Gerimis di Penghujung Senja Part 1

22 3 2
                                    



"Gerimis di Penghujung Senja"

Oleh : Rosita

Rama apa kaukah itu ..?. Siska pun panik dan bergegas menuju asal suara, Siska tak tega melihat Rama terkapar lemas bersimbah darah. huk... huk... kaukah itu Siska, sembari memegang wajah ayunya. Ia Rama aku disini kini tatapan mereka beradu. Kau menangis Siska ...?.

Bagaimana aku tidak menangis melihat mu seperti ini saja aku tidak tega Rama...? mereka saling berpelukan satu sama lain, dan menangis satu sama lain, malam itu adalah malam kesedihan yang di rasakan mereka. Seolah olah Siska merasakan penderitaan yang di alami oleh Rama. Dengan sangat hati hati Siska membantu Rama untuk berjalan, dengan langkah yang gontai Rama berusaha untuk menahan sakit sekuat kuatnya. Begitupula Siska membantunya berjalan sampai halte dengan semampunya.

" ahh ...auo....eess ah..."

" Maafkan aku Rama gara gara aku kamu jadi seperti ini....". Rama hanya tersenyum dan menahan rintih. Terlihat wajah Siska yang sangat mencemaskan Rama. Dengan cepat Siska mencari taxsi untuk segera membawa Rama ke rumah sakit. " Rama kau harus bertahan ya aku akan carikan taxsi untuk mu..." .Ketika Siska ingin berlari mencari tiba tiba Rama melarangnya. " jangan Siska aku gak papa...? ". Siska merasa takut kalok nanti terjadi apa apa yang tidak di inginkan oleh Siska. " tapi bagaimana dengan luka mu...? ". Dengan sedikit menada tinggi karna takut.

" Sudah jangan khawatirkan aku, aku tak apa apa..? " seraya berusaha tersenyum memastikan dia tidak apa apa tapi kenyataanya dia merasa kesakitan di sekujur tubuhnya akibat berkelahi tadi, demi menolong Siska sahabatnya dari indonesia. Sebenarnya kami baru bertemu ketika kami mendaftar di Universitas yang sama di Soul korea. Kami sama sama mahasiswa yang mendapat beasiswa kuliah di korea. Nah sejak itu aku merasa ada teman untuk berjuang bersama. Lagi pula arpatemen kita sama aku di lantai 2 sedangkan Rama di lantai 3 hingga aku merasa sudah memiliki saudara di sini, hingga tiap hari kami berdu selalu bersama.kedekatan kita sering di jadikan perbincangan di kampus, maklum saja aku dan Rama itu berbeda dia terlahir di dalam keluarga kaya raya. Serta ayahnya adalah seorang duta besar tak heran kalok dia selalu di hormati dimana saja. Sampai semua para wanita pada ngegondelin dia karna aoura kewibawaanya yang waou jadi faktor utama. Jadi gak salah banyak kalangan wanita merasa iri dengan Siska.

" Ram kamu udah agak mendingan kan ...? "

" Apakah kau keberatan Sis, menopangku berjalan ...? "

" Enggak sapa bilang, hanya saja kamu seperti badak yang depresi. "

Rama mengukir senyum tipis, ia juga tidak merasa tersinggung dengan clotehan temannya tadi. Karna ia tahu bahwa Siska hanya bercanda saja. Melihat Siska seperti keberatan.

Rama mengajaknnya duduk di halte untuk menunggu bus datang.

Siska menatap wajah Rama dalam dalam,lalu mengeluarkan tisu kain di dalam tasnnya. Kemudian menyapukannya di setiap luka lukannya, karna perih Rama menahan rasa itu. Mungkin taklagi bisa tertahankan hingga Rama tanpa sadar memegang tangan Siska,lantas ia terdiam lama.

" Em... Rama kau kenapa, bisakah kau melepas genggaman mu, itu telah menyakitiku ?. "

" Oh maaf hesss .... "

" Ram bisakah kau berjanji pada ku ...? "

Rama tidak langsung menjawab tetapi seperti berfikir sesuatu hal.

" ehem... "

" Kau akan selalu "

Belum selesai berbicara bus sudah datang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gerimis di Penghujung Senja Part 1Where stories live. Discover now