Chapter 17 - Masa Lalu Daniel

Beginne am Anfang
                                    

DanielAH Aku kan ngurangin beban kamu. Biar kamu gak usah repot-repot buat report mereka sayangkuuuuuu.

Seongwoo.Deo Gak perlu @DanielAH

Jaeani Prahara rumah tangga. @JisungHerman bahan gibah nih.


********************************


"Hai mataharinya Daniel! Cerah banget pagi ini," ucap Daniel saat melihat kekasihnya yang baru masuk ke dalam mobil dengan baju atasan berwarna putih. Hari ini Daniel mengajak Seongwoo untuk merayakan Hari Idul Fitri bersama keluarga besarnya.

Seongwoo memberikan senyum terbaiknya, padahal dalam hati udah dag dig dug luar biasa. Ini dia mau ketemu keluarga besar Daniel loh! Bukan cuma orang tua dan adiknya. Tadinya Seongwoo mau kabur aja dengan alasan balik ke Jakarta, tapi kalau dipikir-pikir gak ada salahnya juga sih mencoba kenal latar belakang kekasihnya lebih jauh.

"Tadi udah Sholat Ied?" tanya Seongwoo yang dibalas anggukkan oleh Daniel.

"Udah tadi sekeluarga. Papa juga ikut."

"Papa udah lebih sehat?" tanya pria itu hati-hati.

Daniel tersenyum dan mengacak rambut Seongwoo pelan. "Iya udah kok. Buktinya dia bisa lebaran bareng-bareng sama kita di rumah."

"Ya udah. Tunggu apa lagi? Kok gak jalan?" tanya Seongwoo heran saat menyadari Daniel belum menyalakan mesin mobilnya. Yang ditanya malah ketawa-ketawa gak jelas. Bangga gitu sama mata sipitnya yang ilang kalo lagi nyengir kayak gini?

"Isi bensin dulu baru bisa jalan."

Seongwoo mengernyitkan keningnya bingung. Kesel sama pacarnya yang teledor. "Kenapa tadi gak isi bensin dulu baru kesini? Terus sekarang gimana? Masa mau dorong mobilnya?" cerocos pria itu. Seongwoo udah dandan ganteng gini mau ketemu calon keluarga masa disuruh dorong mobil. Gak mau lah dia!

Daniel makin tertawa terbahak-bahak sambil menarik tengkuk leher Seongwoo, membawa pria itu mendekat dan menghujaninya dengan kecupan-kecupan singkat di wajah. "Gimana mau isi bensin, orang sumber minyaknya di sini. Di samping aku. Cium aku dulu sini, biar punya tenaga buat nyetir."

Seongwoo mengerjapkan matanya berkali-kali. Ketika menyadari apa yang dimaskud dengan "isi bensin" ala Daniel, pria itu langsung melayangkan cubitan di badan kekar pacarnya. "Lebay banget sih jadi orang, ya ampun. Sini aku cubit aja yang banyak biar jalan. Cepetan ah. Jangan aneh-aneh."

Pria yang dicubitin cuma merengut kesal dan akhirnya menyalakan mobilnya pasrah. Sebel karena gagal mendapat jatah ciumnya. Padahal sebulan ini Seongwoo gak mau dicium-cium katanya biar Daniel puasanya lancar. Kangen dia tuh pengen ndusel.

"Iya nyonya. Ini juga mau jalan," ucapnya sambil mengecek apakah kekasihnya sudah menggunakan safety belt dengan benar. Buat Daniel keselamatan Seongwoo itu nomor satu. Gakpapa dia yang terluka, asalkan jangan pacarnya. Bisa gila nanti Daniel. Pacar yang baik kan dia? Jangan ngiri kalian.

Sebelum menginjak gas dan memundurkan mobil, Daniel dikagetkan oleh pergerakan dari manusia di sampingnya. Seongwoo mencium pipi gembilnya. Hanya satu detik tapi membuat pria itu terdiam. "Kenapa diem? Ayo jalan," ucap Seongwoo sambil mengarahkan wajahnya ke arah jendela mobil. Malu dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Eh, o-okay."

Tidak lama, keduanya sudah berada di depan rumah Daniel. Seongwoo bisa melihat bahwa rumah yang biasa tertutup itu kini sudah dibuka lebar-lebar. "Sodara kamu nanti banyak banget ya?" tanya Seongwoo pelan.

LDR - Long Distance Religion (ONGNIEL)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt