan tidak peduli harus membuat kepanikan karena dia tidak ada di istana.

"Maaf Edwin! Tetapi aku tidak bisa menahan diriku lagi!" Batin Athena lalu dia memandang kedepan dengan tajam.

*
*
*
*
*
*
*

Bersambung...

Atelino & Satorik #3 (END) Where stories live. Discover now