|1| Before Story

5K 407 56
                                    

"Namaku adalah Peter."

Di dalam ufo alien berbentuk donat yang aneh, untuk pertama kalinya Peter melihat dengan jelas penyihir yang ia kejar sejak di bumi. Ia terlihat sangat familiar, namun terlihat sangat berbeda dari yang ia ingat. Ia tidak mau sampai salah mengira seseorang, jadi ia akan bersikap seperti orang biasa yang baru mengenal seseorang.

"Strange. Stephen Strange."

Sementara sang mantan dokter bedah syaraf itu sendiri juga tampak pernah melihat anak itu. Jauh sebelum kecelakaan yang mengubah hidupnya. Namun, nama Peter itu sangat umum. Tidak mungkin ada kebetulan seperti ini...

"Tunggu. Dr. Strange?"

...kan?

"...Mr. Parker?"

.
.

Tony Stark adalah ayah yang tidak sempurna. Setelah kekasihnya meninggalkan anak mereka padanya ketika berusia 5 tahun, ia tidak tahu harus melakukan apa. Peter adalah anak yang baik, dan ia bahkan tidak pernah membayangkan jika ia akan memiliki anak sebaik dan sesempurna Peter. Ia jenius, ia adalah matahari yang bersinar terang. Tetapi dari sekian gelar yang ia miliki, tidak termasuk gelar resmi seperti PhD dan sebagainya, menjadi seorang ayah adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelum ini.

"Daddy?"

Kata-kata yang meluncur dengan polos dari anak berusia 5 tahun itu tampak sedikit meluluhkan hatinya. Mereka saling bertatapan, dan Tony tampak hanya menghela napas. Ia tahu Peter anak yang baik...

"Hey buddy.."

...tetapi ia tidak yakin siap menjadi seorang ayah.

.
.

Saat ia mengatakan itu, tentu saja ia benar. Ia tidak siap menjadi seorang ayah. Ia tidak pernah memperhatikan anak itu, ia terlalu canggung untuk hanya menyapa anak itu atau menemaninya saat tidur. Ia hanya memberikan material, dan juga bertanya untuk basa basi saja. Hanya Pepper dan juga Rhodey yang menemani Peter selama ayahnya tidak ada.

"Daddy?" Hari itu, ia baru saja selesai meeting dan juga beberapa pesta yang harus ia datangi. Kepalanya pusing dengan alkohol yang banyak ia konsumsi. Rhodey membawanya bersama Happy ke dalam rumah dimana Peter tampak mengintip dari balik pintu kamarnya.

"Hei buddy, bukankah ini sudah pukul 11 malam? Kenapa kau belum tidur?" Rhodey tampak segera menghampiri setelah melempar Tony ke sofa di ruang tengah. Happy tampak beranjak dan mencari selimut untuk bossnya itu.

"Daddy belum pulang, dan bibi Pepper khawatir. Apakah daddy minum lagi?" Peter menatap Rhodey sebelum menatap Tony yang tidak sadar dan Happy yang berjalan akan membawa selimut, "paman Happy, biar Peter yang menyelimuti daddy."

Happy menoleh ke bawah dan menatap Rhodey yang mengangguk sebelum memberikan selimut itu pada Peter. Ia membawanya dengan susah payah, dan menyelimuti ayahnya setelah ia memanjat sofa dan menepuk badan Tony beberapa kali, ia mengecup pelipis Tony.

"Selamat tidur daddy..."

.
.

"Mr. Stark, Sir. Ini sudah pukul 10 pagi. Anda menginformasikan saya jika saya harus membangunkan anda pukul 9 pagi, Sir..."

Tony tampak menggerutu, mendengar suara JARVIS yang bervolume lebih besar. Ia memegangi kepalanya, tampak bangkit dari posisinya dan menatap kearah sekeliling. Kepalanya masih berdengung sehabis mabuk semalam.

Untold SecretWhere stories live. Discover now