Kucing Nakal

19.8K 1.2K 25
                                    

Matahari sudah berada diposisi ternyamannya sekarang.

Disaat anak-anak seumurannya sedang pontang panting mengerjakan tugas disekolah,Rian masih bergelung nyaman dibawah selimut tebal dan kasur king sizenya.

Jika saja nada dering ponselnya tidak berbunyi dengan nyaringnya mungkin hingga matahari tenggelam lagipun Rian akan tetap konsisten dengan posisinya.

Dengan setengah kesadaran dan seberkas iler yang mencuat tak tentu arah,Rian mengambil ponselnya dimeja nakas.

Memandang serius kearah penelpon brutal yang memporak-porandakan mimpinya itu dan kemudian membuang nafas kasar. Caller id menunjukan huruf tertata bertuliskan Dadang.

Rencananya sih mau didiemin aja tapi udah ada 3 kali notif panggilan tidak terjawab dari orang yang sama , Riankan jadi gak tega gak angkat. Ganteng-ganteng gini Rian punya hati yang lembut eaks.

"Oit,tumben lu nelpon?biasa ngeline aja jarang" Ujar Rian setengah menyindir,ayolah Rian kenal betul siapa yang diajaknya bicara ini. Lelaki dengan tingkat kemageran luar biasa yang kerjaannya kalo gak ngebokep paling tidur, katanya siapa tau dimimpi ketemu Saori Hara kan enak bisa disodok. Intinya Otaknya emang cuma diselangkangan.

"Nah itu dia,gue mager ngetik makanya nelpon. To the poin aja gue punya kabar bagus buat lu mending kesini"

"Sialan,kalo cuma mau ngomong gitu doang mending ngeline atau sms gitu biar gak buang-buang pulsa. Gak kasian apa sama populasi pulsa yang sudah menipis akibat pertumbuhan aplikasi chat gratis" ujar Rian sewot.

"Alah,pulsa ini yang punah. Buruan kesini"

"kesini tuh kemana bego,kasi alamat yang jelas dan lengkap dong" kadang-kadang Dadang suka Telmi atau udah ketukaran begonya Trisna,jadi miris liat Dadang.

"Eh iya sori-sori,ketempat biasa kita menuntut ilmu"

"Eh dang, berhentilah menuntut ilmu,kasian ilmu gak salah"

"Bacot!buruan napa."

"Emang bacot gue kenapa Dang?"

"Mati sana!" teriak Dadang kemudian memutuskan sambungan telponnya.Kenapa Dadang jadi emosian,kan Rian cuma mau membantu membakar kalori Dadang yang irit ngomong itu.

Dengan setengah hati Rian bangkit dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap. Yang nanya kenapa Dadang disekolah sedangkan Rian masih nyantai dirumah itu karena Rian bukan cuma idiot tapi juga suka ngebolos. Baginya masa SMA bakal hambar kalo gak pernah ngebolos, kalo hambar tinggal tambahin garam lah.

Selang beberapa menit, Rian yang kini sudah siap dengan memakai celana abu-abu dan kemeja putih yang ditutupi jaket denimnya menyambar kunci motor dimeja nakas kemudian meninggalkan kamarnya yang masih dalam keadaan berantakan luar biasa,nanti juga diberesin. Lagipula itukan gunanya ada pembantu,Rian hanya menolong pembantunya biar gak makan gaji buta.

Dia berjalan dengan angkuh melewati para pembantunya yang sibuk membungkuk hormat kemudian menuju garasi dan memacu motor Ducati Diavel hitam miliknya dengan kecepatan penuh.

Tak ada senyum tak ada kalimat ramah ataupun lelucon garing khas Rian dirumah.

Rian yang dirumah dengan Rian disekolah sangat berbeda 180 derajat. Jika disekolah Rian terkenal dengan senyuman mautnya dan candaan tak lucunya,dirumah Rian akan menjadi manusia bermuka datar yang dinginnya seperti bikin sekitarnya membeku.

Oleh karena itu tidak ada penghuni rumah yang berani membangunkan Rian atau sekedar mengajaknya bicara. Apapun yang ia katakan pasti akan disanggupi tanpa berpikir 2 kali. Itupun berlaku untuk ibu dan adik tiri perempuannya kecuali papanya. Intinya Rian hanya tunduk pada papanya tidak yang lain.

Evil meet Hacker [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang