• She's #1 •

19 1 0
                                    

Setiap hari senin siswa siswi seluruh indonesia harus menjalankan tradisi upacara bendera, seperti halnya saat ini seluruh siswa/i SMA Bersemi sedang mendengarkan amanat pembina upacara dengan pura pura serius

Pasalnya yang berbicara di atas podium adalah Pak Nanang guru kesiswaan yang super galak dengan kepala pelontosnya juga rotan di tangannya

Rotan itu biasa di gunakan untuk menunjuk sampah yang harus di pungut atau siswa/i yang melanggar aturan, kalau kelewat jengkel sih rotannya bisa ngasih kenang kenangan di bagian tubuh

"Wanda nanti urus daftar ke ikut sertaannya ya!" ucap pak Nanang pada ketua osis yang di jawab dengan anggukan oleh Wanda

"Sepertinya hanya itu yang dapat bapak sampaikan, wassalam"

***

"Gila parah! Pagi ini cuaca panas banget!" seru Ajeng teman sebangku Caitlin di kelas 10 Sosial 4

Caitlin hanya terdiam sambil mengipas bagian wajahnya dengan topi sekolah yang ia kenakan saat upacara berlangsung

Tiba tiba Ardiansyah si ketua kelas yang rempong masuk kelas sambil ngos ngosan

"Hoooy daks jam pelajaran ke satu kedua, ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam kita free. Horeeee!"

Riyaldi si sekbid keamanan melempar gulungan kertas pada wajah Ardi "Berisik lo! Tinggal bilang aja 'hari ini kita free' kitu aja ko repot!"

"Iya, rempong deh lo" sambar Susan yang sedang duduk lesehan di lantai bersama anak cewe lainnya

"Beli minum yuk" ajak Ajeng pada Caitlin juga Wulan

"Males ah" jawab Cait

"Iih ayo buruan" Ajeng menarik tangan Cait hingga membuat gadis itu pasrah

Kantin terasa ramai pagi ini, mungkin karena kebanyakan kelas yang free

"Kalian berdua mau pesen apa?" tanya Ajeng

"Jus mangga deh satu" jawab Wulan

Ajeng melirik Caitlin sambil menggerakkan alisnya

"Samain sama Wulan aja deh" jawab Cait

"Yaudah gue pesen dulu ya"

Cait juga Wulan mengangguk

"Caitlin!"

Caitlin menoleh ke arah sumber suara yang kini sedang menghampirinya

"Cait, lo bisa bantu gue gak?" tanya Wanda si ketos sambil duduk tepat di depan Caitlin

"Bantu apa kak?"

Wanda mengulurkan file berwarna hijau beserta bolpoin kepada Cait "Temenin gue ngedata anak anak yang ikut lomba antar SMA"

Caitlin berpikir sejenak, jika bisa menolak ia pasti akan menolak. Bukan karena malas tapi karena ia sedang membiasakan diri untuk tidak banyak berinteraksi dengan lawan jenis

Ini bukan kutukan tapi bukankah cinta bisa datang karena terbiasa? Maka dari itu Cait tak mau itu semua terjadi, jika terlalu dekat nanti baper terus jatuh cinta dan ujung ujungnya sakit hati. Ooh Caitlin sungguh membenci posisi itu

"Nih pesenan lo" suara Ajeng berhasil mebuyarkan fikiran Cait

Caitlin menerima minumannya "Thanks yaa jeng"

"Gimana Cait?! Bisa yaa, please" Wanda memohon pada Caitlin

"Yaudah deh" jawab Caitlin

Wanda nampak senang lalu bangkit dari duduk dan mengajak Caitlin ke setiap kelas

"Gais, gue bantu ka Wanda dulu ya"

Ajeng dan Wulan mengangguk

***

Pagi ini kuping sudah terasa panas terbakar gara gara mendengar celotehan bu Inggrid guru produktif fisika yang bawelnya gak ketulungan

Dengan rambut ikal yang sudah agak memutih dan kacamata minus yang bertenggeng di hidungnya

Sudah hampir 5 menit Louis duduk setia menghadap bu Inggrid dan mendengarkan ocehannya, bukan Louis namanya kalau tidak bisa membuat guru guru kewalahan akan sikapnya termasuk guru yang satu ini

"Ngerti gak kamu?!"

"Enggak!" begitulah jawaban Louis pada pertanyaan bu Inggrid yang patut di lempar oleh penghapus papan tulis

Bi Inggrid memijat dahinya yang cenat cenut pusing akibat berbicara dengan makhluk tuhan yang satu ini

Berbicara dengan seorang Louis Passion hanyalah menambah penyakit tak akan ada gunanya

"Kamu itu! Kenapa sih selalu bikin saya naik darah?!"

"Coba deh ibu bicaranya jangan sambil marah marah"

Bu Inggrid sudah kelewat marah, jiga di gambarkan oleh anime anak anak saat ini bu Inggrid sudah bertanduk dua, mata memerah yang siap keluar, serta nafas berpacu kencang hingga hidung yang mengeluarkan asap mengepul

"Louis! Ibu hukum kamu buat bersihin wc dekat koperasi!"

"Sekarang atau nanti bu?" pertanyaan konyol yang keluar dari mulut Louis dengan lancar

"Sekarang juga Louis!" nada bicara bu Inggrid sudah naik satu oktaf

"Kenapa ga dari tadi aja coba, kan ibu ga usah cape cape naik darah" kalimat terakhir dari Louis sebelum meninggalkan ruangan bu Inggrid

(^0^)(^0^)

Hai hai haaii penghuni dunia oren🎉👋Aku balik lagiiii setelah sekian lama aku facum dari wattpad, bcs banyak kegiatan

Sebenernya aku punya 2 account wattpad tapi yg ini jarang baeeut di buka, dan naasnya account yg satunya lagi lupa password😭Syedih akutuuh *hiks

Dan ini bukan story pertamaku karena aku udh bikin story yg judulnya "Benci jadi Cinta", "Damn! I love you" sama "Perfect Love" tapi semuanya di unpublish soalnya yaa males bikin lagi haha jahat deh aku

Oke, syudah yaa curcolnyaa and buat para readers jangan lupa vomment. Bebas berkomentar ria🎉Authornya bae ko enggak gigit huhu😂

She'sWhere stories live. Discover now