-★ 06

10.5K 1.2K 121
                                    

Salah satu anak Adam yang sekarang masih mengantri untuk mendapatkan Premium demi mengisi mobil butut milik Seokjin yang taehyung pakai, menggerutu tanpa jeda —sebut saja oknum jeongguk. Daritadi mulutnya nggak berhenti buat menyalahkan mobil yang berada di depannya agar terus maju saat pengisian sudah selesai.

Berbeda dengan taehyung, menggeser gigi mobil hingga ke tengah-tengah jalur dan mulai menaikkan satu kakinya dengan menumpu kemudi. Mendendangkan lirik lagu yang sedang hangat —senorita milik Camilla dan Shawn. Ia melihat sekitar pengisian bensin, tampak bersih dan hijau meskipun bangun menjulang tinggi mengapitnya.

"Tae, laper. Nanti mampir makan baso dulu, ya?" Taehyung menoleh ke jeongguk, kacamatanya sudah di simpan dan menampilkan pahatan rapi dengan tambahan rahang yang tegas mampu mengakibatkan taehyung terpaku beberapa saat —menganggukkan kepala guna bernegosiasi sama beberapa organ di dalam tubuhnya. Bisa di bilang taehyung juga lapar, menyetir tanpa ada camilan di sampingnya.

Mata elangnya masih betah memandang wajah jeongguk dari samping, berusaha mengabaikan perintah otaknya yang mengharuskannya agar berpaling. Merasa bahwa mungkin hobinya akan berpindah menjadi —sosok pemuja berkacamata yang berada di dalam mobilnya.

Jeongguk mengerutkan dahinya. Suara klakson dari belakang mobil mereka berbunyi bergantian, kalau jeongguk bisa membawa mobil sendiri, ia nggak bakal meminta taehyung yang suka melamun menyetir. Bisa bahaya!

Anak kelebihan kalsium itu melambaikan tangannya di depan wajah taehyung. 'Dia kesambet apa, sih, halunya niat banget.' Batin jeongguk nelangsa.

Melihat rambut taehyung yang tertata klimis mengobarkan sifat jahil di dalam dirinya meronta; mendekatkan wajahnya sedekat mungkin namun masih tetap berjarak; membelah poninya ke arah berlawanan sehingga memperlihatkan dahi mulusnya —nggak sepenuhnya tapi cukup memunculkan rasa percaya diri. Tangannya mengusap lembut rambut klimis taehyung, menatap iris mata teman seangkatannya dengan penuh perhatian tersirat, nggak lupa senyuman tipis terulas di bibir tipisnya. "Tae, inget kata mama 'kan?"

—sukses membuat taehyung berlonjak kaget dan mengerjapkan mata lugu dengan tubuhnya yang beringsut mundur dari genggaman nggak kasat mata punya jeongguk. Entah memang taehyung nggak tahu atau kelewat bingung, ia masih belum sadar sama usapan tangan jeongguk di kepalanya. "A—apa?" Cicitnya sembari membatin, 'Gue bilang apa, jeongguk itu bahaya.'

'Ehehehe manis juga taehyung kalo gini' jeongguk masih menyunggingkan senyumannya, tangannya juga betah membelai rambut taehyung. "Tinggalin semuanya kalo lagi berdua, kamu pasti nangkep maksudku." Tanpa aba-aba dari sang empu, jeongguk mendorong kepala taehyung —membenturkan ke bibir tipisnya di dahi yang tertutupi oleh poni anak tersebut. Setelah itu, mendudukkan tubuhnya seperti semula; memalingkan wajah ke luar jendela buat merapikan rambut yang ia sibak tadi.

"Maju, gih. Mobil belakang mau ngamuk, kayaknya." Terlampau cuek namun dapat taehyung rasakan nada halus terselip di sana.

'Sumpah. Demi. Apapun! Gue benci jeongguk.' Batinnya, menjalankan mobil ke depan dengan hati yang berdebar kencang. Memilih nggak menatap mata jeongguk daripada dirinya sendiri yang terkena imbasnya.

💫💫

Kayak yang di bicarakan oleh jeongguk tadi, taehyung memarkirkan mobil itu ke depan bakso yang ramai, mungkin karena bakso yang di jual ada gratis tambah lontong. Pas banget dengan perut taehyung yang sedang meronta-ronta ingin di beri asupan.

Jeongguk duduk sembari menunggu taehyung yang memesan bakso dan minuman, tangannya masih lihai mengetuk layar ponsel untuk mematikan musuh dengan senapan handalannya. Iya, dia anak PUBG yang selalu Top-Up agar mendapatkan skin terbarunya.

Yakin, Cupu?! ; KookvWhere stories live. Discover now