4; Hari Baru di Pesantren

22.6K 557 19
                                    

Malam masih menghiasi langit, begitu juga dengan bintang dan bulan yang senantiasa menerangi makhluk di bawahnya. Embun sudah mulai turun ke permukaan tanah dan begitu juga dengan hawa dingin nan sejuk yang mulai mencium kulit-kulit manusia yang butuh kehangatan. Di luar sana, embun nafas dapat terlihat ketika dua lelaki sedang berbincang di sebuah pos keamanan, ditemani dengan kopi panas, mereka menjaga keamanan pesantren tempat mereka bekerja ini.

Di dalam gedung pesantren ini, seluruh penghuninya masih lelap tertidur. Termasuk juga dengan para Kiai, Ustadz, dan juga Kiai yang menjadi pengajar di tempat ini. Masih ada satu jam lagi sebelum waktunya untuk sholat subuh, dan tidak ada yang lebih menyenangkan untuk seluruh penghuni untuk tetap terlelap menikmati malam yang nikmat seperti malam ini.

Di gedung Ibnu Sina, di dalam kamar pengurus asrama ini, dua orang lelaki sedang tidur bersamping-sampingan. Dimana seorang bergelendotan kepada seorang lainnya, sekedar untuk mencari kehangatan di malam yang dingin ini. Selimut tebal sudah menutupi tubuh mereka yang berkain sarung dan berbaju tipis, tak lupa pula kaus kaki yang dipakai untuk menghangatkan telapak kaki mereka.

Dengan gemas, orang yang menggelendot itu yang lain dan tak bukan adalah Malik, mulai menurunkan tangannya ke balik sarung lelaki yang sekasur dengannya tersebut, dan siapa lagi kalau bukan Arifin. Tangannya menggenggam kelamin yang mulai mengeras secara biologis itu dan dapat dirasakan olehnya kehangatan yang terpancar dari kulit kelamin itu.

Malik lantas semakin mendekatkan dirinya ke tubuh Arifin, dan sedetik kemudian dia lalu menindih Arifin. Bibirnya di sentuhkan ke bibir Arifin yang masih nyenyak dalam tidurnya, dan ketika bibir mereka bertemu, Malik langsung menghisap kecil bibir lelaki itu. Hisapan kecil itu memberikan sensasi nyaman di bibir Arifin yang sedang terlelap tersebut dan membangunkannya dari tidurnya.

"Hmmphhh" gumam Arifin sambil memegang pinggul Malik yang berada di atasnya, Malik lantas melepaskan ciumannya dan menatap Arifin,"Eh, udah bangun mas?" tanya Malik.

"Udah subuh ya?" tanya Arifin sambil meraba pipi Malik yang berada diatasnya. Perlakuan Arifin itu membuat Malik tersenyum dan merasa sangat nyaman diperlakukan demikian,"Belum, masih agak lama lagi mas" balas Malik.

"Kamu tuh ya, ganggu tidur nyenyak orang terus" ucap Arifin sambil menarik kepala Malik untuk mencium bibir lelaki itu lagi.

Ciuman kali ini semakin hangat dirasakan oleh mereka berdua, sebab setiap sentuhan bibir terjadi saling berbalas-balasan. Air liur mereka juga saling mereka tukar ketika ciuman seperti itu. Dan kelamin mereka juga saling bergesekan lantaran Malik menggoyang-goyangkan pinggulnya diatas sana,"Hmmph. . . " erang mereka berdua sambil berciuman.

Setelah hampir lima menit berpagutan dengan panas mereka kemudian melepaskan ciuman mereka dan saling bertatapan satu sama lain. Malik yang masih gemas dengan tatapan menggoda Arifin lantas mencium kening lelaki tersebut. Ciuman tersebut lantas turun ke kelopak mata dan juga pipinya yang keras terpahat itu. Arifin hanya bisa tersenyum diperlakukan demikian dan hanya bisa menggigit bibirnya.

"Kamu nih, sange mulu ya. Masih pagi loh ini sayang, udah ah, aku mau siap-siap buat sholat subuh. Kamu juga siap-siap sana, ga enak entar kalau telat diliat sama santri" ucap Arifin sambil memegang kepala Malik.

"Hmm. . .bentar lagi. Aku masih kangen sama kamu mas" ucap Malik sambil mencium bibir Arifin lagi. Arifin tidak menolak ciuman itu, dia justru semakin panas menciumi bibir Malik tersebut. Arifin lantas membalikkan tubuh Malik dan posisi mereka sekarang berubah, Arifin yang berada diatas tubuh Malik.

Arifin lantas duduk diatas perut Malik dan mulai melepaskan sarung yang dikenakannya. Tampak celana dalam yang dikenakannya sudah menggembung dengan kelamin yang sudah mengeras di dalamnya. Arifin tampak tersenyum nakal sambil meremas-remas kelamin tersebut, begitu juga dengan Malik yang tampak kegirangan dengan perilaku Arifin tersebut. Arifin lantas naik ke dada Malik dan berkata,"Aku pengen, sayang".

GURU NGAJI ANTO [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora