Kenangan Mantan

316 23 0
                                    

Alarm tubuh membangunkan Karin namun udara dingin yang menyergap membuatnya kembali bergelung masuk ke dalam selimut. Sepertinya hari masih terlampau pagi. Namun tiba-tiba Karin tersadar kalau ia harus berangkat pagi-pagi untuk melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo. Ia pun melempar selimut dan bangun kemudian dibukanya jendela kamar lebar-lebar. Di luar langit masih gelap dan udara teramat dingin. Sementara Shean tampak masih terbaring di tempat tidur meski sudah terjaga.

"Gimana keadaanmu?"

"Jauh lebih baik," jawab Shean. "Apa kamu dan Evan jadi berangkat ke Labuan Bajo?"

"Iya, tapi kami mau mampir dulu ke Kampung Bena."

"Gimana hubungan kalian sekarang?"

"Kami udah berdamai," jawab Karin tersenyum lebar. "Ternyata betul kata kamu, dia itu sebenarnya baik," imbuh Karin, masih tersenyum.

"Kamu suka sama Evan?"

"Heh?" Karin tertegun mendengar pertanyaan Shean. Aku menyukai Evan? Yang benar aja!

"Rin?"

Suara Shean membuyarkan lamunannya. "Aku nggak tahu, Shean," jawab Karin akhirnya.

"Coba jujur sama perasaanmu sendiri."

Karin terdiam sejenak lalu menjawab, "Mungkin iya."

"Tapi gimana dengan mantanmu itu? Dia ngajak balik, kan? Sepertinya kamu pun masih menyukainya."

Karin mendesah. Mengingat Arya membuat hatinya gundah.

"Urusan hati jangan gegabah memutuskan, lho, nanti nyesel."

"Menurutmu sebaiknya aku gimana?"

"Memangnya Evan udah nembak kamu?"

Karin tersipu malu. "Belum, sih."

"Kalau ambil keputusan jangan pakai asumsi. Kalau nggak yakin, mending jangan."

"Maksudmu aku sebaiknya memilih mantanku yang udah pasti?"

"Logikanya, sih, gitu. Kamu masih sayang, kan, sama dia?"

"Nggak tahu, tapi setiap kali memikirkan dia aku merasa sedih."

"Berarti kamu masih punya perasaan sama dia."

Karin termenung mencerna perkataan Shean. Apa iya aku masih mencintai Arya?

***

Karin tiba di lobby hotel lebih dulu bersama Shean, sementara para lelaki baru datang kemudian. Pagi ini mereka akan melanjutkan perjalanan masing-masing. Karin dan Evan menuju Labuan Bajo, sementara Dewo, Jaya dan Shean menuju Riung.

"Kalian akan mampir ke Mangeruda, kan?" tanya Karin pada Jaya.

"Belum tahu."

"Sebaiknya kalian mampir, kurasa itu bagus untuk mengobati kaki Shean."

Jaya terlihat mengangguk. Tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya pada Karin dan berbisik, "Kalian berdua rukun-rukun, ya, seperti kemarin itu udah bagus," kata Jaya, mengedipkan sebelah matanya.

Karin cuma mencibir lalu meneruskan langkahnya tapi tiba-tiba tangannya ditarik dari belakang.

"Tunggu, Rin! Kamu mau aku kasih tahu satu rahasia?" tanya Jaya, wajahnya terlihat serius.

Karin menatap Jaya curiga. Apa lagi tipu muslihatnya sekarang? Karin sedang malas meladeni keisengan Jaya, sementara ketiga temannya yang lain dilihatnya sudah berjalan menuju jalan raya.

Backpacker In Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang