"Kalau ini bocor, kau akan tahu akibatnya."

"Iya nyonya."

Pluk

Amplop tebal terjatuh ke atas meja.

"Untukmu."

"Terimakasih Nyonya."

Taeyong mengambil amplop itu.

"Kau bisa pergi."

Taeyong segera beranjak dari duduknya, lalu membungkukkan badannya kepada Ten dan pergi.

.

💕 jaeyong 💕

.

"Maaf kau sudah menunggu lama Uwu."

"Aku juga baru sampai Tae."

Jungwoo dan Taeyong janjian makan siang di sebuah kafe dekat sekolah Jisung.

"Tidak apa meninggalkan anak asuhmu?"

"Ada Taeil hyung kok Uwu."

"Ini sepertinya kafe mahal Tae, letaknya saja di kompleks perumahan mewah. Bagaimana bayarnya?"

Taeyong mengeluarkan amplop yang diberikan Ten padanya kemarin. "Bayar pakai ini saja, ini uang tutup mulut dari Ten."

"Tutup mulut?"

"Aku bertemu dengan Ten dan Johnny di hotel."

"Ten itu sesuatu ya, aku jadi kasihan dengan Jaehyun."

"Tidak kasihan dengan Johnny?" Taeyong mengerling pada Jungwoo.

Jungwoo menggeleng. "Tukang kerdus macam dia tidak perlu dikasihani."

Taeyong hanya terkekeh mendengar jawaban Jungwoo.

"Bagaimana pendekatanmu pada Jaehyun?"

"Dia sudah jatuh padaku." kata Taeyong sambil tersenyum getir.

"Kau sudah tidur dengannya?"

Taeyong mengangguk.

"Apa harus sejauh itu Tae?"

"Seme akan bertekuk lutut pada uke yang memuaskannya di ranjang."

"Astaga, Kamu gila Tae."

"Yang penting dendamku terbalas Uwu."

"Aku tidak mau kau terluka lagi Tae." Jungwoo memegang jemari Taeyong, meremasnya.

"Aku janji tidak akan terluka lagi Uwu."

"Bagaimana dengan Johnny?"

"Kami sudah makan siang bersama beberapa kali. Jalan berdua, dan setiap hari chating."

"Dia sepertinya benar-benar tertarik denganmu Tae."

"Bantu aku meyakinkan dirinya Uwu."

"Call."

.

.

Bule Chicago

Yongie

Iya Johnny?

Sedang apa?

Memikirkanmu?

Kok kamu ngardus?

Lovely Maid [jaeyong]Where stories live. Discover now