BASTIAN TITO
PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212
W
W
I
I
R
R
O
O
S
S
A
A
B
B
L
L
E
E
N
N
G
G
PERJANJIAN
DENGAN ROH
Sumber Kitab: Pendekar212
Penyedia Cover: kelapalima
E-Book: kiageng80
WIRO SABLENG
PERJANJIAN DENGAN ROH
1
ALAM kegelapan dan dinginnya udara malam, Djaka
Tua tambatkan kudanya di batang pohon kelapa.
Debur ombak serta deru tiupan angin laut selatan
terdengar sambung-menyambung tak berkeputusan. Lelaki
berusia lebih setengah abad ini memandang dulu ke arah
laut luas sebelum melangkah menuju gundukan batu
membentuk bukit terjal setinggi sepuluh tombak dan
panjang hampir tigaratus kaki di samping kirinya. Walau
sebelumnya cuma satu kali datang ke tempat itu namun
Djaka Tua masih ingat jalan yang harus diambil. Di malam
gelap tidak mudah menyusuri lamping bukit batu terjal
serta licin terkikis angin mengandung garam. Sesekali dia
dikejutkan oleh suara kepak sayap kelelawar yang terbang
rendah.
Djaka Tua adalah pembantu di rumah seorang pejabat
tinggi yang diam di pinggiran Kotaraja. Nama sebenarnya
Akik Sukro namun karena sampai usia limapuluh tahun
lebih dia belum beristri, teman-teman memanggilnya Djaka
Tua. Tidak kawinnya Akik Sukro mungkin karena cacat yang
dideritanya sejak kecil yaitu dia memiliki sebuah punuk di
belakang leher sehingga tidak ada perempuan yang suka
padanya walau sehari-hari dia adalah seorang lelaki baik
budi pekerti dan tutur bicaranya.
Langkah Djaka Tua terhenti ketika hidungnya mencium
bau kemenyan. Ada rasa merinding namun juga rasa lega
karena bau kemenyan itu menandakan tanda orang yang