Michael menatap Sarah dengan alis di naikkan. "Ada apa, Sarah?"
Sarah menggeleng pelan, "Tidak ada. Memangnya kenapa?"
Michael sendiri sedikit tercengang melihat tingkah Sarah yang melepaskan tanganya dari pinggang gadis itu. Maksud Michael, ia dan Sarah merupakan sahabat akrab saat di High School dan setiap ia merangkul Sarah atau apalah gadis itu tidak pernah menolak.
Setelah membuyarkan lamunanya, Michael kemudian tersenyum cerah kearah Sarah. "Ayo aku perkenalkan dengan yang lain." ucapnya bersemangat kemudian tanpa sadar meraih tangan Sarah dan mengenggamnya, membawa gadis itu menuju sofa yang berisi teman-teman satu bandnya.
"Mikeeeeey, siapa itu?" tanya salah satu diantara ketiga teman Michael saat mereka sudah sampai. Sarah tau yang bertanya itu namanya Calum.
Michael tertawa renyah, "Kau mabuk ya? Luke, kau harusnya mengawasi Calum, jangan biarkan dia mabuk." Luke sendiri tampak menggerutu menatap Calum yang kini mulai mengoceh tak jelas. "Oiya, perkenalkan ini Sarah." sambung Michael lagi dengan seringai di wajahnya.
Sarah tersenyum canggung. "Hello, lads."
"Michael, ini Sarah? Sarah yang itu?" cetus Ashton tiba-tiba setelah mereka saling memperkenalkan diri.
Michael melempar pandangan yang berkata tutup-mulutmu-atau-ku-bakar-celanamu pada Ashton. Sarah mengernyit heran. "Apa maksudmu dengan Sarah yang itu?" tanya gadis itu sambil melipat tangan di depan dada.
Ashton memutuskan untuk bungkam, menyeringai lebar kearah Sarah yang terlihat penasaran. "Kau tidak mau menjelaskanya, huh?" Sarah menatap Michael gemas.
Tentu saja Sarah sangat penasaran. Apa yang pernah di katakan Michael pada teman-teman satu bandnya? Apakah itu hal baik atau tidak? Dan yang membuat Sarah benar-benar kesal, tidak satu pun dari mereka mau buka suara. Gadis itu menghela nafas berat.
"Hm, Sarah." suara berdengung yang aneh mengalihkan perhatianya dari Michael dan Ashton. Ia menatap Calum yang baru saja memanggil namanya dalam keadaan mabuk. "Kau ... Sarah yang itu. Selalu di bicarakan Michael, bla, bla, bla. Ia selalu membeli majalah yang ada kolom tulisanmu itu setiap bulan." sambung Calum kemudian tertawa lebar.
"Bodoh sekali bukan? Sudah sering ku bilang, apasih susahnya mendatangimu ... lalu mengatakan kalau kau adalah High School crushnya--" kalimat Calum terpotong begitu saja dan berganti menjadi suara meronta saat Ashton tiba-tiba membekap mulut pria itu.
"Kau mabuk, Cal. Sebaiknya diam." ucapnya datar. Sementara Michael yang berdiri di sebelah Sarah kini diam membeku.
Sarah sendiri merasa seakan seluruh oksigen tersedot dari ruangan ini bersamaan dengan kata-kata yang di ucapkan Calum tadi. Berulang kali ia bertanya pada dirinya sendiri, apa ia salah dengar? Tapi ia mendengar dengan jelas apa yang di katakan Calum Hood--bahwa Michael menyukainya di High School dulu. Dan bukanya Sarah keberatan dengan fakta tersebut. Jauh di dalam hatinya, gadis itu berharap kalau fakta itu benar. Kalau itu bukan hanya sekedar omong kosong Calum karena ia mabuk. Kenapa? Karena Sarah pun memiliki perasaan sama yang telah di kuburnya sejak lama. Perlahan sebersit harapan muncul di dadanya, bolehkah ia berharap lagi?
"Michael," panggil Sarah pelan sambil berusaha menutupi debaran jantungnya. "apakah itu benar?" tanya gadis itu sambil menatap langsung ke mata Michael, membuat pria itu menelan ludah.
Tapi bukanya malah menjawab pertanyaan Sarah, Michael malah tersenyum tipis dan mengulurkan tangan. "Get on the dance floor with me, will you?"
Sarah mengerjapkan matanya terkejut namun sedetik kemudian menyambut uluran tangan Michael dan membiarkan pria itu menuntunya.
Musiknya benar-benar keras di lantai dansa namun satu-satunya yang Sarah dengar adalah debaran jantungnya sendiri saat Michael Clifford menariknya lebih dekat hingga tubuh mereka bersentuhan.
YOU ARE READING
memoir(^○^)
Randomand i'll give away a thousand days just to have another one with you. (a scribbled down wound of a pessimistic seventeen).
• dont stop / m.c
Start from the beginning
