|1| Terlambat

55K 4.7K 934
                                    

We're only getting older baby

And I've been thinking about it lately

Does it ever drive you crazy

Just how fast the night changes

Everything that you've ever dreamed of

Disappearing when you wake up

But there's nothing to be afraid of

Even when the night changes

It will never change me and you.

Suara dari lagu night changes milik One Direction terdengar mengalun dengan lembutnya dari cafetaria. Aransemennya yang tidak terlalu menghentak sangatlah cocok di telinga Thea hingga membuat gadis itu memejamkan mata, menikmati setiap lirik yang dinyanyikan dengan merdunya.

Sudah lebih dari satu jam lamanya Thea tidak beranjak dari tempatnya berdiri yaitu tepat di depan cafetaria. Cardigan yang ia kenakan bahkan sudah melambai-lambai sedari tadi akibat tertiup oleh angin senja. Kakinya bahkan mulai terasa kesemutan namun segera ia gerakkan kakinya pelan untuk mencegahnya.

Salahkan saja kepada kakaknya itu yang sampai sekarang belum juga menjemputnya. Padahal lelaki itu sudah berjanji akan menjemputnya jam 4, tapi sekarang bahkan sudah lebih dari jam 5!

"Ish, kak Astra lama sekali!" gerutu Thea pelan setelah membuka kelopak matanya hingga menampilkan iris biru kehijauan miliknya.

Sebenarnya Thea bukanlah tipe gadis yang sabar menunggu, ia bisa saja memberhentikan taksi, Namun kakaknya itu memberitahunya lewat sms bahwa dia sedang dalam perjalanan, dan itu sudah 45 menit yang lalu! Damn!

Tadi siang Thea memang berkumpul di cafetaria bersama teman-temannya guna membahas tugas kelompok, dan Astra menawarkan diri untuk mengantar Thea. Hm, jikalau saja Thea tahu kalau Astra akan datang terlambat, pasti ia akan menolak tawaran kakaknya itu.

Tin! Tin!

Suara klakson mobil yang dibunyikan reflek membuat kepala Thea menoleh ke sumber suara. Tepat di depannya, terpampang dengan gagah McLarent P1 milik kakak kesayangannya, Astra. Thea terlalu sibuk dengan lamunannya hingga tak sadar jika Astra sudah sampai.

Mendengus, Thea berjalan kesal dan dengan cepat masuk ke dalam mobil setelah membanting pintu mobil dengan kasar. Di dalam mobil, ia bisa melihat Astra yang duduk di kursi kemudi dengan menatapnya penuh rasa bersalah. "Lama! Untung Thea tidak jadi lumutan!"

"Maaf, Thea. Tadi kakak melihat seorang nenek-nenek dirampok, dan kakak harus menolongnya." ucap Astra menjawab kalimat sarkas dari adiknya.

"Masih banyak orang yang bisa menolongnya!" Thea mencoba berargumen.

"Thea, sebagai manusia kita harus saling tolong-menolong tanpa memandang rendah ataupun meremehkan seseorang yang perlu bantuan." jelas Astra, anak biologis Yezra yang usianya terpaut dua tahun dari Thea itu.

"Tapi kita kan bukan manusia!" jawab Thea dengan polosnya.

Ok, Astra kalah. Dan biarkan ia fokus menyetir!

Keheningan mulai terjadi ketika Thea dan Astra sama-sama diam setelah perdebatan singkat tadi. Astra sibuk dengan jalan Raya di hadapannya dan Thea tengah fokus melihat pemandangan luar yang sebenarnya sama sekali tak ada yang istimewa.

Alunan musik lullaby yang terdengar lembut dari balik radio mobil Astra semakin lama semakin membuat Thea merasa mengantuk, dan akhirnya tanpa sadar gadis itu pun tertidur.

IntezaarWhere stories live. Discover now