satu

1.9K 69 0
                                    

Semua berawal dari kerja sama antara keluarga ku dan keluarga Arka. Dari sini lah Aku dan Arka bertemu. Sama seperti hubungan kerja keluarga kami, persahabatan kami pun terjalin.

10 tahun yang lalu tepatnya. Saat aku menginjak usia 8 tahun. Aku beruntung bisa mengenal orang seperti Arka. Dia baik, cakap, lugu dan pemberani. Aku dan Arka sering menghabiskan waktu bersama. Arka sering mengajakku kerumahnya, dan mengajarkan hal hal baru padaku.

Sore itu aku sedang bermain di rumah arka. Kami berenang bersama, kebetulan aku tidak bisa berenang, jadi aku hanya bermain main air saja disana.

"Arka sini dong pinjem kacamata renangnyaa" kataku pada Arka.

"Buat apaan na?" Tanya Arka.

"Nih ya aku lemparin kacamatanya ke tengah kolan trs kamu ambil ya ka" kataku sambil mengambil kacamata renang dari tangan Arka.

"Oke oke" jawab arka.

"Aku itung ya. Satu dua tiga!"

Sudah dapat di tebak, Arka berhasil meraih kacamatanya kembali. Dia berenang menghampiriku dan memberi aku tantangan yang sama.

"Tapi ka, kamu tau kan berapa kali aku hampir tenggelem" kataku menolak secara halus.

"Kan ada aku naa kamu ga usah khawatiiirrr" jawab Arka meyakinkan ku.

Arka melempar kacamata renang tersebut ke dalam kolam. Dan aku segera bersiap untuk meraihnya. Aku terombang ambing di kolam, kakiku perlahan tak mampu mencapai lantai dasar kolam.

                           /Arka pov/

"Ayoo naa ayoo" kataku memberi semangat pada Lena.

"Lah ? Na Lenaaa" lama kelamaan pergerakan Lena tidak stabil, dan perlahan dia berhenti bergerak.

"Bi miaaaaahhh tolonggg !!!!!" Aku berteriak berharap bi miah, pembantuku mendengarnya.

Aku berusaha menyelamatkan Lena, namun bodohnya aku yang malah linglung pada saat darurat seperti itu.

Bi miah kemudian datang dan menyelamatkan Lena. Lena tidak sadarkan diri. Bi miah segera memanggil ambulan. Dan tak lama ambulan pun datang karena lokasi perumahanku dan rumah sakit tidak begitu jauh.

Lena mengalami hipoksia dan hipotermia.

                           /Lena pov/

Ketika aku sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Dengan selang oksigen, infus dan selimut yang tebal. Disampingku ada tangan yang terus memegangiku. Arka.

"Arka.. mamah papah aku mana?" Kataku dengan nada lemas.

"Lenaa sayang kamu gapapaa naak??" Tiba tiba mamah datang menghampiri aku.

"Lena kamu kenapa bisa sampe kayak gini nak ya ampun anak papah" tambah papahku.

"Maaf om tante, Lena tenggelam pas main sama Arka. Maafin Arka ga bisa jaga Lena, maafin Arka udah maksa Lena berenang" kata Arka sembari memasang wajah melas.

"Aduh arka kamu ini bagaimana sih? Tante sudah bilang kalau Lena gak bisa berenang tolong jangan di paksa" kata mamah dengan nada sedikit emosi.

"Mah udah ini bukan salah Arka" kataku.

"Arka bisa kita bicara diluar? Biarkan Lena istirahat dulu disini" kata papahku sembari mengajak Arka keluar ruangan.

                              //

Sudah kurang lebih 4 hari aku berada di rumah sakit. Tapi aku tak lagi melihat Arka. Terakhir aku melihatnya, pada saat hari pertama aku masuk rumah sakit.

"Mah kok Arka ga kesini sini lagi sih mah?" Tanyaku pada mamah.

"Kamu mau celaka lagi deket deket dia? Ini bukan kali pertama kamu celaka gara gara dia na" jawab mamah ku sinis.

"Tapi mah-"

"Ga ada tapi tapian, mamah sayang sama kamu mamah ga mau kenapa napa. Mulai sekarang kamu ga boleh deket deket Arka lagi."

Flashback off

Love For My Best Friend (Editting) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang