05

30.5K 1.5K 29
                                    

"Itu Ray!" tunjuk Kevin saat ia tengah makan bersama Kay, May dan juga Akmal.

"Itu Azka," tunjuk Kay dengan dagunya.

"Buset, kayak anak SD main kejar-kejaran," ucap May membuat teman-temannya tertawa.

Ray masuk ke toilet kemudian membasuh wajahnya. Matanya terlihat memerah menahan tangis, jantungnya berdegup kencang. Bahkan Faris sekali pun, tak pernah membentaknya.

Ray menghela napas, kembali membasuh wajahnya. Wajahnya mulai terlihat pucat hingga setetes air bening kembali jatuh membasahi pipinya. Dua tangannya memegang wastafel, wajahnya menunduk menatap sepatu hitam yang ia kenakan.

"Alif... aku kangen..." lirih Ray tak dapat menahan bibirnya untuk tidak mengucapkan kalimat itu.

Ray tersadar, seseorang berdiri di ambang pintu toilet menatap pantulan wajahnya di cermin. Ray segera pergi melewati Azka yang baru saja hendak mengucapkan sesuatu.

Ray kembali kekelas mengambil tasnya. Azka hanya bisa terdiam saat Ray kembali melewatinya.

"Ray, mau kemana lo?" tanya Kay saat ia tengah berjalan bersama May, Akmal dan Kevin.

"Pulang," singkat Ray melanjutkan langkahnya hingga membuat teman-temannya kebingungan.

"Kenapa?" tanya Akmal pada Azka yang menghampiri mereka.

Azka menatap Kay dan May, sangat jelas terlihat kalau dua gadis itu seolah tak menyukainya.

"Teman lo, bentak-bentak calon ibu dari anak-anak gue," celoteh Fahri yang kebetulan mendengar obrolan mereka.

"Dih!" cibir May membuat Fahri cengengesan.

"Maksud lo?" tanya Kay menarik kerah baju Azka sempat membuat Akmal dan Kevin terkejut.

"Teman lo yang terus-terusan ganggu gue!" bela Azka menepis tangan Kay.

"Kepedean," cibir May mengibaskan rambutnya.

"Tapi itu nggak bisa lo jadiin alasan buat bentak-bentak Ray!" ucap Kay mengepalkan tangannya.

"Oke gue minta maaf!" singkat Azka berniat pergi namun Akmal dan Kevin menahannya.

"Kenapa bro?" tanya Akmal menepuk bahu Azka.

"Heh Azka es batu!" tegur May mengangkat telunjuknya. Akmal dan Kevin tertawa kecil mendengar ucapan gadis itu. Sebab mereka juga tahu kalau Azka memang memiliki sikap yang dingin.

"Lo tau kenapa kita mutusin buat pindah kesini?" tanya May berkacak pinggang.

Azka tersenyum sinis. "Setau gue, karena tuntutan orang tua kalian, kan? Orang kaya kan, bebas." Balas Azka dengan senyum sinis membuat Kay naik pitam.

"Jaga mulut lo!" marah Kay hendak mengangkat tangan namun dicegah oleh Akmal.

"Salah!" tegas May dengan ekspresi serius. "Elo nggak tau kejadian apa aja yang udah kita lewatin!" ucap May membuat Kay menatap temannya itu.

"Di sekolah lama---"

"Tutup mulut lo, ini bukan sekolah lo yang lama." Potong Azka dengan ekspresi datar.

Cold Boy VS Bad Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang