03

36K 2K 22
                                    

"Guys!" cegah Ray saat Kay dan May hendak masuk ke mobil.

"Kenapa?" tanya May bingung.

"Gue yang nyetir!" Ray langsung duduk dikursi kemudi. May pun segera memasang sabuk pengaman begitu pun Kay karena mereka tahu kalau Ray mengemudi maka akan...

"Ray!!! Gue belum kawin!" teriak May heboh saat Ray tancap gas meninggalkan sekolah.

"Santai! Santai!!!" teriak Kay namun Ray tak memperdulikan itu. Niatnya adalah mengetahui kemana seseorang dengan motornya pulang.

Ray mengerem. "Itu rumahnya..." guman Ray lalu turun bersegera turun dari mobil.

"Kemana lo!?" tanya Kay mengusap keringatnya padahal AC mobil menyala.

"Kalian pulang duluan, gue ada urusan. Sana! Husss!" usir Ray setelah turun dari mobil.

Ray melangkah menuju pagar rumah yang Kay dan May sendiri tak tahu maksud gadis itu. Mereka memutuskan pergi setelah Kay duduk dikursi kemudi.

"Azka!"

Pemuda yang baru saja turun dari motornya itu menoleh. Ekspresinya langsung berubah. Ia melangkah cepat menghampiri Ray yang tersenyum lebar padanya.

"Ngapain lo?!" tanya Azka membuka pagar.

"Gue mau tau kehidupan, Azka si jenius!" ucap Ray diakhiri kalimat dramatisnya.

"Pergi!" usir Azka dengan kesalnya.

"Wah! Ternyata didepan rumah Azka si jenius juga ada pohon!" ucap Ray setelah melangkah memasuki kawasan rumah Azka.

"Lo!" bentak Azka menyusul Ray yang berjalan-jalan dihalaman rumahnya.

"Ternyata juga ada sapu lidi!" kaget Ray mengangkat sapu lidi hingga membuat Azka kesal sekaligus malu.

"Lo ngapain sih?" Azka mengambil sapu tersebut secara paksa lalu melemparnya hingga membuat Ray terkejut.

"Pergi!" Azka menarik kasar tangan Ray menuju pagar rumahnya.

"Jangan ganggu gue!" tegas Azka membuat Ray sempat terkejut atas bentakan pemuda itu.

"Azka, ada temannya ya?"

Ray menoleh ke ambang pintu, terdapat wanita berhijab yang ia yakini sebagai ibu dari Azka.

"Tante!" sapa Ray melambaikan tangan.

Dalila, ibu dari Azka tersenyum canggung pada gadis berseragam sekolah sama seperti anaknya. Lebih mengherankannya lagi, ini adalah kali pertama puteranya membawa seorang gadis kerumah.

"Nyokap lo?" tanya Ray kembali melangkah menghampiri Dalila kemudian mencium punggung tangan wanita itu.

"Temannya Azka, ya?" tanya Dalila tersenyum pada Ray.

"Bukan!" potong Azka mendekati ibunya lalu mencium punggung tangannya seperti yang Ray lakukan.

"Pacarnya!" ucap Ray semakin membuat Dalila terkejut sedangkan Azka sudah tak dapat berkata apa-apa lagi.

"Enggak, Tan. Bercanda," kekeh Ray dengan cengirannya.

Dalila terkekeh lalu mempersilahkan Ray masuk. Hal itu tentu saja bertentangan dengan Azka yang ingin mengusir gadis itu.

"Jadi, siapa nama kamu?" tanya Dalila setelah mereka duduk di sofa ruang tamu.

"Raysa," ucap Ray dengan sopan.

"Kamu tinggal didekat sini? Kok baru pertama kali tante liat kamu," tanya Dalila lagi.

"Ray baru pindah, Tan. Dari Jakarta, terus juga baru hari ini masuk sekolah 45 Samudera," jelas Ray membuat Dalila mengerti.

Cold Boy VS Bad Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang