Malamnya Kelam, Kelamnya Malam

13 0 0
                                    

Namanya Nura. Nura saja. Namanya memang hanya satu kata. Banyak yang bilang itu aneh, namun Nura tidak pernah memperdulikannya.

Nura adalah gadis yang biasa. Ia tidak luar biasa cantik, tidak luar biasa pintar, dan tidak luar biasa kaya. Hanya gadis biasa. Dan itulah yang dia suka tentangnya. Biasa.

Namun yang ia baru rasakan tadi, bukanlah hal yang biasa. Apakah itu?

Bermimpi.

Bukan mimpi yang biasa. Bahkan Nura tidak tahu apakah tadi itu mimpi atau bukan.

Mari kita kembali

Pukul 12 malam, Nura lelah. Ia merebahkan tubuh diatas kasurnya. Kelopak matanya jatuh perlahan. Sebelum kesadarannya ditelan alam bawah sadar, ia ingat betul apa yang ia lihat. Tembok dan langit langit kamarnya.

Kedua matanya terbelalak! Mereka terbangun! Nura melihat tembok dan langit langit kamarnya.

Namun, saat itu juga ia tahu ada yang salah. Tubuhnya kaku. Postmortem. Kamarnya terasa seperti dalam vakum. Ia tidak tahu apa itu, tetapi sesuatu dengan semua ini terasa sangat mencekam. Ia bahkan tidak tahu lagi apakah paru parunya masih bernafas.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!

Itu. Bukan suara Nura. Mulutnya terkunci rapat. Suara siapa itu? Dari mana ia berasal?

Teriakan memekik kepala itu, ia tidak berhenti! Tidak berhenti bahkan untuk sejenak. Hanya berdering terus. Sampai akhirnya ia sedikit memudar, kedalam atmosfir mencekik tempat itu.

Nura berusaha keras untuk bangun, atau apapun yang ia bisa lakukan. Tangannya berhasil digerakkan sedikit. Rasanya ada yang menarik Nura kembali ke kamarnya. Kamarnya yang sesungguhnya.

Namun sepertinya siapapun persetan yang menariknya ke alam manusia berubah pikiran.

"OH, TIDAK!" Nura mengumpat dalam hati.

Rasanya seperti terpeleset dan jatuh Bila jatuhnya ke dalam Palung Mariana, palung terdalam di dunia. Ia kembali lagi dalam kamar sinting yang sial itu.

Semuanya masih sama. Vakum, teriakan sesuatu yang nafasnya tidak habis-habis, dan suasana yang ia sangat, amat benci.

Ia tidak tahan lagi. Dengan sekuat tenaga, ia menggerakan jari kelingkingnya berulang kali. Tiap geseran, pandangannya bertambah jernih. Sampai akhirnya ia terbangun dengan mata terbuka lebar.

Nura mengambil sebuah nafas dengan cepat, meresapi apa yang baru saja terjadi. Surrealis sekali, ia pikir. Tidak pernah dalam 16 tahun hidupnya ia merasakan sesuatu seperi itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

carita malamWhere stories live. Discover now