Bab 4 : Pelaku (?)

28 5 1
                                    

"Laki-laki yang baik adalah laki -laki yang akan menjaga kerapuhan hati wanita dengan tidak memberikan harapan kosong melainkan kepastian."


Aku menarik napas dengan panjang memikirkan dengan kejadian yang baru saja terjadi. Langit mulai menggelap dan lampu - lampu jalan mulai memancarkan cahayanya. Aku duduk di batas suci masjid sekolah, sembari mengikat sepatuku kuselingi dengan lamunan dengan kejadian yang baru saja terjadi.

Flashback on

"Poppy, istigfar..!" Poppy tidak mau mendengarkan perkataanku.

"Astagfirulloh, ada apa ini?" salah satu penjaga sekolah yang biasa bertugas di Gedung B langsung menghampiriku, tanpa menghiraukan ia harus membanting alat kebersihan yang sedang ia gunakan. Kuceritakan selengkapnya mengenai kronologis yang terjadi tanpa melewatkan sedikitpun. Suara geraman Poppy menarik perhatian beberapa siswi. Kupinta salah satu dari mereka untuk memanggil Pak Mulyadi- guru mata pelajaran pendidikan agama islama atau yang biasa di singkat PAI.

"Kia, ada apa?" suaranya semakin mendekat ketika ia mengucapkan kata terakhirnya pada ucapannya. Dia ikut memegang kaki Poppy yang terus - terus meronta - ronta

"Aku juga nggak tahu. Tiba - tiba Poppy begini." Aku mencium aroma parfum khas Pak Mulyadi, walaupun jarak tempatku memegang Poppy tidak begitu dekat. Kehadiran beliau membuat kami mulai merasa lega. Beliau berjongkok tepat di samping kepala Poppy, tanpa basa - basi beliau langsung memegang jidat Poppy dengan tangan kanannya.

"Rika, Bisa ambilkan tandu di bawah tangga? Nanti bapak dengan Pak Toni yang mengangkatnya." Beliau melepaskan tangannya dari atas jidat Poppy. Lalu, beliau berdiri dari jongkoknya. Dan berbisik pada salah satu siswi yang sedang membisu menyaksikan kami yang sedang kesulitan menahan tenaga dari seorang atlet taekwondo. Entah apa yang dibisikkan beliau hingga siswi itu menghentikan aktivitas menonton kami dan pergi menembus kerumunan. Rika bersama dua siswa yang kuketahui mereka berdua bagian dari ekskul Palang Merah Remaja. Aku dan yang lainnya membantu untuk menaikkan tubuh Poppy ke atas tandu, aku menopang tubuh bagian bawahnya sedangkan yang lain menopang bagian lain sembari menahan gerakannya.

Hanya hitungan kedipan mata gerakan Poppy melambat memudahkan kami untuk membawahnya ke UKS. Dua orang siswa yang tadi bersama Rika mengangkat Poppy dengan tandu sedangkan aku, Pak Mulyadi dan Rika mendampingi dari setiap sisi tandu. Penjaga sekolah kami tidak ikut, beliau melakukan pembubaran kerumunan yang telah menjadi penonton atas aksi kesurupan Poppy. Ruang UKS tidak jauh dari lab AP, kami hanya perlu berjalan sekitar 15 meter. Pak Mulyadi langsung menutup pintu Ruang UKS agar siswa - siswa tidak menonton aksi kewalahan kami ini.

Aku baru menyadari kehadiran siswi yang tadi meninggalkan kami setelah mendengarkan bisikan Pak Mulyadi, dia berada di dekat dengan lemari sembari membawa tas dengan model backpack berwarna hitam. Dia langsung menyambut kami semua dan menyerahkan tas yang dipegangnya kepada pak Mulyadi. Pak Mulyadi dengan cepat mengeluarkan isi dari tas yang ia pegang. Kupikir sebuah Al - Quran yang hendak ia keluarkan dari tasnya, namun pikiranku terkecoh karena yang dikeluarkan oleh beliau hanyalah sebungkus roti dan air putih.

Sesaat aku memikirkan hubungan sebungkus roti, air dan Poppy yang terus meronta - ronta. Tindakan Pak Mulyadi yang menjadi kunci tanda tanya kebingunganku. Beliau membuka bungkus roti dan tanpa komando dari seorang jenderal, beliau memasukkan roti tersebut ke mulut Poppy. Semua orang yang disekitar Poppy termasuk diriku terdiam sesaat dengan tindakan Pak Mulyadi. Perlahan roti yang berada di mulut Poppy dikunyah olehnya hingga habis. Kedua mata Poppy terbuka dan menatap disekitarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 08, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Persinggahan Hati Where stories live. Discover now