"Tahan ya, Sayang," kali ini wajah Jongin benar-benar pucat sehingga mau tak mau meskipun menahan nNara kontraksi di perutnya.
Tiffany tertawa.
"Kenapa kau malah tertawa?!" Jongin mengerutkan keningnya setengah membentak, tetapi kemudian ikut tertawa melihat ekspresi Tiffany, lelaki itu mengacak-acak rambutnya dengan gugup. "Maafkan aku... Aku terlalu berlebihan ya?"
"Dari ekspresi kalian, kupikir Jongin-lah yang akan melahirkan, bukan Tiffany." Suster Clara terkekeh ketika masuk bersama dokter dan beberapa perawat, menyiapkan Tiffany untuk dibawa ke ruangan bersalin. Suster Clara menatap Tiffany dan tersenyum. "Tenang sayang, si kecil yang ini sepertinya ingin cepat keluar."
Tiffany tersenyum dan menggenggam tangan Jongin yang langsung merangkumnya erat dalam jemarinya. Jongin selalu ada. Kapanpun dia membutuhkannya. Perasaan Tiffany menjadi hangat, kenangan akan hari kelahiran Taeoh, putra pertama mereka menyeruak. Ketika itu dia melahirkan, dan lebih cepat tiga minggu dari jadwal yang seharusnya, Jongin mengebut seperti orang gila dan menyumpahi siapapun yang menghalangi jalannya ke rumah sakit saat itu. Walaupun saat itu dia terlambat menyaksikan pengorbanan Tiffany mempertahankan anak mereka.
Tiffany meringis lagi ketika rasa nyeri bercampur ketegangan kontraksi menyerangnya lagi, dan makin lama jedanya semakin cepat.
"Mari kita sambut putri kecil kita ke dunia..."
Tiffany berbisik dalam senyum, menenangkan Jongin.
*
Proses kelahiran bayi mungil mereka berlangsung cepat dan lancar, selama proses itu, Jongin terus mendampingi Tiffany, memberikan semangat dan kekuatan sampai akhir. Dan akhirnya Kim Nara, bayi perempuan mungil mereka lahir ke dunia ini. Bayi itu sangat cantik. Bahkan dalam kondisi tertidur pun, dia begitu mempesona bagaikan malaikat. Rambutnya lebat dan berwarna cokelat muda, dengan bibir merah muda yang merona, dengan tubuh yang montok dan sehat khas bayi.
Tiffany mengecup dahi bayi dalam gendongannya dan menghirup aroma khas bayi dengan bahagia. Gerakannya membuat Nara terbangun, bayi kecil itu membuka mata, mata yang serupa dengan mata ayahnya. Dan kemudian, memutuskan untuk menangis keras-keras sebagai bentuk protesnya karena diganggu dari tidur nyenyaknya.
Jongin yang duduk di tepi ranjang terkekeh melihatnya. "Satu lagi keturunan Kim yang keras kepala," gumamnya geli melihat Nara yang menangis sambil mengepalkan kepalanya, memutuskan bahwa dia sudah merasa lapar dan memprotes karena belum disusui.
Tiffany membalas senyum Jongin, lalu menyusui Nara, bayi itu langsung melahap puting Tiffany dan mengisapnya kuat sehingga menimbulkan bunyi isapan keras. "Iya, dan putrimu ini sepertinya akan menjadi putri yang tangguh," diusapnya dahi Nara dengan penuh rasa sayang.
"Seperti ibunya," bisik Jongin lembut, menikmati pemandangan menakjubkan di depannya, dimana wanita yang dicintainya sedang menyusui anaknya, buah cinta mereka. "Putri tangguh yang berjuang dengan penuh keyakinan, hingga membuatku bertekuk lutut di pelukannya."
Tiffany tersenyum lembut mendengar kata-kata Jongin dan melanjutkan menyusui Nara. Beberapa menit kemudian, Nara rupanya memutuskan bahwa dia sudah kenyang dan langsung tertidur setelah melepaskan puting ibunya, tampak begitu damai dalam pelukan Tiffany.
Tiffany mengamati Jongin yang menatapnya penuh sayang, lalu mengamati Taeoh, yang tertidur pulas, berbaring meringkuk dipangkuan Jongin, bagaikan miniatur dari sang ayah.
Keluarganya. Tiffany dulu pernah kehilangan seluruh keluarganya, berjuang sendirian atas dasar keyakinannya. Dan Tuhan begitu baik kepadanya, dia memberikan seorang suami yang luar biasa dan dua malaikat kecil yang membahagiakan. Tidak henti-hentinya Tiffany bersyukur atas semua anugerah ini.
Tiffany tersenyum lembut. Air matanya mengalir di pipi Tiffany, mengenang masa-masa dulu. Segala kesakitan, kelelahan, kebahagiaan bercampur aduk, dan pada akhirnya cintalah yang memenangkan segalanya. Perasaan cinta yang membuncah membuat dadanya terasa penuh sehingga dia tak mampu berkata-kata.
Dengan lembut, meskipun gerakannya terbatasi oleh Taeoh yang masih lelap dipangkuannya, Jongin mengusap dahi Tiffany, lalu merangkum pipi Tiffany di kedua tangannya. "Aku mencintaimu Tiff."
Tiffany mengangguk dan mengecup jemari Jongin. "Aku juga mencintaimu, Jongin."
Lelaki itu mendekatkan bibirnya dan mengecup bibir Tiffany, mulanya adalah ciuman yang lembut, tetapi kemudian menjadi bergairah, bibir Jongin menikmati bibir Tiffany, mencecap rasanya, lidah Jongin menelusuri bibir lembut Tiffany yang kemudian berpadu dengan lidah istrinya.
Geliat Taeoh dalam tidurnya di pangkuan Jongin membuat bibir mereka terlepas, Jongin memandang Tiffany lalu mereka tertawa bersama-sama.
Dua anak manusia itu berpelukan, dengan buah cinta yang terlelap di antara mereka. Dua anak manusia yang pada akhirnya berpadu, dalam suatu ikatan pernikahan yang luar biasa indahnya.
—the real end—
wah... akhirnya buku ini benar-benar kututup :') terima kasih atas dukungan kalian selama ini, bahkan dengan aku yang suka ngaret kalo update, dan kalau ditotal bisa sampe satu tahun fic ini kupublish? walaupun ini juga hanya remake dari novel ehehehe. akhirnya keluarga kim menjadi keluarga bahagia seperti yang kita semua harapkan!!! sekali lagi, terima kasih untuk kalian yang membaca, memberi vote bahkan memberi komentar! jujur, aku menikmati kometar kalian walau terkadang tak kujawab, i am sorry for that :D sampai jumpa di fic selanjutnya, tolong berikan pula satu saja rekomedasi couple tiffany untuk project berikutnya, psstt... aku berencana meremake lagi~ luv ya luvs!
YOU ARE READING
[EPILOG!] KAIFANY - Sleep With The Devil
RomanceCerita ini begitu panas oleh gejolak dan percikan gairah dua manusia yang saling bermusuhan, yang sama-sama bertempramen keras. Tiffany seorang perempuan mandiri yang meledak-ledak, harus berhadapan dengan Jongin, lelaki arogan yang terbiasa mendapa...
EPILOG
Start from the beginning
![[EPILOG!] KAIFANY - Sleep With The Devil](https://img.wattpad.com/cover/99686226-64-k579916.jpg)