"Taeyong-ah! Kau mau kemana?!"
Minho berteriak, namun pria mungil itu masih terus berlari dan seakan tak mendengarnya. Taeyong berlari kearah jalan raya tanpa memerdulikan kendaran yang berlalu lalang.
Membolakan mata, Minho menoleh pada Taeyong dan sebuah bus yang melaju cepat kearah istrinya. "Taeyong awas!"
"Aaaakkk!"
"Ya Jung Taeyong!"
Pria mungil itu membolakan mata, menatap sekelilingnya lalu menoleh pada sosok yang tengah berdiri disamping ranjangnya. "Jaehyun-ah, kita dimana?"
Jaehyun menepuk jidat, "Kita masih di LA sayang," ucapnya lalu duduk disisi kosong samping istrinya "kenapa kau berteriak? Apa kau mimpi buruk?"
"I-iya, sangat buruk." Taeyong menggenggam tangan sang suami "Tolong cubit aku, kita masih hidup kan?"
Menjatuhkan rahang, Jaehyun menatap tak percaya pada sang istri yang telah menemaninya 5 tahun belakangan. Apa mimpi Taeyong seburuk itu? Batinnya.
Jaehyun menangkup wajah istrinya, memagut bibir tipis Taeyong tak pernah bosan ia sesap. Mencoba menenangkan pria mungil itu dengan lumatan lumatan lembut.
Melepas tautannya, Jaehyun menatap langsung kedalam netra Taeyong "Kita masih hidup, masih tinggal di LA dan masih menjadi buronan kedua orang tuamu." katanya lalu terkekeh pelan.
Mencoba mengingatkan sang istri jika mereka berangkat bersama ke LA tanpa sepengetahuan Tuan Lee. Menikah dan membina rumah tangga sederhana di kota kecil namun penuh cerita.
"Jaehyun-ah, lebih baik kita tak perlu kembali ke Korea." Taeyong berucap khawatir.
Sang suami mengangkat alis "Kenapa?"
"Aku takut kita akan kecelakaan pesawat."
Refleks, tawa Jaehyun meledak. Memegangi perutnya karena sang istri bersikap seperti orang yang baru pertama kali akan menumpangi pesawat. "Sayang, sepertinya gara gara Press Releasemu tidak terbit kemarin hingga kau bermimpi buruk dan menjadi aneh seperti ini."
"Kau menertawaiku?!" Taeyong naik pitam.
Memukuli badan Jaehyun dengan bantal namun si empu masih juga terbahak. Ya, sekarang keadaan benar benar terbalik. Ia harus memulai dari nol untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Bodoh memang, padahal hanya selangkah lagi ia menjadi presdir Lee's Group lima tahun lalu. Namun karena sosok Jung Jaehyun, ia sudah seperti orang gila yang mementingkan cinta ketimbang harta.
Dan sialnya sang suami yang telah menjadi pemimpin sebuah akademi Public Relations terkenal di LA menyuruhnya untuk menjadi PR saja.
Alasannya? biarkan hanya tuhan dan Jaehyun yang tahu.
"Kita harus kembali ke Korea dan meminta restu dari orang tuamu." Jaehyun berucap serius sambil mengusap pipi istrinya.
Mengecup pucuk kepala Taeyong cukup lama dan kembali menatap lamat biner legam favoritenya "Aku rasa, kita terlalu berdosa hingga Tuhan belum memberikan momongan."
Taeyong mendecakkan lidah "Semuanya gara gara kau brengsek." Ia mencubit pinggang Jaehyun "Tapi tidak hanya karena berdosa."
"Lalu?" Jaehyun mengangkat alis.
"Permainanmu tiap malam kurang...ya, sepertinya terlalu lemah?" Taeyong tersenyum menantang.
"Ah, jadi kau ingin yang lebih menantang sayang?"
"Ya, aku suka tantangan."
Jaehyun nengangguk faham "Hm, kalau begitu..." Ia mendekatkan bibir pada telinga istrinya "kau harus mengetik ulang Press Release sembari bercinta denganku."
"Y-ya! Apa kau gila?! Lalu bagaimana jika yang kuketik hanya kalimat desahan bodoh!"
Sang suami tersenyum nakal "Oh dan itu akan menjadi Press Release terbaik yang akan kubaca berulang ulang sayang."
E N D
kolom hujatan is here!
ENDING tergaje yang pernah Emma buat hahaha maap mengecoakan.
Ngerti kan endingnya?
BINABASA MO ANG
Relationsweet | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Public Relations is the person responsible for maintaining the image of a company❞ M/M | GENFIC | POLYSHIP | NC-17 Jung Jaehyun, seorang Public Relations Lee's Group yang tidak hanya bekerja untuk membuat Press Release dan Event Company. Tapi juga...
10회 ㅡ Press Release [END]
Magsimula sa umpisa
