MATE?

13.4K 931 129
                                    

Seoarang gadis berambut darkbrown, bermata coklat terang tengah berjalan menyusuri koridor kampus.

Dia Liary Hezine, gadis berparas cantik yang sangat baik. Namun bukan berati dia adalah seorang primadona, sebaliknya dia adalah seseorang yang dikucilkan dan dibenci oleh semua penghuni kampus. Terkadang banyak yang membuli dan menghinanya dengan kata- kata tak pantas.

Tapi hal itu tidak mengganggunya seolah dia telah terbiasa.  Liary tetap menjalani semuanya dengan tabah. Dirinya adalah miliknya, tidak seorang pun bisa menghentikan hanya dengan bully dan penghinaan dan entah sampai mana kesabarannya akan diuji.

"Liary!!!" teriak seseorang.
Liary menghentikan langkahnya, berbalik menatap sang pemilik suara.

"Oh hai Der." sapanya.

Gadis yang dipanggil Der itu berlari menghampiri Liary.
"Hai juga, lama tak jumpa, ku lihat kau semakin kurus. Apa kau tidak makan?" ucapnya.

Liary tersenyum"Kurus bagaimana? Aku malah merasa makin gendut hahaha..jangan khawatir, Der. Aku makan dengan baik kok. " balas Liary sambil tertawa.

"Tidak, kau makin kurus Liary, bisa-bisa kau menjadi tengkorak hidup." tatapan Deria menunjukan jika dia sangat prihatin dengan kondisi temannya tersebut. Dia tahu jika Liary hidup susah dan ditambah gadis itu sering sekali di bully.

"Astaga Deria, doamu jelek sekali." cibir Liary.

"Hahaha.. Aku hanya bercanda, tapi aku tidak bohong, kau tampak kurus. Harusnya kau makan lebih banyak lagi setiap harinya!" ucap Deria.

Liary memutar mata jengah "Ya terserah kau saja, sekarang aku harus masuk kelas. kau tau Mr, Any akan segera masuk." ucap Liary.

Deria mengaguk "Baiklah, nanti kita bertemu lagi di kantin ya? Aku akan mentraktirmu makan."

"Aku tidak bisa, Der. Setalah kelas selsai aku harus pergi bekerja."

Deria cemberut, "Padahal aku rindu sekali denganmu, tapi ya sudahlah tak apa."

"Maaf Der, kalau begitu aku pergi dulu ya.. Byee.. "
Setelah menyatakan itu, Liary segera pergi meninggalkan sahabat satu-satunya itu, ya dia memang tak punya teman selain Deria. Bukan dia tak pandai bergaul, namun tak ada yang ingin menjadi teman nya kecuali Deria, gadis dengan tinggi dibawah rata-rata.

****

Sebuah limosin mewah warna hitam dengan bergaya memasuki area parkir kampus. Membuatnya menjadi pusat perhatian. Seorang pria tampan keluar dari balik mobil mewah tersebut. Membuat semua orang melongo karena ketampanannya yang sangat luar biasa.

"Astaga....demi tuhan.. Dia tampan sekali!!! Apakah dia aktor?" ucap seorang gadis berkulit gelap. Dan banyak lagi pujian yang dilontarkan hanya untuk memuji ketampanan sang Alpha.

Namun lain halnya, sang Alpha seolah menutup rapat-rapat telinganya. Tidak peduli dengan pujian-pujian yang mereka lontarkan.
Gaelich berjalan menuju pintu masuk utama kampus itu. Diikuti Elas yang berjalan tegak di belakangnya.

Teriakan kagum dari mahasiswi terus datang seiring Gaelich memasuki kampus tersebut.

'Astaga, mereka berisik sekali' gerutu Evon kesal.

'abaikan saja' balas Gaelich.
Evon mendengus kesal.

'kenapa tidak mateku saja yang berteriak heboh seperti itu? Aku rela mendengarkannya setiap saat' komentar Evon.

Gaelich memutar bola mata malas "kau mau mate kita sakit radang, gara-gara terus berteriak? Dasar bodoh!"

'Tentu saja tidak!  dasar idiot!' balas Evon sebal. Gaelich tak lagi menanggapi perkataan wolfnya itu, pria tampan itu berhenti berjalan saat seorang wanita paruh baya menyapanya.

ALPHAKU TUNANETRA(END)Where stories live. Discover now