Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Minggu,2018
Teruntuk mu wahai Bulan,
Hari ini aku kembali menyapa mu.
Untuk sekedar mencurahkan apa yang sedang aku alami sekarang ini.
Jujur,
Aku ingin seperti mu,
Aku iri padamu,
Kau selalu ada untuknya,
Kau selalu berada di sisi nya,
Menerangi diri nya disaat malam datang agar dia tidak tersesat dalam kegelapan.
Aku ingin seperti mu,
Yang bisa memandangi nya tampa rasa takut.
Takut? Bukan, lebih tepat nya malu.
Aku malu hanya sebatas mengakui bahwa aku menyayangi nya,
Aku malu hanya untuk mengakui aku bahagia ketika melihat dia tersenyum yang entah untuk siapa,
Aku malu hanya untuk mengakui aku senang ketika melihat dia memainkan alat musik,
Aku malu hanya untuk mengakui aku menyukai ekspresi dia saat dia tertawa,
Aku malu hanya untuk mengakui bahwa sebenarnya aku adalah orang yang akan selalu mendukung nya,
Aku malu hanya untuk mengakui isi galeri di handphone ku adalah foto diri nya.
Memang, aku terlalu pengecut,
Terlalu banyak kemauan yang sebenarnya tidak punya nyali untuk mewujudkan.
Memang,
Aku bodoh dalam meng ekspresikan perasaan ku,
Aku tidak pandai meng ekspresikan bahwa aku senang melihat nya berjalan jauh di depan ku,
Aku tidak pandai meng ekspresikan bahwa aku menyukai punggung nya,
Aku tidak pandai meng ekspresikan apapun yang aku rasakan kepada dirinya.
Untuk mu bulan,
Aku berharap kau akan selalu ada untuk dia.
Aku berharap kau akan terus pengganti ku untuk menjadi penerang dikala ia tersesat dalam kegelapan .
Aku berharap kau mau menjadi pendengar setia disaat ia merasa tidak memiliki siapapun di sisinya.
Aku berharap kau akan selalu mendukung diri nya seperti yang ku lakukan,
YOU ARE READING
Paramartha
Fanfiction[ Update setiap hari minggu,sore hari] " Kita sedekat nadi, tapi kau terlalu fana hanya untuk sekedar ku miliki" Kisah dua mahluk ciptaan tuhan yang sedang dilanda kebingungan dengan apa yang tengah terjadi diantara keduanya. Akankah berakhir dalam...
