Tatapan Jongin meredup penuh arti. "Dan sekarang Nyonya Kim, mengingat sudah cukup lama aku tidak menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan di bibir suamimu yang merana ini?" tambahnya nakal.
Pipi Tiffany makin terasa panas oleh godaan Jongin itu, dan rupanya itu membuat Jongin gemas, dengan lembut disentuhnya dagu Tiffany, didekatkannya bibirnya ke bibir ranum Tiffany yang sedikit membuka, menanti. Napasnya mulai terengah.
Ah, betapa manisnya ciuman ini...
Jongin sangat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang...
Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika. Jongin mengumpat pelan, sedangkan Tiffany menoleh dengan penuh rasa bersalah ke arah pintu.
"Aku harap aku tidak mengganggu," gumam Suster Clara dengan senyuman lebar tanpa rasa bersalah. "Tetapi bocah kecil yang kalian lepaskan ini membuat para perawat sibuk mengerubunginya dan lupa pada pekerjaannya."
Dalam gendongan Suster Clara, tampak Kim Taeoh, putra pertama Jongin dan Tiffany yang baru berusia empat tahun. Bocah lelaki itu mewarisi ketampanan ayahnya, dengan rambut cokelat berkilau, mata yang tajam dan struktur wajah aristrokrat yang diwarisi turun temurun oleh setiap keturunan keluarga Kim, sudah pasti di tahun-tahun mendatang dia akan memikat hati banyak wanita.
Taeoh meluncur turun dari gendongan Suster Clara begitu melihat Tiffany, lalu berlari ke arah ranjang, Jongin langsung mengangkat Taeoh dan meletakkannya ke pangkuannya, bocah kecil itu tampak begitu pas dalam pelukan ayahnya.
"Lihat Mom yang aku bawa!" seru Taeoh memamerkan barang bawaannya.
Tiffany mengernyit melihat barang-barang yang dibawa oleh Taeoh, ada sekantong permen, cokelat, berbagai kembang gula dan makanan-makanan manis lainnya, dan senyumnya muncul, "dari mana kau mendapatkan itu, Sayang?"
"Dari suster-suster yang berlomba-lomba memberikannya hadiah." Suster Clara mendekat dan tersenyum pada Tiffany, lalu menatap serius pada Jongin. "Kau benar-benar harus menjaga bocah kecil ini, Jong. Dia benar-benar menimbulkan keributan di divisiku tadi," gumamnya dalam tawa, lalu matanya menatap serius ke arah Tiffany.
"Bagaimana kondisimu sayang? Apakah kau dan putri kecil di dalam perutmu baik-baik saja?"
Tiffany mengangguk, tanpa sadar mengusap perutnya, diikuti tatapan lembut Jongin. "Dokter bilang tinggal menunggu. Sudah pembukaan empat, biasanya kontraksi makin cepat..."
Wajah Tiffany tiba-tiba mengerut. "Tapi perutku terasa sakit..." Ia memegang perutnya.
Wajah Jongin langsung pucat pasi. "Tiff? Tiffany? Kau tidak apa-apa?"
Suster Clara langsung bergerak sigap keluar, memanggil dokter supaya datang ke ruangan.
"Sepertinya aku kontraksi lagi..." Tiffany menatap Jongin panik. "Sepertinya si kecil tak mau menunggu lebih lama..."
YOU ARE READING
[EPILOG!] KAIFANY - Sleep With The Devil
RomanceCerita ini begitu panas oleh gejolak dan percikan gairah dua manusia yang saling bermusuhan, yang sama-sama bertempramen keras. Tiffany seorang perempuan mandiri yang meledak-ledak, harus berhadapan dengan Jongin, lelaki arogan yang terbiasa mendapa...
EPILOG
Start from the beginning
![[EPILOG!] KAIFANY - Sleep With The Devil](https://img.wattpad.com/cover/99686226-64-k579916.jpg)