Andai saja dia bisa memutar waktu..

Terlalu asik menikmati pemandangan dan memikirkan masa lalu, Akashi tak menyadari bahwa di depannya ada anak yang tiba-tiba berlari dan berhenti di tengah jalan

Hingga akhirnya suara nyaring yang memekakkan telinga terdengar dari gesekan ban mobil dengan aspal yang di paksakan.

Kalau saja Akashi tak cepat tanggap pasti dia Menabrak anak itu, Akashipun segera turun dari mobil untuk memastikan kondisi anak itu.

"Hey..nak, kau baik-baik saja ?" tanyanya setelah berjongkok mendekati anak itu.

"Aku tidak apa-apa tuan" balasnya.

Akashi terdiam, tubuhnya serasa kaku, kerongkongannya serasa tercekat jantungya berdetak cepat melihat sosok anak perempuan yang kini masih mengelus seekor anjing kecil dihadapannya.

Rambutnya merah dengan panjang mencapai punggungnya, seperti warna rambutnya, kedua matanya bulat berwarna babyblue yang sangat familiar untuknya, mengingatkan Akashi pada dua orang sekaligus. Dia seperti kombinasi dua orang yang sangat berarti di hidupnya, yaitu mendiang sang ibu, dan Tetsuya orang yang sangat di cintainya.

Dalam hati dia bertanya-tanya siapa sebenarnya anak ini ?

"Anda baik-baik saja tuan ?" tanya sang anak melambaikan salah satu tangannya ke muka Akashi sedangkan yang satunya masih memeluk anak anjing yang baru dia selamatkan.

Akashi langsung tersadar kemudian berdehem sebentar untuk menyembunyikan keterjutan, sebelum menjawab pertanyaan anak itu.

"Ah..ya, aku baik -baik saja, daripada itu kenapa kau tiba-tiba menyebrang jalan begitu saja ?! Apa kau tahu tadi itu kau nyaris tertabrak ?" Nadanya sedikit naik.

"Aku menyelamatkan anjing ini, tuan saja yang kurang memperhatikan jalan." Jawabya dengan tampang datar tak merasa takut.

Memang ada benarnya sih, Akashi sedang melamun tadi, tapi tetap saja anak ini juga salah karena tiba-tiba berlari ke tengah jalan, Bagaimana jika dia terlambat sedikit saja untuk mengerem mobilnya ?

"Tidak, kau yang tiba-tiba muncul di tengah jalan, bagaimana kalau orang lain yang lewat ?"

"Aku akan tetap baik-baik saja, karena aku sudah memperhitungkan semuanya. "

"Heehh,percaya diri sekali kau, padahal hanya bocah."

"Aku selalu benar tuan dan aku bukan bocah, aku sudah besar." Ucap anak itu tidak terima dikatai bocah. Memang usianya baru enam tahun, tapi dia sudah bukan bayi lagi. Dia sudah berani tidur dikamarnya sendiri.

Akashi jengkel juga melihat tingkah bocah dihadapannya, meski masih kecil tapi dia tidak takut padanya, dan entah kenapa dia seperti melihat cerminan dari dirinya dalam wujud perempuan.

"Di mana rumahmu, biar aku mengantarmu"

"Tidak usah aku bisa pulang sendiri" Jawab gadis kecil dengan ketus. Membuat Akashi sedikit kewalahan menghadapi sifat keras kepala si bocah.

"Aku tidak menerima penolakan, aku harus mengantarmu" Ujar Akashi bertitah.

"Okaa-san, bilang jangan gampang percaya pada orang asing, takutnya dia pedopil,"

Perempatan imajiner tampak di sudut kepala Si pengusaha tampan. Sejak dilahirkan tidak yang berani melawan perintahnya. Apalagi sampai disebut Pedofil. Hanya satu orang yang berani bersikap seperti pada Akashi yaitu..Tetsuya ? Akashi menggeleng cepat, ditepisnya jauh-jauh berbagai pikiran tentang mantan kekasihnya.

"Kenapa kau bilang aku pedofil ?"

"Habisnya tuan langsung mengajakku pulang, bagaimana kalau saat aku ikut tiba-tiba aku di bawa ke tempat lain ?"

My PrincessWhere stories live. Discover now