Chapter One

5.3K 538 34
                                    

Chapter One

The Truth Untold

This story is dedicated to Bangtan Seonyeondan.

Taekook;  Vkook

Yoonmin;  Namjin;  Hoseok

Kaisooexo.

.
.
.
.
.

Seoul,  2019

Seperti biasa,  Kim Taehyung lebih memilih berkutat dan memekakkan telinganya pada suara hingar bingar ini;  mengacuhkan segala atensi dan duduk di antara manusia-manusia gila lainnya yang lebih memilih berlagak bodoh atas apa yang sedang terjadi.  Ya,  klub malam sebagai tempat pemuas hasrat atas suka sama suka;  menduduki diri dalam pikiran liar entah kemana. 

"Bangsat,  Aku muak melihat gadis-gadis disini.  Terlalu lemah, tidak sebanding dengan hasratku. Terlalu murahan untuk dijamah, bosan." keluhan itu semakin melantang sesaat musik yang semakin memekakkan. Taehyung tak peduli,  baginya hidup adalah kebebasan dan memuaskan libido. Mulutnya masih saja menenggaki cocktail di gelas bertangkainya;  mendecih ketika mata beralih pada beberapa pelacur yang sedang menenggak sperma dari lelaki tua diujung sudut.

Yang lebih tua terkekeh, menyibak rambut kemelamnya menuju dahi. Suara baritonnya tenggelam bersama dengan detak tak beratur dari suara musik yang dimainkan. "Bodoh,  kalau yang kau cari pelacur tentu murah,  servis seadanya dan amatir. Jangan sok miskin Tae, uangmu banyak." setelah itu menyesap rokok yang masih terapit disela jari;  menghembusnya asal.

"Malas, tetap bentukkan mereka sama. Payudara,  vagina, dan bekas. Mereka terlalu lemah untuk mengimbangi khayalanku. Terlalu pasrah, memuakkan."

"Kau saja yang gila,  hiperseks gila. Kau kira ada manusia bodoh yang mau Kau siksa walau hanya semalam."

Matanya mendelik tak terima;  sedangkan Min Yoongi hanya terkekeh malas menanggapi. Ia sudah biasa dengan tingkah tak beretika Kim Taehyung;  salah satu anak pemilik perusahaan properti tersohor satu Asia. Hidup bergelimang harta, memiliki sifat radikal, sok penguasa; tipikal orang kaya. Ia terlalu malas menasihati, toh dirinya juga sama bejatnya namun hanya saja kadar yang ia gunakan masih wajar.

"Kalau Kau mau ada yang bisa mengimbangi seks gilamu itu,  jangan cari wanita. Kau kira makhluk lemah seperti itu akan mau Kau siksa, mereka hanya bertugas untuk berdiri di selangkanganmu, "

"Jadi apa maksudmu Hyung,  Kau mau menyuruhku mencari Gigolo?  Lalu bermain batang-batangan. Kau kira Aku Gay. Saran gila."

"Kau yang mengatakan,  bukan Aku. Tapi Kau tidak akan tahu bagaimana sensasi nya sebelum mencoba—"

"— jangan samakan Aku seperti Seokjin,  si penyuka batang.  Entah apa yang ada di dalam otaknya sampai lebih memilih Kim Namjoon itu,  daripada gadis telanjang di hadapannya. Benar-benar menjijikkan;  ia akan rasakan akibatnya jika Aku menceritakan ini pada sih tua bangka itu.  Mati karena syok melihat anak kesayangannya ternyata juga penyuka batang." Sarkatis dan kasar. Yoongi, sebagai sahabat karib Taehyung sekaligus Kim Seokjin selaku kakak Kim Taehyung sejak kecil terlalu mengerti bagaimana menanggapi pemuda di depannya itu.

Bibirnya mengatup, lalu menghisap kuat-kuat ujung rokok di tangan nya. Sebagai akhir dari hisapan yang entah keberapa. "Jadi apa maumu? Beronani lalu berfantasi lantur menghayal nikmat? Dasar bodoh,"

"Berhenti mencaciku Bangsat, Kau yang gila. Seumur-umur kedua mataku belum pernah melihatmu telanjang bersama gadis manapun, jadi jangan sok tahu, Hyung. Hei Kau, bawakan Aku satu gelas lagi!," Tatapannya memicing ketika salah satu dari mereka menyerahkan gelas baru.  Merebut dan menenggaknya rakus, membiarkan beberapa tetes keluar dan mengalir dari mulutnya.

The Truth Untold. [TaeKook]Where stories live. Discover now